Latarbelakang : Sirosis hepatis merupakan penyakit hati kronis yang ditandai dengan kerusakan difus dan regenerasi fibrotik sel hati. Jaringan nekrosis akan membentuk jaringan parut, sehingga akan mengubah struktur hati dan vaskularisasi normal, mengganggu aliran darah dan limfe, dan akhirnya menyebabkan insufisiensi hepatic. Salah satu masalah yang sering muncul pada penderita sirosis hepatis adalah nyeri. Nyeri pada pasien sirosis hepatis biasanya dirasakan pada abdomen sebagai akibat adanya proses inflamasi dan pembesaran hati secara cepat sehingga menyebabkan renggangan pada selubung fibrosa hati. Beberapa terapi kombinasi keperawatan telah dikembangkan untuk mengatasi keluhan nyeri antara lain Progressive Muscle Relaxation (relaksasi otot progresif) dan Deep Breathing Exercise (napas dalam). Tujuan studi ini adalah untuk menganalisis penerapan intervensi kombinasi Progressive Muscle Relaxation dan Deep Breathing Exercise terhadap penurunan nyeri pada Sirosis Hepatis. Metode: metode penelitian ini adalah One-Shot Case Study. Karakteristik pasien yang menjadi responden adalah 3 orang subjek dengan masalah keperawatan dan diagnosa medis yang sama. Hasil: hasil observasi penerapan Progressive Muscle Relaxation dan Deep Breathing Exercise dalam intervensi keperawatan membantu menurunkan nyeri yang ditandai dengan penurunan skala nyeri skala 5 ke skala 2 (pada responden 1 dan 2) dan penurunan skala nyeri dari skala 4 hingga tanpa nyeri (pada responden 3). Kesimpulan: penerapan Progressive Muscle Relaxation dan Deep Breathing Exercise. dapat menjadi intervensi keperawatan dalam mengatasi masalah keperawatan nyeri pada pasien Serosis Hepatis. Rekomendasi: penggunaan latihan Progressive Muscle Relaxation dan Deep Breathing Exercise sebagai salah satu terapi kombinasi keperawatan yang dapat digunakan dalam penatalaksanaan klien dengan gangguan nyeri pada pasien Serosis Hepatis.

Introduction: Social media is essential during Covid-19 outbreak to deliver tele-diabetes care continuously. Aim: This study investigated the effectivity of Dia-Care Telemonitoring using WhatsApp on diabetes outcomes such as psychological distress, blood glucose level, and diabetes knowledge. Method: Randomized Control Trial was conducted on type 2 diabetes patients in Kebon Jeruk and Kalideres Primary Care. In a 1-month intervention, patients (n=72) were randomized to control and intervention group. All outcomes such as Fasting Blood Glucose, Diabetes Knowledge Test, and Depression Anxiety Stress Scale were collected at baseline and after 1-month intervention. Result: 30 patients completed the study (15 control group, 15 intervention group). Both control and intervention group significantly improved the diabetes knowledge and fasting blood after 1-month follow-up. Only intervention group significantly improved depression (mean= 2.47, SD= 1.59, p= 0.04). Conclusion: Dia-Care Telemonitoring using WhatsApp improved diabetes knowledge, fasting blood glucose and depression level.

Pain is one of the most common symptoms experienced by cancer patients, and as much as 68% of the causes of pain are experienced by cancer patients (primary tumors). Patients with pain should receive the treatment that can provide the greatest benefit in pain management. For this reason, this research was conducted with the aim of; The purpose of this study was to find out the effect of the use of aromatherapy inhalation of essential oils on reducing pain in cancer patients. The method used in this study is to use "Literature review" with the amount of literature to be studied, namely 14 research titles in the form of journals/articles that are following the topic of the problem in this study. Amount The total respondents who were put together from the 14 studies were 1,108 patients with pain disorders/complaints. 34.65% of them are male, 35.19% are female, are in the age limit of 1-60 years; 1-15 years = 37.72%., 16-26 years = 18.05%., 27-35 years = 5.65%., and 36-60 years old = 17.14%. The results of the action of giving aromatherapy carried out in the 14 studies showed that there was an effect obtained from the use of essential oil aromatherapy through inhalation techniques, where there was a change in the pain scale before and after the action of giving aromatherapy.

Purpose: To investigate the efficacy, immunogenicity, and side effect of the Covid-19 vaccine on pregnant and lactating women. Methods: We obtained 1366 articles from 7 databases such as PubMed, Google Scholar, ScienceDirect, Cochrane Library, EU Clinical Trials Register, ClinicalTrials.gov, the WHO Clinical Trial Registry. The search terms were “Covid-19 Vaccine”, “Sars-Cov-2 Vaccine”, “Vaccine Efficacy”, “Vaccine Immunogenicity”, “Vaccine Side Effect“, “Pregnant Women”, and “Lactating Women”. Study selection and study quality appraisal were guided by Joanna Briggs Institute (JBI). Results: Fifteen articles were included. Vaccinated pregnant women had a lower risk of Covid-19 infection. Immune responses were detected in maternal blood, cord blood, and breast milk. The T-cell had the potential to against viral variants. Covid-19 vaccination resulted in low disruption among lactating women. There was no difference in side effects between pregnant and nonpregnant women. Conclusions: Covid-19 vaccine lowered infection risk and robust immune responses among pregnant and lactating women.

Latar belakang: Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia) yang di sebabkan karena kurangnya insulin. Salah satu nya dengan Diabetes Self-Management Education  (DSME)  untuk  mengoptimalkan  kontrol  metabolik,  mencegah komplikasi, dan memperbaiki kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian  ini adalah untuk  menganalisa dan memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan dengan Diabetes Self-Management Education (DSME) pada pasien dengan diabetes melitus. Metode: metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan analisa deskriptif eksploratif. Hasil studi ini yaitu karakteristik pasien yang menjadi responden adalah 3 orang  subjek  dengan diabetes melitus pada kategori lanjut usia (diatas 45 tahun). Jenis kelamin responden yaitu 2 pasien perempuan dan 1 pasien laki-laki yang memiliki tingkat Pendidikan SD pada  kedua  pasien  dan  1 pasien memiliki tingkat Pendidikan SMA. Masalah keperawatan yang muncul pada pasien diabetes melitus  adalah  risiko  ketidakstabilan  gula  darah.  Penerapan   asuhan   keperawatan dengan Diabetes Self-Management Education (DSME) dalam intervensi keperawatan membantu pasien dan keluarga memahami dan mengerti cara pemeriksaan gula  darah  dan  juga  pemberian  insulin secara mandiri sebagai bentuk manajemen kontrol gula darah untuk mencegah adanya komplikasi. Kontrol gula darah pasien juga mengalami penurunan. Kesimpulan: Diabetes Self-Management Education (DSME) membantu pasien untuk mengontrol glukosa darah secara mandiri. Rekomendasi: Penerapan Diabetes Self-Management Education (DSME) dapat menjadi intervensi keperawatan dalam mengatasi pengelolaan menajemen kontrol glukosa darah mandiri pada pasien diabetes melitus untuk mencegah terjadinya komplikasi.   Kata Kunci : Diabetes Melitus, Diabetes Self-Management Education (DSME), Glukosa Darah