Terjadinya tragedi Minamata telah memberikan gambaran betapa luasnya dan beratnya dampak kerusakan akibat pencemaran merkuri terhadap kesehatan manusia di suatu wilayah yang juga mempengaruhi hingga ke beberapa generasi. Merkuri merupakan salah satu logam berat yang memiliki tingkat toksisitas paling tinggi dibanding dengan logam berat lainnya. Selain itu, merkuri mempunyai sifat tidak mudah terurai (non degradable) sehingga dapat tersebar jauh dari sumber pencemaran namun mudah terabsorbsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis risiko pajanan merkuri (Hg) terhadap udara ambien pada pekerja emas di kelurahan rappokalling kota makassar dengan menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan. Hasil ini menunjukkan rata-rata konsentrasi merkuri (Hg) udara ambien di Kelurahan Rappokalling adalah 0,000022537 mg/m3 dengan rata-rata berat badan pekerja adalah 58,5 kg, rata-rata laju inhalasi adalah 0,609 mg/jam, rata-rata frekuensi pajanan adalah 297 hari/tahun, rata-rata durasi pajanan selama 22,30 tahun. Seluruh asupan (intake) pekerja baik realtime maupun lifetime masih di bawah dosis referensi yaitu 2,42 mg/kg/hari dan estimasi besaran risiko pekerja terhadap pajanan merkuri (Hg) udara ambien baik realtime maupun lifetime adalah RQ<1 yang artinya belum terjadi risiko pajanan merkuri (Hg) udara ambien pada pekerja saat ini hingga beberapa tahun mendatang.
Terjadinya tragedi Minamata telah memberikan gambaran betapa luasnya dan beratnya dampak kerusakan akibat pencemaran merkuri terhadap kesehatan manusia di suatu wilayah yang juga mempengaruhi hingga ke beberapa generasi. Merkuri merupakan salah satu logam berat yang memiliki tingkat toksisitas paling tinggi dibanding dengan logam berat lainnya. Selain itu, merkuri mempunyai sifat tidak mudah terurai (non degradable) sehingga dapat tersebar jauh dari sumber pencemaran namun mudah terabsorbsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis risiko pajanan merkuri (Hg) terhadap udara ambien pada pekerja emas di kelurahan rappokalling kota makassar dengan menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan. Hasil ini menunjukkan rata-rata konsentrasi merkuri (Hg) udara ambien di Kelurahan Rappokalling adalah 0,000022537 mg/m3 dengan rata-rata berat badan pekerja adalah 58,5 kg, rata-rata laju inhalasi adalah 0,609 mg/jam, rata-rata frekuensi pajanan adalah 297 hari/tahun, rata-rata durasi pajanan selama 22,30 tahun. Seluruh asupan (intake) pekerja baik realtime maupun lifetime masih di bawah dosis referensi yaitu 2,42 mg/kg/hari dan estimasi besaran risiko pekerja terhadap pajanan merkuri (Hg) udara ambien baik realtime maupun lifetime adalah RQ<1 yang artinya belum terjadi risiko pajanan merkuri (Hg) udara ambien pada pekerja saat ini hingga beberapa tahun mendatang.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.