The study purpose was to analyze the effect of continuous exercise and modification interval exercise on decreasing malondialdehyde (MDA) and blood lactate levels in non-professional Shorinji Kempo athletes. Materials and methods. This study used a quasi-experimental method with a randomized pretest posttest-only group design. Subjects were 16 male adolescents aged 18-20, body mass index (BMI) 20-24 kg/m2, who had normal blood pressure, normal resting heart rate, and no history of chronic disease. The subjects were randomly divided into two groups: CEG (n = 8, continuous exercise group) and MIEG (n = 8, modification interval exercise group). Continuous and modification interval exercises were carried out in 30 minutes/exercise sessions, with an intensity of 75% HRmax and 75% RM, as often as 3 times/week, for one week. Measurements of resting heart rate, blood lactate and MDA levels were performed 30 minutes pre-exercise and 10 minutes post-exercise. The data analysis technique used the Paired Sample T-Test and the independent T-test with SPSS software version 21. Results. The results showed significant differences in resting heart rate, blood lactate and MDA levels pre-exercise vs. post-exercise on CEG and MIEG (p ≤ 0.05). A difference was also observed in Delta (Δ) heart rate pre-exercise vs. post-exercise on CEG (–3.88 ± 3.36 bpm) and MIEG (–15.25 ± 3.45 bpm) (p ≤ 0.001), but no differences were observed in the Delta (Δ) blood lactate and MDA levels in both groups. Conclusion. Based on the study results, it was shown that continuous exercise and modification interval exercise increase blood lactate and MDA levels shortly after intervention but both exercises could reduce acute stress, which was indicated by a decrease in resting heart rate.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh latihan interval dan continuous intensitas sedang terhadap tekanan darah, heart rate, dan saturasi oksigen pada laki-laki remaja yang sehat. Sebanyak 14 remaja laki-laki usia 21-25 tahun, indeks massa tubuh (IMT) 18.5 – 22.9 kg/m2, tidak memiliki riwayat penyakit kronis terlibat dengan sukarela dalam penelitian. Secara random subjek dibagi menjadi dua kelompok, yaitu MIIE (n = 7, moderate-intensity interval exercise), MICE (n = 7, moderate-intensity continuous exercise). Interval exercise dimulai dengan pemanasan, yaitu berlari di atas treadmill pada intensitas 50%-55% HRmax selama 5 menit, lalu di tambah 2 menit pada intensitas 65%-70% HRmax. Selanjutnya berlari di atas treadmill menggunakan metode interval dengan intensitas 65%-70% HRmax sebanyak 4 set, dengan kerja 4 menit intensitas 65%-70% dan diselingi 3 menit pemulihan aktif pada 50%-55% HRmax antara setiap interval dan diakhiri dengan pendinginan selama 5 menit pada intensitas 50%-55% HRmax. Continuous exercise dilakukan dengan berlari di atas treadmill dengan rincian latihan, yaitu pemanasan selama 5 menit menggunakan treadmill, dengan intensitas 50%-55% HRmax dan dilanjutkan berlari secara terus-menerus di atas treadmill dengan intensitas 65%-70% selama 30 menit. Latihan diakhiri dengan pendinginan selama 5 menit dengan intensitas 50%-55% HRmax. Teknik analisis data menggunakan uji beda Mann-Whitney Test dengan software SPSS versi 21. Hasil yang didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan tekanan darah, heart rate, dan saturasi oksigen antara pre-exercise, post-exercise, dan pasca 1 jam latihan pada MIIE dan MICE (p > 0.05). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa moderate-intensity interval exercise maupun moderate-intensity continuous exercise tidak memiliki pengaruh yang bermakna pada tekanan darah, heart rate, dan saturasi oksigen.
