Objective: This study aims to determine the relationship between hygiene and the incidence of pediculosis capitis among female students in Islamic boarding schools. Methods: This article used analytic observational with crossectional approach. The samples used 89 female students in Islamic boarding schools Miftahul Falah Banyu Mas Pringsewu Lampung. Data collection using a questionnaire instrument that has been validated and reliabilitis. statistical test using the chi square test.Results: :The result shows respondent characteristics based on age is most respondents aged 12 years (23.8%) and based on class levels most were in 7th grade. Most respondents did not do good personal hygiene (65%). Most of the respondents have experienced pediculosis capitis (67.5%). There is a relationship between personal hygiene with the incidence of pediculosis capitis in Miftahul Falah Islamic Boarding School Banyumas Pringsewu Lampung in 2020 with p value = 0,000; OR= 19,167 (5,881-62,471)Conclusion: Poor personal hygiene can increase the incidence of pediculosis capitis in students in Miftahul Falah Islamic Boarding School
Kepatuhan seorang perawat dalam melaksanakan prosedur perawatan luka tidak hanya diukur dari pengetahuan perawat tentang perawatan luka, akan tetapi didasarkan pada penilaian dan pengawasan tindakan prosedur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang perawatan luka dengan kepatuhan perawat dalam melaksanakan prosedur perawatan luka di ruang gelatik dan kutilang RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2016. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatancross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di ruang rawat inap gelatik dan kutilang RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dengan jumlah sampel 38 orang. Pengambilan sampel menggunakan totalsampling. Uji statistik yang digunakan adalah chi square. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 31 (81,6%) dan patuh sebanyak 29 (76,3%), ada hubungan tingkat pengetahuan tentang perawatan luka dengan kepatuhan perawat dalam melaksanakan prosedur perawatan luka di ruang gelatik dan kutilang dengan nilai pvalue = 0,041 < α (0,05). Disarankan kepada pihak rumah sakit agar meningkatan kualitas pelayanan khususnya praktik keperawatan melalui upayapenambahan dan pengembangan pengetahuan perawat disertai pendidikan dan pelatihan perawatan luka kepada semua perawat.
Hemodialisa menimbulkan dampak depresi terhadap pasien yang menderita GGK. Kejadian GGK di dunia menurut End-Stage Renal Disease (ESDR) di perkirakan prevalensinya mengalami peningkatan tiap tahunnya sebesar 6 % dan di Indonesia menurut Riskesdas Tahun 2015 sebesar 0,2 % dari penduduk Indonesia. Salah satu upaya untuk mengendalikan tingkat depresi tersebut adalah mekanisme koping yang tepat. Tujuan penelitian adalah diketahuinya hubungan mekanisme koping dengan tingkat depresi pada Pasien GGK pre hemodialisa. Desain penelitian ini menggunakan desain studi korelasi (correlation study) dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien GGK yang disarankan untuk melakukan hemodialisa dengan jumlah sampel 40 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah Accidental sampling. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan mekanisme koping pasien pre hemodialisa sebagian besar dalam kategori maladaptif, tingkat depresi responden sebagian besar dalam kategori sedang. Uji Statistik yang digunakan uji Chi Square. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai p-value = 0,000 (<0,05).Ada hubungan bermakna antara mekanisme koping dengan tingkat depresi pasien Gagal Ginjal Kronik di Ruang Penyakit Dalam. Saran melaksanakan asuhan keperawatan dan memberikan pelayanan pada pasien dengan memberikan edukasi kesehatan berupa pendidikan kesehatan disertai dengan pembagian leaflet sehingga pasien dapat membaca kembali apa yang disampaikan oleh petugas medis dengan demikian diharapkan dapat menurunkan tingkat depresi ketika akan menjalani hemodialisa
Chronic energy deficiency and maternal height on the incidence of stunting in toddlersBackground: Factors that influence stunting according to WHO in 2013 include family factors such as maternal malnutrition (before pregnancy, pregnancy and breastfeeding, breastfeeding), maternal height status, teenage pregnancy, infection, birth babies (IUGR and Premature), short babies / LBW and Hypertension.Purpose:The objective of this research was to find out the correlation of maternal nutrition status and health condition to children under five stunting in Kota public health center working area in Pesawaran district in 2019. Method: This was a research by using survey case control approach. Research subjects were 4,310 parents reported in Maternal and Child and Nutiriton Report. There were 256 children under five (8-59 months) reported with stunting to be measured with anthropometry. 172 respondents were taken by using systematic random sampling. Secondary data were collected by using observation sheets. Data were analyzed by using chi square test. Results: Bivariate analysis result showed that there were correlations of maternal nutrition status and health condition (p-value 0.013; OR=2.289) and body height (p-value 0.002; OR=2.76) to stunting case. The researcher recommends mothers with shorter heights to consume nutritional supplements to fulfill energy, protein, fat, and other macro and micro nutrition to prevent and mitigate stunting, so that genetic factors can be mitigated with good nutritional intake. Conclusion: All independent variables are associated with the incidence of stunting.Keywords: Chronic Energy Deficiency; Mother's Height; Toddler; StuntingPendahuluan: Faktor yang mempengaruhi stunting menurut WHO tahun 2013 salah satunya faktor keluarga yaitu faktor ibu kekurangan nutrisi (saat sebelum hamil, hamil dan menyusui, masa menyusui), status tinggi badan ibu, kehamilan remaja, infeksi, bayi lahir (IUGR dan Premature), bayi pendek/BBLR dan Hipertensi. (Lamid, 2015).Tujuan: Untuk mengetahui hubungan KEK dan tinggi badan ibu terhadap kejadian stunting pada balita di wilayah kerja UPT Puskesmas Kota Dalam Kabupaten Pesawaran tahun 2019.Metode:Desain penelitian menggunakan survey case control.. Subjek penelitian ini adalah orang tua yang memiliki balita yang tercatat dilaporan Gizi dan KIA dengan populasi sebanyak terdapat 4.310 bayi balita usia 8 – 59 bulan yang diukur antropometri dengan angka stunting sebanyak 256 bayi balita usia 8 – 59 bulan dan sampel sebanyak didapatkan 172 bayi balita dengan teknik sampling systematic random sampling. Jenis data menggunakan data sekunder dengan menggunakan lembar observasi. Analisa data menggunakanchy square.Hasil: Di dapatkan uji statistik bivariat didapatkan ρ – value KEK = 0,013 dan OR = 2,289 dan ρ – value tinggi badan = 0, 002 dan OR = 2,76.Simpulan: Seluruh variabel independen berhubungan dengan kejadian stunting.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.