Masih tingginya prevalensi penyakit hipertensi, maka pasien hipertensi perlu mendapatkan penanganan yang aman dari efek samping mengobatan, karena pengobatan harus dilakukan dalam jangka waktu panjang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan terapi akupresur untuk menurunkan tekanan darah pasien hipertensi. Penelitian ini menggunakan quasi eksperiment dengan one group pre dan post test design. Sampel dalam penelitian ini melibatkan pasien hipertensi sebanyak 15 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah diberi terapi akupresur, tekanan darah sistolik menurun senanyak 15 orang dan tekanan diastolic menurun sebanyak 12 orang dan meningkat sebanyak 3 orang. Sebelum diberi terapi mean tekanan darah sistolik adalah 164,02mmHg dan setelah terapi akupresur menurun menjadi 141,44mmHg, dan mean tekanan diastolic sebelum terapi sebesar 91,49 mmHg dan menurun setelah terapi menjadi 86,71mmHg. Hasil uji paired t test menunjukkan bahwa tekanan darah distolik (p value =0,000) dan tekanan darah diastolic (p value = 0,000), artinya bahwa ada pengaruh terapi akupresur pada penurunan tekanan darah. Terapi akupresur efektif dalam menurunkan tekanan darah, sehingga sangat diharapkan bahwa terapi modalitas ini dapat diimplementasikan pula di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah oleh petugas kesehatan khususnya perawat dalam rangka mengurangi efek samping pengobatan medis
According to the Health Profile of Southeast Sulawesi, DM is ranked 5th out of the 10 largest diseases in Southeast Sulawesi with 13,946 sufferers. The increasing number of people with Type 2 Diabetes Mellitus is a global health threat. Of course, the prevalence rate of diabetes mellitus must be prevented with both preventive and promotive actions. One form of prevention that can be sought is by detecting as early as possible in people who have risk factors. Therefore, this community service activity is carried out to detect the risk of diabetes mellitus, by checking blood sugar levels, and measuring BMI and abdominal circumference which are indicators of diabetes mellitus. The results of the examination of 63 respondents (41 women, 22 men) obtained the following results 7 respondents had a temporary blood sugar (GDS) of more than 200 mg/dl, and 56 respondents had a temporary blood sugar (GDS) less than 200 mg/dl, 29 respondents with abdominal circumference more than 80 cm (female) and 7 respondents with abdominal circumference more than 90 cm (male), 42 respondents were categorized as overweight (BMI more than 25kg/m2). The results above indicate that there are still many people who are not aware that they are at risk of developing DM, so there needs to be regular checks and Health Education on DM problems. Abstrak: Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara mencatatkan bahwa DM berada pada urutan ke-5 dari 10 penyakit terbesar di Sultra dengan jumlah 13.946 penderita. Peningkatan jumlah penyandang Diabetes Melitus tipe 2 menjadi salah satu ancaman kesehatan global. Tentunya laju prevalensi diabetes melitus harus dicegah dengan tindakan baik preventif maupun promotif. Salah satu bentuk preventif yang dapat diusahakan yakni dengan melakukan deteksi sedini mungkin pada masyarakat yang memiliki faktor resiko. Oleh karena itu kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan untuk mendeteksi adanya resiko penyakit diabetes melitus, dengan melakukan pemeriksaan kadar gula darah sewaktu, pengukuran IMT dan lingkar perut yang menjadi indikator penyakit diabetes melitus. Hasil pemeriksaan terhadap 63 responden (41 perempuan, 22 laki-laki) didapatkan hasil sebagai berikut 7 responden memiliki gula darah sewaktu (GDS) lebih dari 200 mg/dl, dan 56 responden memiliki gula darah sewaktu (GDS) kurang dari 200 mg/dl, 29 responden dengan lingkar perut lebih dari 80 cm (perempuan) dan 7 responden dengan lingkar perut lebih dari 90 cm (laki-laki), 42 responden masuk kategori overweight (IMT lebih dari 25kg/m2). Hasil diatas menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak sadar bahwa dirinya berisiko terkena penyakit DM sehingga perlu adanya pemeriksaan secara rutin dan Pendidikan Kesehatan akan masalah DM.
Circumcision is a minor surgical procedure to remove the foreskin of the penis so that the glans penis becomes exposed. Pain is an unpleasant emotional experience due to actual or potential damage or describes the condition of the damage. Pain is a protective mechanism that arises when tissue damage occurs, and this will make the individual react by moving the pain stimulus. School-aged children are able to describe their pain. Self-report method using a numerical scale of pain intensity levels. Pain management is identifying and managing sensory or emotional experiences associated with tissue or functional damage with sudden or slow onset and intensity from mild to severe and constant. Adequate treatment is needed by pain sufferers, not only to relieve their pain but also to improve their quality of life. So, it is necessary to do pain management. In the process of education and simulation of pain management using the media to assist in conveying health messages in the form of leaflets. Community service activities carried out by a team of lecturers from the Nursing Study Program, Faculty of Medicine, Halu Oleo University in the working area of the Kapoiala Public Health Center, Konawe Regency, were carried out as an educational effort for parents and children to be able to carry out post-circumcision pain management both pharmacologically and non-pharmacologically in children. All counseling participants had obtained good knowledge about post-circumcision pain management. All participants had obtained information and had known about pharmacological and non-pharmacological pain management. Abstrak: Sirkumsisi merupakan tindakan bedah minor untuk membuang kulit prepusium penis sehingga glans penis menjadi terbuka. nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Nyeri merupakan mekanisme perlindungan yang timbul bila terjadi kerusakan jaringan, dan hal ini akan membuat individu bereaksi dengan cara memindahkan stimulus nyeri. Anak usia sekolah mampu mendeskripsikan nyeri mereka. Metode pelaporan sendiri dengan menggunakan skala tingkatan intensitas nyeri secara numerik. Manajemen nyeri adalah mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan. Penanganan yang adekuat sangat dibutuhkan oleh penderita nyeri, tidak hanya untuk meredakan rasa nyerinya melainkan pula untuk meningkatkan mutu kehidupannya. Maka, perlu dilakukan manajemen nyeri. Dalam proses Edukasi dan simulasi manajemen nyeri menggunakan media untuk membantu dalam menyampaikan pesan kesehatan yaitu berupa leaflet. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Tim dosen dari Program Studi Keperawatan, Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo di wilayah kerja Puskesmas Kapoiala Kabupaten Konawe dilakukan sebagai upaya edukasi bagi orangtua dan anak agar mampu melakukan manajemen nyeri pasca sirkumsisi baik secara farmakologi maupun non farmakologi pada anak. Seluruh peserta penyuluhan telah memperoleh pengetahuan yang baik tentang manajemen nyeri pasca sirkumsisi. Seluruh peserta telah memperoleh informasi dan telah mengetahui tentang manajemen nyeri secara farmakologi dan non farmakologi penatalaksanaan nonfarmakologi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.