Latar Belakang: Di Indonesia, upaya penanganan infeksi HIV menerapkan pendekatan fast track 90-90-90, dengan satu indikatornya yaitu pemberian ARV pada penderita HIV. ARV lini pertama yang digunakan di Indonesia saat ini yaitu tenofovir, lamivudine/emtricitabine, dan efavirenz dalam bentuk kombinasi dosis tetap (KDT). Namun, penggunaan ARV dapat menimbulkan efek samping dari reaksi ringan hingga berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek samping yang ditimbulkan ARV pada penderita HIV/AIDS di Poliklinik VCT di Kota Mataram tahun 2019. Metode: Penelitian ini merupakan studi deskriptif kuantitatif yang di lakukan di Poliklinik VCT di Kota Mataram. Subjek penelitian adalah pasien HIV di Poliklinik VCT di Kota Mataram yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data berupa data sekunder yang bersumber dari rekam medik pasien. Hasil: Subjek penelitian berjumlah 27 orang. Efek samping terjadi pada 8 orang (29,6%). Kejadian efek samping terjadi pada 7 orang yang menggunakan atripla dengan kejadian paling banyak adalah lemas, pusing, muntah, SGOT dan SGPT meningkat. Sedangkan 1 orang pengguna duviral/neviral mengeluhkan mual, muntah, dan gatal. Efek samping yang muncul 100% derajat 1 dari toksisitas obat. Kesimpulan: Efek samping yang paling sering muncul yaitu muntah, lemas, pusing, SGOT dan SGPT meningkat Semua kejadian efek samping merupakan reaksi ringan (derajat 1) sehingga pemberian terapi tetap dilanjutkan dan tidak diperlukan pertimbangan pergantian terapi. Kata kunci : Infeksi HIV, ARV, Atripla, duviral/neviral, efek samping, derajat 1
Alat Pelindung Diri dengan menggunakan masker adalah suatu hal yang sangat penting bagi tenaga kesehatan dan juga masyarakat umum. Masker adalah alat pelindung diri yang harus digunakan. Tujuan: meningkatkan pengetahuan dampak penggunaan masker sebagai alat pelindung diri dan cara mencegah dampak yang ditimbulkan. Metode: penyuluhan kepada tenaga kesehatan di poli rawat jalan di Rumah Sakit Universitas Mataram. Hasil: 15 dari 20 peserta mengalami Maskne selama masa Pandemi, 20 peserta tidak mengetahui masker mampu menyebabkan akne, 18 tidak mengetahui definisi Maskne, 20 peserta tidak mengetahui cara mengobati dan mencegahnya. Setalah dilakukan penyuluhan dan edukasi 18 peserta mampu menjawab quisioner dengan benar terkait dengan Maskne, yaitu definisi Maskne, tanda dan gejala, cara mencegah dan mengobati Maskne. Kesimpulan: Kurangnya pengetahuan tenaga kesehatan sendiri terkait dampak penggunaan masker : “Maskne” menjadi masalah dalam usaha tenaga kesehatan dalam menjaga kesehatan masyarakat, sehingga perlu diberikan edukasi cara mencegah Maskne dan bila penanganan Maskne.
Latar belakang: Teknologi informasi dan komunikasi di dunia berkembang semakin pesat. Salah satu bentuk teknologi informasi dan komunikasi yang banyak beredar di masyarakat saat ini adalah gadget. Di Indonesia, penggunaan gadget sudah menjadi tren bagi kalangan pelajar yang berusia kurang dari 15 tahun sebesar 27,9%. Tren penggunaan gadget pada usia tersebut dikhawatirkan menyebabkan kecanduan gadget dan berdampak buruk bagi kesehatan, salah satunya menyebabkan kualitas tidur terganggu. Tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat kecanduan gadget dengan kualitas tidur pada siswa khususnya di SDN 7 Mataram dan SDN 1 Gunungsari. Sehingga dapat menambah pengetahuan mengenai hubungan tingkat kecanduan gadget terhadap kualitas tidur. Metode: Metode penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional pada siswa kelas IV dan V dari SDN 7 Mataram dan SDN 1 Gunungsari yang pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan sampel diminta untuk mengisi kuesioner penilaian tingkat kecanduan gadget (SAS-SV) dan kualitas tidur (PSQI). Hasil: dari 104 responden, sebagian besar tingkat kecanduan gadget responden termasuk dalam kategori risiko rendah 78(75,0%) dan mengalami kualitas tidur baik 76(73,1%). Analisis data menggunakan uji korelasi gamma didapatkan (p) = 0,205 dan (r) = 0,293. Simpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kecanduan gadget dengan kualitas tidur.
Latar Belakang: Morbus Hansen adalah penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae yang dapat menular melalui kontak langsung dan mukosa saluran pernapasan atas. Angka kejadian MH sudah menunjukkan penurunan namun masih tergolong tinggi. Jumlah kasus baru MH di dunia pada tahun 2015 adalah sekitar 210.758 kasus. Saat ini Indonesia berada di nomor tiga di dunia dengan penderita MH terbanyak. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik deskriptif dengan desain penelitian retrospektif. Populasi penelitian adalah pasien rawat jalan di Poliklinik Kulit dan Kelamin di RSUD Provinsi NTB pada periode tahun 2016 - 2018. Variabel yang digunakan antara lain, jenis kelamin, usia, alamat, jenis komplikasi, dan komplikasi. Analisis data menggunakan uji chi square. Apabila syarat uji chi square tidak terpenuhi, maka digunakan alternative, yaitu uji Fisher’s exact. Hasil: Didapatkan pasien sebanyak 72 orang. Dari Uji Chi Square dan Uji Fisher’s exact didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna, baik antara jenis kelamin dengan komplikasi (p=0,128), jenis kelamin dengan kelompok usia (p=0,146), dan kejadian komplikasi dengan kelompok usia (p=0,056) pada pasien MH yang rawat jalan di Poliklinik Kulit dan Kelamin di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB pada periode tahun 2016 – 2018. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna, baik antara jenis kelamin dengan komplikasi, jenis kelamin dengan kelompok usia, dan kejadian komplikasi dengan kelompok usia pada pasien MH yang rawat jalan di Poliklinik Kulit dan Kelamin di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB pada periode tahun 2016 – 2018.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.