Abstrak
Tidur merupakan aktivitas yang penting bagi tubuh. Aktivitas tidur membantu tubuh untuk menyembuhkan sel-sel yang rusak dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Tetapi banyak dari kita yang tidak mendapatkan kualitas tidur yang baik untuk menerima manfaat tersebut. Demi meningkatkan kualitas tidur, sebagian besar masyarakat percaya bahwa penggunaan aromaterapi dapat membuat tubuh lebih rileks dan membantu penggunanya tidur lebih lelap. Paper ini melakukan studi mengenai ada tidaknya pengaruh aromaterapi terhadap kualitas tidur dengan memanfaatkan sinyal biopotensial pada otak, yaitu electroencephalogram (Sinyal EEG). Sinyal EEG didapatkan dari proses akuisisi menggunakan Mitsar-EEG-202 dan Software WinEEG. Selanjutnya, sinyal EEG akan dibaca secara visual berdasarkan bentuk, frekuensi, amplitudo, dan lokasi. Proses pembacaan sinyal akan menghasilkan nilai latensi tidur, durasi fase tidur (NREM dan REM), dan WASO. Data-data tersebut akan diuji secara manual (menghitung efisiensi tidur) per individu dan statistik (uji kesamaan dua rata-rata dan uji kesamaan dua varians). Hasil analisis secara statistik menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan antara subjek yang diberi stimulus aromaterapi terhadap subjek tanpa stimulus. Sedangkan pada analisis per individu, kualitas tidur dengan stimulus aromaterapi lebih baik dibandingkan tanpa stimulus pada beberapa subjek. Jika dihitung secara rata-rata, stimulus aromaterapi lavender dan kayu cendana dapat menaikkan efisiensi tidur, namun tidak signifikan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.