ABSTRAK Hasil belajar siswa kelas XI MIA di SMA N 8 Pontianak pada mata pelajaran biologi masih rendah, khususnya materi sistem imun dengan presentase ketuntasan 30,17%. Selain itu, dalam proses pembelajaran media yang digunakan hanya berupa lembar kerja siswa (LKS) menyebabkan suasana belajar menjadi monoton dan kurang mengikutsertakan siswa dalam belajar. Penerapan media pembelajaran booklet dibutuhkan untuk menyalurkan pesan sehingga dapat membantu mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran booklet sistem imun. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu model pengembangan 4-D (four D model). Berdasarkan penelitian diperoleh hasil validasi media booklet yaitu sebesar 89,3% dengan kriteria sangat valid dan kepraktisan media sebesar 89,3% dengan kategori sangat praktis. Respon siswa terhadap media booklet ada uji skala kecil dan skala besar berturut-turut yaitu sebesar 90,2% dan 86,5% (kategori respon positif). Berdasarkan pengukuran efektifitas penggunaan media diperoleh nilai gain sebesar 0,51 dengan kategori sedang. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil pengembangan media booklet dapat dikatakan valid, praktis dan efektif.Kata kunci: Pengembangan Media Pembelajaran, Media Booklet, Hasil Belajar, Sistem ImunABSTRACT Students learning outcomes in eleventh grade of SMAN 8 Pontianak in biology subject, especially immune system was still low with the passing percentage 30,17%. Beside of that, the learning process used media only a students worksheet. It cause the learning not involving the student so situation became monotonous. Booklet as the learning media needed to overcome that problem. This study aimed to develop booklet as a media to teach immune system. Method used in this study used four D model development. Based on the study conducted, the validations result was 89,3% categorized as very valid and the practicality was 89,3% categorized as very practical. Students responds toward the booklet in large and small scale each were 90,2% and 86,5% (positive respond). Based on the efectivity measurement on booklet, the value was 0,51 categorized as intermediate. Based on the results, can be concluded that developing booklet as media was valid, practical and effective.Keywords:Developing Learning Media, Booklet Media, Learning Outcomes, Immune System.
Pembuktian oksigen sebagai hasil reaksi terang fotosintesis dapat diamati melalui metode praktikum di laboraturium. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi dan siswa kelas XII IPA SMAN 1 Hulu Gurung diketahui bahwa guru menggunakan penuntun praktikum yang terdapat di dalam buku paket. Penuntun praktikum ini hanya menampilkan sedikit gambar pada cara kerja sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami cara kerja dan menggunakan alat praktikum. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan penuntun praktikum fotosintesis berbasis audio visual yang lanyak digunakan berdasarkan aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Pengembangan penuntun praktikum fotosintesis berbasis audiovisual ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan model 4-D, yaitu tahap pendefinisian, perancangan, pengembangan dan penyebaran, tetapi tahap penyebaran tidak dilakukan. Hasil peneltian menunjukkan kevalidan pada aspek bahasa sebesar 83,33% (sangat valid), aspek materi sebesar 84,03% (sangat valid) dan aspek kegrafikan sebesar 84,72% (sangat valid). Berdasarkan uji coba skala kecil dan skala besar, kepraktisan penuntun praktikum fotosintesis berbasis audio visual bernilai posistif. Keefektifan media pembelajaran diperoleh berdasarkan nilai postest. Ketuntasan klasikal sebesar 77,77% yang menunjukkan bahwa penuntun praktikum fotosintesis berbasis audiovisual dinyatakan efektif. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penuntun praktikum fotosintesis berbasis audio visual yang telah dikembangkan dapat dikatakan valid, praktis dan efektif.
Kemampuan siswa dalam memahami dan menguasai materi pelajaran nyatanya masih menjadi permasalahan. Siswa seringkali keliru dalam memahami konsep – konsep materi yang disampaikan, terutama pada materi sel yang dianggap sulit bagi siswa. Hal ini menyebabkan terhambatnya proses pembelajaran siswa. Oleh karena itu, diperlukan suatu analisis terhadap permasalahan tersebut, agar tujuan pembelajaran bisa terpenuhi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis miskonsepsi siswa pada submateri sel. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan teknik Certainty Of Response Index (CRI). Subjek penelitian adalah kelas VII C SMP Negeri 14 Pontianak tahun ajaran 2015/2016 berjumlah 42 orang. Subjek penelitian ditentukan berdasarkan teknik Purpose sampling. Wawancara dilakukan untuk mendeskripsikan miskonsepsi siswa dan faktor penyebab miskonsepsi pada submateri sel. Hasil analisis data dengan CRI menunjukkan dari 42 orang siswa, 22,06% termasuk dalam kategori tahu konsep, 24,77% miskonsepsi, dan 53,17% tidak tahu konsep. Hasil wawancara menunjukkan kekeliruan siswa mengenai komponen kimiawi organik dan anorganik, struktur dan fungsi sel, serta macam-macam organel sel. Faktor penyebab miskonsepsi pada siswa adalah karakteristik materi sel seperti cakupan materi yang luas, dan pengetahuan yang berasal dari siswa, kemampuan dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru, dan pemakaian buku teks yang kurang maksimal. Kesimpulannya terdapat siswa yang mengalami miskonsepsi sebesar 24,77%.
The COVID-19 pandemic has significantly affected the education sector, which requires the transformation of learning patterns from face-to-face to online learning. This study aimed to analyze challenges faced by students on online learning during the COVID-19 pandemic. The research was a descriptive quantitative method involving all students at SMA Negeri (Public Senior High School) 1 Sekadau, Sekadau Regency, West Kalimantan Province. Data collections were conducted with interview techniques and questionnaires. The data were analyzed through four stages: data collection, data reduction, data presentation, and conclusions. The results show that the factors that challenged the students were factors related to psychological factors (34.2%, very high challenge), factors associated with the quality of educators (67.7%, medium challenge), factors associated with the quality of facilities (36.8%, very high challenge) and factors related to family (97.1%, no challenge). In conclusion, there are two factors that greatly hinder students during online learning, namely psychological and facility factors. Emphasize, therefore, need to be focused on those two factors.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.