ABSTRAKPengeringan gabah dapat dilakukan menggunakan alat pengering energi surya, energi biomassa dan energi kombinasi surya dan biomassa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja alat pengering gabah hybrid energi surya dan biomassa jerami padi dan sabut kelapa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeringan gabah dengan energi surya menghasilkan suhu ruang pengering rata-rata 40,42 °C, kelembaban relatif ruang pengering rata-rata 41,45%, waktu pengeringan 7 jam, kadar air akhir rata-rata 14,88% bb, laju pengeringan rata-rata 0,64% bk/jam, dan energi pengering 32.595,32 kJ. Pengeringan gabah dengan energi biomassa menghasilkan suhu ruang pengering rata-rata 33,8 °C, kelembaban relatif ruang pengering rata-rata 57%, waktu pengeringan 7 jam, kadar air akhir rata-rata 15,57% bb, laju pengeringan rata-rata 0,50% bk/jam, dan energi pengering 160.662,15 kJ. Pengeringan gabah dengan energi kombinasi surya dan biomassa menghasilkan suhu ruang pengering rata-rata 39,98 °C, kelembaban relatif ruang pengering rata-rata 45,85%, waktu pengeringan 7 jam, kadar air akhir rata-rata 15,33%, laju pengeringan rata-rata 0,55% bk/jam, dan energi pengering 136.457,76 kJ. Kinerja yang diperoleh alat pengering terbaik menggunakan energi surya dengan kadar air akhir sebesar 14,88% bb, laju pengeringan 0,64% bk/jam dan kebutuhan energi pengeringan 32.595,32 kJ. Kata Kunci: Energi biomassa; pengering hybrid; gabah; energi kombinasi; energi surya ABSTRACT Paddy drying was performed using a hybrid drier utilizing solar energy, biomass and combined solar-biomass energy as energy sources. This research objective was to evaluate performance of the hybrid paddy drier using solar energy and paddy straw and coconut coir biomass. The experimental and descriptive method was used. The result showed that the drier with solar system was capable to generate temperature of drying chamber to 40.42 °C in average, while the average relative humidity was 41.45%. The paddys final moisture was 14.88% w.b after 7 hours of drying with drying rate of 0.64 %d.b/h and energy consumption of 32,595.32 kJ. Paddy drying with biomass energy system was capable to obtain drying chambers temperature of 33.8 °C in average, the average relative humidity of 57%, the final moisture of 15.57%, the drying rate of 0.50% d.b/h and energy consumption of 160,662.15 kJ with the same drying times. The solar-biomass drying system was capable to achieve temperature of 39.98 °C, the average relative humidity of 45.85%, the final moisture of 15.33% w.b with drying rate of 0.55% d.b/h and energy consumption of 136,457.76 kJ. Therefore, the best performance for drying paddys was with the solar drying system.
The purpose of this research is to find out water requirements and coefficient of rice plant in lebak swamp land. The research method used in this study is an experimental method with descriptive data presentation in the form of tables and graphs. The parameters observed included the net water requirements of rice for rice, the evapotranspiration value of plants, the value of crop coefficients and the value of percolation. The results showed that the net water requirements of rice fields were 3.26 mm / day, 6.15 mm / day and 11.48 mm / day. The actual evABSTRAKTujuan penelitian untuk mengetahui kebutuhan air dan koefisen tanaman padi di lahan rawa lebak. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental dengan penyajian data secara deskriptif dalam bentuk tabel dan grafik. Parameter yang diamati meliputi kebutuhan air neto sawah untuk padi, nilai evapotranspirasi tanaman, nilai koefisien tanaman dan nilai perkolasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan air neto sawah berturut-turut adalah 3,26 mm/hari, 6,15 mm/hari dan 11,48 mm/hari. Nilai evapotranspirasi aktual (ETc) dari fase pertumbuhan awal, fase vegetatif aktif, fase pembuahan, dan fase pematangan biji berturut-turut adalah 1,23 mm/hari, 2,57 mm/hari, 2,64 mm/hari dan 1,57 mm/hari, sedangkan untuk koefisien tanaman berturut-turut adalah 0,42; 0,89; 1,003 dan 0,62. Nilai evapotranpirasi dan koefisien tanaman terbesar terdapat pada umur pertumbuhan 31 sampai 65 hari atau fase pembuahan. Nilai perkolasi untuk setiap tahap pertumbuhan adalah 0,27 cm/hari, 3,24 cm/hari, 4,23 cm/hari dan 10,63 cm/hari.
