Ekonomi sirkular merupakan sebuah konsep ekonomi yang mengimplementasikan tujuan pembangunan berkelanjutan yang terkait dengan tingkat konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Konsep ekonomi ini memberikan sebuah solusi dari permasalahan sampah yang diproduksi oleh masyarakat, dengan tujuan membuat produk baru dari sumber daya sampah yang bermanfaat dan bernilai ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi permasalahan tata kelola sampah dalam kontribusinya terhadap perekonomian daerah dan lingkungan hidup. Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode kualitatif dinamika sistem (system dynamics) pendekatan Causal Loop Diagram. Teknik analisa data dengan menggunakan metode triangulasi yaitu wawancara mendalam dengan key informan, observasi partisipatif dan dokumentasi. Masih perlunya waktu secara bertahap (delay time) dalam mengimplementasikan konsep ekonomi sirkular berbasis masyarakat di kota Bengkayang terutama terkait dengan change behavior. Perlu adanya tindakan kolaboratif antar stakeholder seperti masyarakat umum, pemerintah daerah, pengusaha dan aktifis lingkungan hidup dalam mengimplementasikan sistem ekonomi sirkular. Program yang dapat dilakukan adalah dengan membentuk bank sampah pada setiap desa dan bank sampah induk dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menerapkan konsep 3R ( reduce-reuse-recycle ) untuk setiap rumah tangga serta pendampingan dan pelatihan mengenai tata kelola sampah yang bertanggung jawab di setiap desa, sekolah dasar hingga SMA/SMK. Pentingnya keterlibatan para stakeholder dalam membentuk partisipasi masyarakat untuk menerapkan sistem ekonomi sirkular hingga masyarakat mampu secara mandiri.
Artikel ini bertujuan untuk mendefinisikan konsep Green Economy dalam mengimplementasikan ke arah pencapaian pertumbuhan ekonomi hijau (green growth) dan Sustainable Development Goals (SDGs) dengan memperhatikan tiga aspek yaitu aspek politik, aspek sosial dan aspek ekonomi dalam mengambil sebuah kebijakan. Ulasannya berupa definisi, strategi kebijakan Green Economy, indikator pengukuran Green Economy dan implementasi green economy negara Thailand dan Ethopia yang dapat digunakan sebagai acuan dalam mengimplementasikan green economy. Sedangkan untuk negara Indonesia indikator green economy diukur dengan variabel PDB hijau dengan menambahkan biaya kerusakan lingkungan yaitu tingkat deplesi dan degradasi lingkungan.
Tujuan dari aktivitas pengabdian masyarakat ini adalah untuk merubah, melatih dan mengembangkan pola pikir siswa/i SMA Negeri 1 Bengkayang mengenai sumber daya produksi berupa sampah organik yang selama ini hanya dibuang dan dibiarkan begitu saja. Sampah organik tersebut dapat dikelola dan diolah menjadi produk bernilai ekonomi yaitu pupuk cair organik. Aktivitas kegiatan menggunakan project based learning methods yang meliputi ceramah dan diskusi kelompok mengenai circular economy dan dampak negatif dan manfaat dari sampah organik (sisa makanan, limbah buah dan limbah sayur) rumah tangga, serta pelatihan membuat pupuk cair dari limbah organik dengan media tong komposter dan juga pelatihan sederhana mengenai desain produk ( pengemasan dan branding) hingga proses pemasaran. Hasil dari program pengabdian masyarakat ini adalah kesadaran siswa/ i mengenai pentingnya mengelola sampah dengan benar dengan memanfaatkannya menjadi produk bernilai ekonomi dan produk yang dihasilkan yang siap untuk dipasarkan di masyarakat.
This study is aiming to develop the youth ecopreneurship intention. We evaluate how to process plastic waste into a valuable product as well as maintaining a sustainable environment. This is qualitative type research utilizing participatory and project-based learning methods. This method was chosen so we can objectively explain the feasibility of the use of plastics waste into productive goods. Data is collected using a participatory observation method, in-depth interviews, and documentation techniques. The object of this research is the youth in the border area, especially in Bengkayang. The finding indicated that intention and internal motivation in the youth entrepreneurship for converting plastics waste into valuable products are very positive. It is due to a relatively easy and inexpensive manufacturing process. However, there are external factors, that can negatively influence youth entrepreneurs’ drive, therefore we need to have stimulus and encouragement from outsiders (mentors), training and motivation. There was a tendency for youth to get bored with the long due process, and they want to get quick results immediately. This study only focused on the youth ecopreneurship intention in border areas, therefore it could still be biased. Therefore, further research is needed to provide more complex variables and a bigger number of more varied samples.
Konsep mengenai preferensi likuiditas pertama kali dikembangkan oleh John Maynard Keynes dalam memahami dasar daripada pasar uang. Teori ini mengupas mengenai motif pelaku ekonomi dalam memegang uang seperti motif transaksi, motif berjaga-jaga dan motif spekulasi. Motif transaksi menjelaskan mengenai bagaimana perilaku pelaku ekonomi dalam kegiatan rutin harian untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan faktor yang mempengaruhinya adalah income amount, time gap dan spending habit. Motif berjaga-jaga menjelaskan mengenai perilaku pelaku ekonomi menyimpan beberapa pendapatan untuk keperluan waktu yang akan datang yang sewaktu-waktu diperlukan. Yang dipengaruhi oleh income amount dan personality type. Motif terakhir adalah motif spekulasi lebih ke manfaat dan keuntungan dalam menyimpan uang, motif ini sangat dipengaruhi oleh tingkat suku bunga biasanya diimplementasikan dalam bentuk obligasi, saham dan bentuk investasi jangka menengah dan panjang. Juga dikupas mengenai kondisi jaringan telekomunikasi pra dan pasca krisis moneter 1998 yang dapat mempengaruhi perekonomian hingga sekarang pembahasan tersebut mengupas perubahan jaringan dari tahun 1998 hingga tahun 2020 seperti : 1). Keterlibatan sistem informasi dalam dunia industri, 2). Infrastruktur jaringan pasca krisis moneter 1998 dan, 3). Pemanfaatan teknologi sebelum dan sesudah krisis moneter 1998. Buku ini lebih mengupas mengenai teori preferensi likuiditas dalam bentuk permintaan uang dengan melihat dan menganalisa kondisi perekonomian sebelum dan sesudah krisis moneter tahun 1998 dengan variabel ukurannya adalah pendapatan nasional riil, dan tingkat suku bunga dalam negeri, serta memaparkan pula hasil analisis kondisi permintaan uang sebelum dan sesudah krisis moneter. Masih banyak kekurangan dalam penulisan buku ini maka kedepan akan terus dikaji lebih mendalam dan luas.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.