BACKGROUND: The coronavirus diseases (COVID)-19 outbreak around the world has prompted the government to urge its citizens to take precautionary measures to minimize the incidence of COVID-19, which has been continued to attack the world, including Indonesia. The pandemic has led to a massive global public health campaign to slow the spread of the virus by increasing hand washing, reducing face touching, wearing masks in public, and physical distancing. AIM: This study aims to analyze the sociodemographic relationship of knowledge, attitudes, and practices of preventing COVID-19. METHOD: This study was an analytic survey with a cross-sectional study design, conducted for 3 months with number of samples 356 people spared across four districts and cities in North Sulawesi Province. There are two types of data collection those are through Google forms and face to face questions. The studied variables are sociodemography as independent variables and knowledge, attitude, and behavior of COVID-19 prevention. Data were analyzed with Chi-square test. RESULTS: The result of study, only gender has a relationship toward people’s attitudes toward COVID-19 prevention with p = 0.046; while most of the variables, namely, age (0.333), education (0.085), occupation (0.152), and income (0.966), did not have a significant relationship with attitudes toward the prevention of COVID-19. Gender has a relationship toward people’s attitudes toward COVID-19 prevention with p = 0.046; while most of the variables, namely, age (0.333), education (0.085), occupation (0.152), and income (0.966), did not have a significant relationship with attitudes toward the prevention of COVID-19. Most of the variables had a significant relationship with prevention measures, including age (0.008), education (0.009), and occupation (0.038); and only the gender variable (0.895) and monthly income (0.077) had no statistical relationship. CONCLUSION: It is important for the government and society to take a role by becoming more concerned about the COVID-19 pandemic through wise steps to prevent and protect public health using all available resources.

Media informasi adalah satu wadah membangun pemahaman dan pengetahuan bagi masyarakat tentang kependudukan. Peran penting dari media massa dan media luar ruang menjadi sangat penting karena di era informasi seperti sekarang, pengetahuan tentang kependudukan banyak diperoleh dari media-media tersebut. Media mempunyai peranan penting dalam penyebarluasan informasi, baik media massa maupun media luar ruang. Tujuan penelitian yaitu mengetahui peran sumber informasi kependudukan terhadap pengetahuan masyarakat tentang kependudukan. Jenis penelitian yaitu deskriptif analitik menggunakan pendekatan Cross Sectional. Penelitian menggunakan data sekunder yang berasal dari Survei Indikator Kinerja RPJMN Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Tahun 2014. Responden adalah ibu atau bapak atau dua-duanya, berstatus PUS maupun bukan PUS usia kurang dari 70 tahun. Instrumen berupa kuesioner Survei Indikator RPJMN. Data dianalisis dengan uji statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mendapat informasi tentang kependudukan dari media massa yaitu 97,4 persen, informasi dari media luar ruang sebesar 60,7 persen. Media massa dan media luar ruang mempunyai hubungan yang signifikan dengan pengetahuan tentang kependudukan dengan p value masing-masing 0.000.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan sumber informasi terhadap pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi.  Jenis penelitian ini adalah kuantitatif bersifat deskriptif analitik, dengan menggunakan raw data sekunder dari SKAP 2019, dengan sampel melibatkan remaja di Sulawesi Utara berusia 10-24 tahun berjumlah 496 remaja. Instrumen berupa kuesioner SKAP 2019. Analisis statistik menggunakan uji chi-square. Hubungan sumber informasi media dengan pengetahuan remaja tentang KRR yang berhubungan signifikan secara statistik hanya pengetahuan tentang masa subur (0,012) dan umur terendah aman melahirkan (0,001). Variabel sumber informasi dari petugas kesehatan/masyarakat yang berhubungan dengan pengetahuan KRR remaja yaitu pengetahuan hamil sekali melakukan hubungan (0,041), rencana menikah (0,011), umur terendah aman melahirkan (0,000). Variabel pengetahuan KRR remaja yang berhubungan signifikan dengan sumber informasi institusi yaitu umur terendah aman melahirkan (0,015), akibat menikah muda bagi kesehatan anak (0,022). Kesimpulan yaitu sebagian besar remaja di Sulawesi Utara tidak mendapatkan informasi yang memadai dari berbagai pihak seperti petugas kesehatan/masyarakat, institusi dan juga dari media.