Selain itu, JTEP juga telah terdaftar pada Crossref dan telah memiliki Digital Object Identifier (DOI) dan telah terindeks pada ISJD, IPI, Google Scholar dan DOAJ. JTEP terbit tiga kali setahun yaitu bulan April, Agustus dan Desember, dan mulai tahun ini berisi 15 naskah untuk setiap nomornya. Peningkatan jumlah naskah pada setiap nomornya ini dimaksudkan untuk mengurangi masa tunggu dengan tidak menurunkan kualitas naskah yang dipublikasikan. Jurnal berkala ilmiah ini berkiprah dalam pengembangan ilmu keteknikan untuk pertanian tropika dan lingkungan hayati. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun baik dalam edisi cetak maupun edisi online. Penulis makalah tidak dibatasi pada anggota PERTETA tetapi terbuka bagi masyarakat umum. Lingkup makalah, antara lain meliputi teknik sumberdaya lahan dan air, alat dan mesin budidaya pertanian, lingkungan dan bangunan pertanian, energi alternatif dan elektrifikasi, ergonomika dan elektronika pertanian, teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, manajemen dan sistem informasi pertanian. Makalah dikelompokkan dalam invited paper yang menyajikan isu aktual nasional dan internasional, review perkembangan penelitian, atau penerapan ilmu dan teknologi, technical paper hasil penelitian, penerapan, atau diseminasi, serta research methodology berkaitan pengembangan modul, metode, prosedur, program aplikasi, dan lain sebagainya. Penulisan naskah harus mengikuti panduan penulisan seperti tercantum pada website dan naskah dikirim secara elektronik (online submission) melalui http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtep.
The Noman River, the main river that crosses Muaraenim Regency, South Sumatra Province, has been polluted by the liquid waste from the palm oil industry. This study aimed to create a filter device for treating the polluted water waste. This was achieved by designing a pump pressure setting on the filter device with various filter media arrangements. The method used was descriptive, presenting data in graphs and tables. The research and tool design to create a filter device for treating the polluted water waste process involved several stages: tool planning, manufacture and assembly, testing, observation, calculation, and laboratory analysis. The observed parameters included pump pressure, regulated using a pressure gauge to determine water quality before and after filtering. The parameters observed were turbidity, color, pH, suspended solids (TSS), BOD, COD, oil, and grease. The study results indicate that biosand filtration, using different pressures, can treat river water contaminated with waste from the palm oil industry and produce clean water. The initial color of the water before filtering was measured at 230 TCU. After filtering, the color value decreased at each pressure level. Pressure I had a color value of 164 TCU, higher than the 153 TCU obtained at pressure II. The BOD analysis showed a decrease from 2.43 mg/L to 1.86 mg/L at pressure I before filtering. After filtering, the initial total suspended solids (TSS) level was 39.7 mg/L, which decreased to 26.79 mg/L at pressure I and 26.40 mg/L at pressure II. The oil and fat content analysis before filtering showed a concentration of 700 µg/L, which decreased to 501 µg/L at pressure I and 516 µg/L at pressure II after filtering. ABSTRAK Sungai Noman, sebagai sungai utama, melewati Kabupaten Muaraenim, Propinsi Sumatera Selatan, telah mengalami pencemaran dari limbah cair industri kelapa sawit. Penelitian bertujuan untuk membuat alat penyaring dari limbah air tercemar dengan desain pengaturan tekanan pompa pada alat penyaring dengan berbagai susunan media filter. Metode deskriptif digunakan dalam penelitian ini dilengkapi dengan data tabel dan grafik. Tahap analisis serta penyediaan alat melewati beragam tahap seperti perencanaan alat, pembuatan dan perakitan alat, pengujian alat, pengamatan, perhitungan, dan analisis laboratorium. Parameter yang diamati yaitu tekanan pompa yang diatur melalui pressure gauge, untuk mendapatkan kualitas air sebelum dan sesudah penyaringan. Parameter yang diamati nilai kekeruhan, warna, pH, total suspended solid (TSS), chemical oxygen demand (COD), biological oxygen demand (BOD), minyak, serta lemak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biosand filtration dengan mengunakan tekanan yang berbeda mampu untuk mengolah air sungai dari limbah industri kelapa sawit menjadi air bersih. Warna air sebelum penyaringan sebesar 230 TCU dan setelah dilakukan penyaringan mengalami penurunan nilai warna pada masing-masing tekanan, tekanan I yaitu 164 TCU memiliki nilai warna yang lebih besar dari tekanan II yaitu 153 TCU. Analisis BOD sebelum penyaringan 2,43 mg/l menjadi 1,86 mg/l pada tekanan I. Total suspended solid sebelum penyaringan sebesar 39,7 mg/L mengalami penurunan kadar TSS pada tekanan I sebesar 26,79 mg/L dan tekanan II sebesar 26,40 mg/L. Hasil analisis Minyak dan lemak nilai sebelum penyaringan sebesar 700 µg/L mengalami penurunan setelah dilakukan penyaringan pada tekanan I sebesar 501 µg/L dan tekanan II sebesar 516 µg/L.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.