Purwoharjo merupakan suatu kawasan desa yang terletak di daerah Pegunungan Menoreh, Kulon Progo, Yogyakarta. Situasi pandemic COVID-19 membawa dampak bagi keberlanjutan pariwisata di kawasan Desa Purwoharjo. Penurunan jumlah pengunjung dalam dua tahun masa pandemic akibat dari kebijakan PKKM dan PSBB mendorong Wisata Desa Purwoharjo untuk beradaptasi. Pandemi merupakan suatu permasalahan fenomena alam yang perlu dihadapi dengan pendekatan yang adaptif antara manusia dan alam. Melalui empat komponen dalam pendekatan human and ecological well-being, digitalisasi dipilih sebagai langkah alternatif inovasi dari permaslaahan yang ada. Yang mana digitalisasi ini dapat bermanfaat bagi upaya peningkatan nilai produk wisata Desa Purwoharjo dan mempertahankan pariwisata setempat sebagai ecosystem service. Pada proses ini berupaya menggabungkan ide dan pemikiran dari masyarakat pengelola wisata dan kelompok diluar pengelola untuk menciptakan inovasi serta meningkatkan nilai produk wisata setempat. Dengan metode Community-based Tourism (CBT) yang diguakan melibatkan kelompok pengelola desa wisata secara aktif dan juga kelompok lain sebagai fasilitator diharapkan dapat memberikan wawasan dan berinovasi bersama untuk pengembangan desa wisata Purwoharjo. Dengan proses fasilitator pelatihan digitalisasi dengan kelompok- kelompok di luar pengelola wisata.
Diabetes in Indonesia has been perceived as a grave health problem and has been a concern since the early 1980’s [2]. The prevalence of diabetes in adults in Indonesia, as stated by IDF, was 6.2% with the total case amounting to 10.681.400. Moreover, Indonesia is also in the top ten global countries with the highest diabetes case in 2013. This research will investigate the role of Deep Belief Network (DBN) and NeuroEvolution of Augmenting Topology (NEAT) in solving regression problems in detecting diabetes. DBN works by processing the data in unsupervised network architectures. The algorithm puts Restricted Boltzmann Machines (RBM) into a stacked process. The output of the first RBM will be the input for the next RBM. On the other hand, the NEAT algorithm works by investigating the neural network architecture and evaluating the architecture using a multi-layer perceptron algorithm. Collaboration with a Genetic Algorithm in NEAT is the key process in architecture development. The research results showed that DBN could be utilized as the initial weight for Backpropagation Neural Network at 22.61% on average. On the other hand, the NEAT algorithm could be used by collaborating with a multi-layer perceptron to solve this regression problem by providing 74.5% confidence. This work also reveals potential works in the future by combining the Backpropagation algorithm with NEAT as an evaluation function and by combining it with DBN algorithms to process the produced initial weight.
Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah) terletak di wilayah Desa Purwoharjo merupakan kawasan yang memiliki beragam potensi seperti wisata alam, kebudayaan, maupun kuliner tradisional. Pandemi COVID-19 membawa dampak bagi produksi UMKM di Dewi Tinalah. Selain itu, pengelola UMKM masih kesulitan untuk melakukan pemasaran, branding, serta belum adanya alat untuk membantu manajemen penjualan produk. Tim Abdimas melakukan Focus Group Discussion (FGD) bersama penduduk untuk mengidentifikasi place brand identity yang diintegrasikan dengan teknologi Point of Sales dipilih sebagai langkah alternatif inovasi untuk menjawab permasalahan yang ada. Kegiatan ini bermanfaat untuk meningkatkan nilai jual produk UMKM dan sistem pembayaran cashless di Desa Wisata Tinalah. Kegiatan abdimas dengan melibatkan partisipasi pengelola desa wisata dan UMKM secara aktif diharapkan mampu meningkatkan wawasan dan inovasi kreatif untuk pengembangan Desa Wisata Tinalah.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.