Kegiatan pengabdian masyarakat tentang pentingnya nutrisi bagi tumbuh kembang anak usia sekolah dasar bagi Guru PJOK di Kecamatan Lakarsantri Surabaya ini bertujuan untuk membekali para guru PJOK di Kecamatan Lakarsantri tentang pentingnya menjaga status gizi anak didiknya, karena untuk dapat menunjang aktivitas fisik para siswa dan juga dalam menunjang tumbuh kembang mereka. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah sosialiasi secara luring tentang gizi anak sekolah dasar menggunakan alat bantu power point, video dan modul pembelajaran. Alat dan bahan yang digunakan oleh tim pengabdian masyarakat ini meliputi laptop, proyektor, speaker, alat tulis, materi sosialisasi dan alat dokumentasi. Materi yang disampaikan pada sosialisasi ini yaitu yang pertama materi gizi anak usia sekolah dasar. Pada materi pertama ini menjelaskan tentang konsep dasar gizi, macam-macam zat gizi, pentingnya gizi pada anak usia sekolah dasar, serta masalah gizi yang umum pada anak sekolah dasar. Pada materi kedua tentang gizi seimbang, menjelaskan tentang 4 pilar gizi seimbang, cara mengukur IMT/U (Indeks Masa Tubuh menurut Umur), serta pesan khusus gizi seimbang untuk anak sekolah. Selanjutnya materi ketiga menjelaskan tentang pemilihan makanan dan minuman yang sehat dan aman untuk anak-anak usia sekolah dasar. Output dalam kegiatan ini adalah kemampuan para guru PJOK dalam pengkondisian siswa-siswa dalam menjaga status gizinya, sehingga kegiatan olahraga yang diajarkan oleh para guru PJOK dapat berjalan optimal serta dapat meningkatkan prestasi siswa dibidang olahraga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kondisi fisik dari atlet shorinji kempo dojo perak Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental yang menggunakan subjek penelitian 10 atlet perempuan shorinji kempo dojo perak Surabaya dan 5 atlet laki-laki shorinji kempo dojo perak Surabaya. Pengukuran tinggi badan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan statometer satuan pengukuran sentimeter. Pengukuran berat badan menggunakan electronic scale (Tech 05®, China). Pemeriksaan tekanan darah menggunakan alat tensi meter digital dengan merek OMRON (Omron Co., Osaka, Japan) pada bagian lengan yang non dominan sebanyak 3 kali berturut dengan jeda interval 1-2 menit dan kemudian diambil nilai rerata dari ketiga pengukuran tersebut. Pengukuran heart rate istirahat dan saturasi oksigen menggunakan pulse oximeter (PO 30 Pulse Oximeter, Beurer North America LP, 900 N Federal Highway, Suite 300, Hallandale Beach, FL 33009). Analisis statistik menggunakan software Statistic Package for Social Science (SPSS) versi 21 (SPSS Inc., Chicago, IL., USA). Analisis yang dilakukan menggunakan uji deskriptif untuk mengetahui nilai rerata dari seluruh data. Berdasarkan hasil dalam penelitian ini antara lain, rerata yang diperoleh dari tes sit and reach adalah (28.3±7.8). Selain itu, untuk rerata elbow plank diperoleh (67±23.4), rerata right plank diperoleh (53.2±27.1), dan rerata yang diperoleh dari left plank adalah (60.9±29). Untuk perolehan rerata sit up 30 detik seluruh subjek penelitian adalah (20±6), dan rerata yang diperoleh dari sit up 60 detik adalah (36.3±12.5). Rerata yang diperoleh dari push up 30 detik dalam penelitian ini adalah (16.5±5.8), dan rerata untuk push up 60 detik adalah (25±7.8). Untuk rerata yang diperoleh dari tes standing board jump dalam penelitian ini adalah (154.2±42.2), dan rerata yang diperoleh dari tes 20 meter speed adalah (4.3±0.7). Selain itu, rerata yang diperoleh dari tes agility adalah (20.6±6.6). Sedangkan rerata untuk tes MFT dalam penelitian ini adalah (3.7±2.2).
Background: Studies on walking have been developed recently because the speed of walking plays an important role in making predictions related to physical health. However, studies of walking speed in children are still relatively few even though the need for such data is quite high considering that walking speed can be used as a parameter to measure physicalhealth.Aim: The purpose of this study is to know the difference in walking speed based on age and gender in elementary school students.Methods: This study used an analytic observational study with a cross-sectional approach. All samples are students from Mojo VI State Elementary School Surabaya aged 7 to 12 years who meet the inclusion criteria using 10-meter walk test. The variable studied was walking speed. Method of sampling was conducted at Mojo VI State Elementary School Surabaya. Walking speed analysis was carried out by using the Kruskal-Wallis test for walking speed based on age and an unpaired T test for walking speed based on gender.Results: This research included 170 subjects that are 90 males and 80 males. Based on age, seven years old students have anaveragewalkingspeedof(1.30±0.21)m/s, eightyearsold students with(1.23±of0.18)m/s, nine yearsold students with (1.24 ± 0.17) m/s, ten years old students with (1.24 ± 0.19) m/s. eleven years old students with (1.31 ± 0.22) m/s, and twelve years old students with (1.27 ± 0.20) m/s. Based on gender, the average walking speed obtained in male was (1.26 ± 0.19) m/s, while the average walking speed obtained in female was (1.26 ± 0,20)m/s.Conclusion: There is no difference in the speed of walking based on age (p=0.440) at the age of 7 to 12 years and in both genders (p=0.910).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.