Background: Physical responses that occur in patients with nasopharyngeal cancer are the emergence of pain due to the effects of treatment. The problem of pain in these patients at the stage of treatment remains critical to solve because it can cause comorbidity, psychological trauma and mortality. Mindfulness intervention is considered useful in transforming consciousness into the stage of acceptance.Objective: This study aims to determine the effect of mindfulness intervention on the intensity of pain in nasopharyngeal cancer patients undergoing radiation treatment.Methods: This was a quasy-experimental study with pretest posttest control group design. Thirty patients were selected using consecutive sampling, which divided into experiment and control group. Visual Analogue Scale (VAS) was used to measure pain. Each respondent received mindfulness intervention for 6 sessions, divided into 3 meetings. Paired t-test was used for data analysis.Results: The results showed a significant reduction of pain from 4.12 (moderate pain) to 3.06 (mild pain) in the experiment group. There was a significant difference in pain level before and after mindfulness intervention (p= 0.001).Conclusion: Mindfulness is effective in reducing pain intensity level in nasopharyngeal cancer patients undergoing radiation therapy.
Pendahuluan: Terjadinya wabah virus corona atau yang disebut covid-19 di akhir tahun 2019, memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap masalah kesehatan di seluruh dunia. Penyebaran yang cepat, belum adanya obat yang pasti dan angka kematian yang tinggi, menimbulkan stress terutama dalam bentuk kecemasan. Proses untuk menuju kesembuhan membutuhkan kemampuan individu dalam mempertahankan kondisi fisik dan psikologis yang baik. Salah satu koping konstruktif yang dapat dilakukan pasien dalam memperoleh kesembuhan dari penyakitnya adalah dengan mengembangkan efikasi diri (self efficacy). Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan rancangan deskriptif analitik. Jumlah sampel yaitu 82 responden yang diambil berdasarkan consecutive sampling. Penelitian ini melibatkan responden yang sudah dinyatakan sembuh dari covid-19. Pengukuran Self Efficacy dengan menggunakan GSE (General Self Efficacy). Hasil: Self efficacy yang dimilki survivor covid-19 pada level yang tinggi yaitu 53.7% dari seluruh responden. Simpulan: Self efficacy yang cukup baik pada responden, mampu meminimalisir respon negative akibat stress menjadi respon positip sehingga menyebabkan mereka mampu sembuh dari covid-19.
Kanker serviks merupakan salahsatu penyakit kronis dengan berbagai gejala penyerta selama sepanjang hidup pada penderita. Pasien dengan kanker serviks dapat melakukan manajemen diri terhadap gejala. Beberapa memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap gejala yang muncul, namun ada juga yang mengungkapkan ketidaksiapan dalam mengelola gejala. Informasi kesehatan sangat penting untuk pasien, berupa mempromosikan rasa kontrol, menurunkan tekanan emosional, mendukung manajemen diri yang efektif, dan menghilangkan gangguan dari aktivitas sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cervical cancer self management education(CSME) terhadap kualitas hidup pasien dengan kanker serviks. Desain penelitian yang digunakan, yaitu eksperimen semu dengan pendekatan pre dan post test pada kelompok kontrol dan intervensi. Besar sampel minimal ditentukan berdasarkan tujuan menguji hipotesis beda dua proporsi kelompok independen dan nilai proporsi efek terapi standar (P1) dengan metode pengambilan sampel menggunakan simple random samplingsejumlah 37 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CSME berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien dengan kanker serviks dengan nilai p= 0,000.
