<p class="JIPIAbstractBody"><span lang="IN">Buah semangka (<em>Citrullus lanatus</em>) secara empiris telah digunakan sebagai afrodisiaka dengan cara merebus kulit buahnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek afrodisiaka sediaan infusa kulit buah semangka. Penelitian dilakukan dengan membagi 25 ekor tikus putih jantan galur Wistar dalam 5 kelompok uji masing-masing berisi 5 ekor tdd: kelompok I sebagai kontrol negatif (CMC Na 0,5%), kelompok II sebagai kontrol positif (X-Gra®), kelompok III diberi perlakuan sediaan infusa kulit buah semangka dengan dosis 500 mg/kgBB, kelompok IV diberi perlakuan sediaan infusa kulit buah semangka dengan dosis 1000 mg/kgBB, dan kelompok V diberi perlakuan sediaan infusa kulit buah semangka (<em>Citrullus lanatus</em>) dengan dosis 2000 mg/kgBB. Pengamatan efek afrodisiaka dengan parameter frekuensi <em>climbing</em> tikus putih jantan pada tikus betina yang diinduksi estrus dilakukan selama 7 hari mulai pukul 18.00 WIB. Hasil uji menunjukkan bahwa sediaan infusa kulit buah semangka (<em>Citrullus lanatus</em>) dapat memberikan efek afrodisiaka dengan parameter frekuensi <em>climbing</em> yang berbeda signifikan apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (CMC Na 0,5%) dan pada sediaan infusa dengan dosis 1000 mg/kg BB tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan kelompok kontrol positif (X-Gra®).</span></p>
Different flower colour varieties of purslane (Portulaca grandiflora) showed different total flavonoid content. Flavonoids have a main role in wound healing activity in rabbit skin as antibacterial, antiinflammation, and antioxidant agents.
Krokot (Portulaca oleracea) merupakan tanaman yang secara tradisional digunakan sebagai olahan pangan dan tanaman hias. Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa krokot memiliki aktivitas antibakteri yang kuat sehingga dapat dikembangkan untuk pengujian aktivitas penyembuhan luka berkaitan dengan kandungan flavonoidnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan penyembuhan luka dan kandungan flavonoid total ekstrak herba krokot (Portulaca oleracea). Uji aktivitas penyembuhan luka dilakukan menggunakan hewan uji kelinci yang diinduksi luka dengan ukuran 8 mm. Luka kemudian dikelompokkan menjadi empat kelompok uji yaitu kelompok kontrol negatif (diberi aqua destilata), kontrol positif (diberi betadine solution), ektrak herba krokot konsentrasi 10% dan 20%. Hasil uji menunjukkan aktivitas penyembuhan luka yang berbeda signifikan dengan kelompok kontrol negatif pada kelompok yang diberi ekstrak 10 dan 20% dengan rata-rata diameter luka berturut-turut sebesar 4,14±1,30 dan 4,56±1,93 di hari ke-7, 0,81±1,40 dan 0,52±0,90mm di hari ke-11. Uji kandungan flavonoid total ekstrak herba krokot menunjukkan rata-rata hasil 3,27±0,19 mgEQ/g.
Tanaman obat keluarga atau yang lebih populer sebagai TOGA merupakan tanaman obat yang ditanam di lingkup lingkungan keluarga. Pada masa pandemi ini, terjadi tren peningkatan penggunaan obat tradisional untuk menjaga daya tahan tubuh. Berbagai pembuktian secara ilmiah tentang manfaat tanaman obat dalam hal menjaga daya tahan tubuh untuk mencegah Covid-19 merupakan peluang bagi masyarakat dalam hal pemanfaatan TOGA. PKK di Kelurahan Karangrejo memiliki tanaman TOGA yang belum dimanfaatkan dengan baik sehingga merupakan mitra yang potensial untuk dikembangkan potensinya. Tujuan dari program kegiatan kepada masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan pembuatan jamu instan berbahan dasar TOGA untuk meningkatkan daya tahan tubuh untuk mencegah keparahan Covid-19. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa mitra mampu menghasilkan jamu instan berbahan dasar TOGA. Pengetahuan mitra tentang pengetahuan umum dan pembuatan jamu meningkat sebesar 21,05 dari 75,19 menjadi 96,24 setelah mengikuti pelatihan pembuatan jamu instan.
Wound healing is a repair process of damaged skin tissue caused by injury. The bilimbi (Averrhoa bilimbi L.) plant is widely known to have potential in wound healing and the plant part that is commonly used is the leaves. The purpose of this study was to determine the wound healing effects of bilimbi leaf extract (Averrhoa bilimbi L.) on rabbits (Oryctolagus cuniculus) topically. The wound healing test was conducted using the New Zealand strain rabbit test animal. The rabbit’s back skin was induced with 8 mm diameter wound and the induced wounds were grouped into 5 groups. The groups included a negative control group that was given with aqua dest solution; the positive control group was given with betadine solution; treatment groups were given with 3%; 6%; and 12% bilimbi leaves extract. The wounds that were treated with betadine solution and bilimbi leaves extract 3% healed on day 13th. The wounds that were treated with bilimbi leaves extract 6 and 12% were healed on day 12nd. The different results showed by the wounds that were treated with aqua destilata which were healed on day 14th. The results showed that bilimbi leaf extract was topically effective in wound healing on rabbit test animals. The most effective concentration of bilimbi leaves extract in wound healing was 6% and 12%.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.