Insisi merupakan hal yang sering dilakukan pada praktik kedokteran gigi. Penanganan standar untuk luka insisi adalah suturing. Suturing dapat menyatukan jaringan yang terluka dengan baik namun dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada beberapa pasien. Salah satu metode alternatif suturing adalah lem jaringan. Bahan yang umum digunakan untuk lem jaringan adalah 2 octyl-cyanoacrylate. Penggunaan bahan ini cukup nyaman tetapi berisiko menimbulkan inflamasi seperti pada suturing. Lem jaringan wound healing sheet (WHS) yang berbahan dasar ekstrak Aloe vera dan albumin telur ayam kampung diharapkan mampu menjadi metode alternatif untuk penyembuhan luka insisi pada gingiva. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas WHS dalam menyembuhkan luka insisi gingiva. Metode: Sebanyak 24 ekor tikus jantan (Rattus norvegicus galur Wistar) dengan gingiva yang telah diinsisi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu K1 (kontrol negatif tanpa perlakuan), K2 (kontrol positif perlakuan suturing), K3 (WHS konsentrasi 50%), dan K4 (WHS konsentrasi 100%). Perlakuan dilakukan selama tujuh hari. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan One Way ANOVA dan dilanjutkan dengan Post Hoc LSD. Hasil: Nilai persentase penyembuhan luka dari yang tertinggi ke yang terendah berturut-turut adalah K4, K3, K1, dan K2. Nilai jumlah fibroblas dari yang tertinggi ke yang terendah berturut-turut adalah K4, K3, K2, dan K1. Hasil p-value (p < 0,05) menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antarkelompok sampel pada kedua data tersebut. Simpulan: Wound healing sheet ekstrak daun Aloe vera dan albumin telur ayam kampung efektif untuk penyembuhan luka insisi gingiva.Kata kunci: Wound healing; Aloe vera; lem jaringan; albumin; putih telur Wound healing sheet with Aloe vera extract and free-range chicken egg albumin (Gallus domesticus) for healing of gingival incisions
Introduction: Incision wounds are injuries caused by dental surgery procedures. Suturing is the gold standard for post-incision management, but it can cause patient discomfort. Tissue glue can be used for wound healing, but its carcinogenicity still needs to be investigated. A Wound Healing Sheet (WHS) made of Aloe vera extract and free-range chicken egg albumin is expected to be an alternative material. Angiogenesis is a highly observable part of wound healing, as newly formed blood vessels support nutrition, act as a scaffold for cells to migrate to the wound area, and play an essential role in wound healing. This study aimed to analyze the effect of WHS made from Aloe vera extract and free-range chicken egg albumin (Gallus domesticus) on the number of vascular that show the acceleration of healing in gingival incision wounds. Methods: Quasi experimental study with a total sample of 24 male rats (Rattus norvegicus Wistar strain) with gingival incision were divided into four groups, namely T1 (50% WHS treated group), T2 (100% WHS treated group, S (suturing treated group as positive control), and NC (negative control, without treatment). The treatment was performed throughout seven days. The data obtained were analyzed statistically using One-way ANOVA and Post Hoc LSD. Results: The highest vascular count was in the T2 Group (8+1.63); followed by T1 (7+1.60); S (7+ 1.49); and NC (4+1.41). Statistical analysis showed that there was a significant difference between groups S, T1, T2 with NC (p-value < 0.05); interestingly, there was no significant difference between S, T1, T2 (p-value > 0.05). Conclusion: Wound Healing Sheet made of Aloe vera extract and free-range chicken egg albumin (Gallus domesticus) can accelerate the angiogenesis process on gingival incision wound in rats.Keywords: wound healing, aloe vera, gallus domesticus, egg white, angiogenesis
Permasalahan gigi banyak disebabkan oleh biofilm bakteri di dalam rongga mulut. Salah satu bakteri penyusun biofilm yaitu Staphylococcus aureus merupakan jenis bakteri Gram positif yang bersifat patogen oportunistik serta memiliki mekanisme pembentukan biofilm yang kompleks. Kulit bawang merah mengandung senyawa fitokimia seperti flavonoid, saponin, fenol, tanin, alkaloid, dan steroid yang dilaporkan bersifat antibiofilm sehingga berpotensi sebagai alternatif obat kumur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas antibiofilm ekstrak etanol kulit bawang merah (EKBM) konsentrasi 6,25, 12,5, 25, 50, dan 100% dalam menghambat pembentukan biofilm S. aureus. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris in vitro dengan rancangan penelitian posttest-only control group design. Jumlah sampel ditentukan berdasarkan berdasarkan jumlah repetisi yang acceptable dan lazim dilakukan pada eksperimen berbasis sel termasuk untuk pengujian antibiofilm, yaitu minimal 3 ulangan per kelompok. Sampel penelitian ini berjumlah 10 di setiap kelompok. Ekstrak dibuat menggunakan metode maserasi etanol 96% dengan perendaman selama 15 hari. Kontrol positif penelitian Chlorhexidine gluconate (CHG) 0,2% dan kontrol negatif dimethyl sufoxide (DMSO) 1%. Penghambatan pembentukan biofilm diukur menggunakan Microtiter Plate Assay (MPA) dengan panjang gelombang 595 nm. Data dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis dan uji post hoc Mann-Whitney. Hasil: Persentase penghambatan biofilmtertinggi pada EKBM 25% (92,86+1,45%), hasil ini masih lebih rendah daripada kelompok kontrol positif (94,74+0,56%) secara bermakna dengan nilai p=0,002 (p<0,05). Tidak terdapat perbedaan pengaruh yang bermakna dengan nilai p=0,850 (p>0,05) antara persentase penghambatan pembentukan biofilm oleh EKBM 12,5% (92,74+0,98%) dengan EKBM 25%. Simpulan: Penghambatan pembentukan biofilm oleh EKBM terhadap biofilm S. aureus paling efektif pada konsentrasi 12,5%. Kata kunciallium cepa L., biofilm, kulit bawang merah, Staphylococcus aureus. Anti-biofilm activity of shallot peel ethanol extract (Allium cepa L.) in inhibiting the biofilm formation of Staphylococcus aureus ATCC 25923: experimental laboratory study
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.