Latar belakang : Salah satu standar pelayanan yang disebutkan dalam akreditasi rumah sakit adalah bahwa rumah sakit harus mampu memberikan pelayanan dalam pengelolaan rasa nyeri secara efektif terhadap pasien. Pengelolaan rasa nyeri pasien merupakan tanggung jawab tim yang memberikan perawatan terhadap pasien, termasuk di dalamnya adalah perawat. Kanker merupakan salah satu penyakit yang berhubungan dengan rasa nyeri dan kecemasan pasien. Berdasarkan studi awal pasien kanker yang menjalani kemoterapi akan mengeluhkan rasa nyeri dan juga timbul gangguan psikologis berupa kecemasan. Hipnoterapi merupakan metode terapi non farmakologis untuk mengurangi nyeri dan kecemasan pasien yang sedang menjalani kemoterapi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hipnoterapi terhadap penurunan tingkat nyeri dan kecemasan pada pasien kemoterapi di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Metode : Penelitian trial dengan pre-test and post-test design. Pada penelitian ini trial atau intervensi hipnoterapi hanya dilakukan satu kali terhadap subyek. Sampel yang digunakan sejumlah 30 responden yang sedang menjalani kemoterapi. Sampel diambil secara purposive sampling. Instrumen untuk mengukur tingkat nyeri adalah VAS (Visual Analog Scale) dan hypnosis dilakukan dengan memberikan music untuk relaksasi dan pemberian sugesti pada pasien. Hasil : menunjukkan tingkat nyeri dan kecemasan pasien yang sedang menjalani kemoterapi lebih cenderung pada tingkat sedang dan berat. Terjadi penurunan yang signifikan terhadap tingkat nyeri dan kecemasan pasien kemoterapi setelah dilakukannya hipnoterapi. Skala rata-rata tingkat nyeri sebelum diberikan hipnoterapi yaitu 5,1 dengan skala nyeri terbesar pada angka 9, sesudah dilakukan hypnoterapi skala nyeri rata-rata menjadi 3,5 dengan skala terendah pada angka 1. Skala rata-rata tingkat kecemasan pasien kemoterapi sebelum diberikan hipnoterapi yaitu 61,67 dengan skala terbesar pada angka 90, sesudah dilakukan hypnoterapi skala tingkat kecemasan rata-rata 36,33 dengan skala penurunan sampai dengan angka 20. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon sign rank test menunjukkan ada pengaruh yang signifikan hypnoterapi terhadap penurunan tingkat nyeri (p value = 0.00) dan tingkat kecemasan (p value = 0.00). Simpulan : Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan rumah sakit dapat menjadikan metode hipnoterapi sebagai salah satu panduan pelayanan untuk pengelolaan nyeri dan kecemasan pada pasien dan juga metode ini dapat dikembangkan sebagai salah satu standar operasional asuhan keperawatan paliatif care, sehingga bisa meningkatkan kualitas pelayanan.
LATAR BELAKANG: Coronavirus disease-19 (COVID-19) menjadi wabah dunia yang menimbulkan beban psikologis bagi masyarakat dan tenaga kesehatan yang memberikan perawatan pada pasien dengan COVID -19. Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan pemberian asuhan keperawatan pada pasien. TUJUAN: Mendeskripsikan kondisi psikologis perawat yang memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan COVID-19. METODE: Penelitian ini merupakan narrative review. Sebelas artikel dipilih dari Google Scholar, PubMed, EBSCO, dan ProQuest yang telah di-peer-reviewed dan dipublikasikan, full-text, serta dalam bahasa Inggris mulai dari tanggal 1 Januari 2020 sampai 31 Mei 2020. Istilah pencarian yang digunakan dalam pencarian artikel yakni COVID-19, nursing care, nurse, dan psychological effect. HASIL: Sebelas artikel yang telah ditinjau menyebutkan bahwa kondisi psikologis perawat yang memberikan asuhan keperawatan pada pasien COVID-19 meliputi kecemasan, rasa takut, depresi, kelelahan, sulit tidur atau insomnia, gangguan mental lain, somatisasi, mudah marah, obsesif-konvulsif, penurunan nafsu makan, merasa tidak nyaman, tidak berdaya, menangis, dan bahkan terlintas untuk bunuh diri. SIMPULAN: Memberikan perawatan kepada pasien dengan COVID-19 dapat menimbulkan gangguan psikologi pada perawat. Kata Kunci: Asuhan keperawatan, COVID-19, Efek psikologi, Perawat Psychological Condition of Nurses who Provided Nursing Care in Patient with COVID-19: A Narrative review ABSTRACT BACKGROUND : Coronavirus disease-19 (COVID-19) became epidemic and caused psychological disorder for the community and health workers who provided care for patients with COVID-19. Nurses are one of the frontline workers who provide nursing care to the patients. OBJECTIVE: To describe psychological condition of nurses who provided nursing care for patients with COVID-19. METHOD : This article was a narrative review. Eleven articles were selected from Google Scholar, PubMed, EBSCO, and ProQuest which have been peer-reviewed and published, full text in English, started from 1st January 2020 to 31th May 2020. The search terms were COVID-19, nursing care, nurse, and psychological effects. RESULT : The eleven reviewed articles showed that psychological condition of nurses who provided nursing care in patients with VOVID-19 included anxiety, fear, depression, fatigue, insomnia, other mental disorders, somatization, irritable, obsessive-convulsive, loss of appetite, uncomfortable feeling, helplessness, crying, and even suicidal thought. CONCLUSION : Providing care in patients with COVID-19 may cause psychological disturbances for nurses. Keywords: Nursing care, COVID-19, psychological effect, nurse
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.