Pendahuluan: Pelayanan Farmasi menjadi salah satu pelayanan penunjang medik terapeutik yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan rumah sakit secara keseluruhan. Peran Instalasi Farmasi yang cukup besar sebagai sumber dana rumah sakit, diperlukan untuk melihat kepuasan pasien terhadap pelayanan Instalasi Farmasi rumah sakit. Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi RSUD Datu Beru Takengon. Metode: Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan desain kuantitatif. Tingkat kepuasan diukur dengan lima dimensi kualitas jasa pelayanan, dianalisis dengan rumus mean dan persentase. Hasil: Tingkat kepuasan pasien rawat jalan terhadap pelayanan kefarmasian menunjukkan kategori puas dengan persentase dimensi tangible adalah 66,3%, dimensi reliability 91,8%, dimensi responsiveness 55,1%, dimensi assurance 64,3%, dimensi empathy 53,1%. Kesimpulan: Tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Instalasi RSUD datu Beru Katengon masuk dalam kategori puas.
ABSTRAKLanjut usia (lansia) adalah tahap akhir dalam kehidupan manusia yang pada umumnya dimulai pada usia 60 tahun. Fase lansia ditandai dengan penurunan fungsi tubuh sehingga rentan terhadap penyakit. Salah satu penyakit yang sering dialami lansia adalah konstipasi. Konstipasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kurangnya aktivitas fi sik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan aktivitas fi sik dengan kejadian konstipasi pada lansia. Populasi sasaran adalah lansia di Kota Madiun. Subjek penelitian diambil menggunakan teknik cluster random sampling dan simple random sampling dengan besar sampel 68 orang lansia yang dinilai aktivitas fi siknya selama satu minggu menggunakan kuesioner Physical Activity Scale for Elderly dan ditentukan kejadian konstipasinya melalui kuesioner Constipation Scoring System. Analisis statistik dilakukan dengan uji Korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (73,5%) responden memiliki aktivitas fi sik yang rendah dan sebanyak 66,2% dari total responden mengalami konstipasi. Terdapat hubungan yang kuat dan bersifat positif antara aktivitas fi sik dengan kejadian konstipasi pada lansia (p = 0,000, r = 0,557). Kesimpulan penelitian ini adalah lansia di Kota Madiun yang cukup melakukan aktivitas fi sik cenderung tidak terkena konstipasi.
Kata kunci: aktivitas fi sik, konstipasi, lansia
ABSTRACT
Elderly is the fi nal stage in human life which usually begins at age 60 years. Elderly phase characterized by decreased
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.