Kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan fundamental dalam pembelajaran matematika dan merupakan salah satu tujuan utama dari pembelajaran matematika. Artikel ini membahas mengenai kemampuan pemecahan masalah matematis, permasalahan yang sering muncul dikalangan para peneliti adalah sulitnya mendefinisikan, membuat indikator dan soal yang tepat yang dapat mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa karena kurangnya pengalaman dan referensi. Secara singkat tujuan kajian ini adalah dapat mendefinisikan kemampuan pemecahan masalah matematis dengan benar, mampu membuat indikator dan soal kemampuan pemecahan masalah matematik SMP dengan tepat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur. Hasil kajian menunjukan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah matematis non-routin yang disajikan dalam bentuk soal matematika tekstual maupun kontekstual yang dapat mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah dengan indikator mampu memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melakukan perhitungan dan mengecek kembali hasil perhitungan. kebaruan dari kajian ini adalah pembahasan yang komprehensif mengenai pemecahan masalah matematis. Adapun dampak dari hasil kajian ini diharapkan para peneliti dapat membuat indikator dan instrument soal yang tepat dalam mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan rancangan pendekatan kontekstual pada model pembelajaran berbasis masalah berdasarkan langkah-langkah Polya. Artikel ini merupakan kajian studi literatur. Hasil kajian menunjukkan bahwa desain pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual pada model pembelajaran berbasis masalahberdasarkan langkah-langkah Polya dapat dijadikan sebagai inovasi dalam pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum saat ini, yaitu: (1) mengorientasikan siswa pada masalah; (2) mengorganisasikan kegiatan pembelajaran; (3) membimbing invesitigasi mandiri dan kelompok berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah Polya, diantaranya: (a) memahami masalah; (b) menyusun rencana; (c) melaksanakan rencana; dan (d) mengecek kembali; (4) melakukan pengembangan dan mempresentasikan hasil karya; dan (5) melakukan analisis dan evaluasi terhadap proses pemecahan masalah. Pemberian masalah matematis non-routin yang disajikan dalam bentuk soal matematika kontekstual, maupun masalah terbuka atau terstruktur yang diterapkan pada pembelajaran berbasis masalah potensial digunakan dalam pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
This research was motivated by the difficulties of junior high school students in linear equation system material. The focus of this research is to produce the Hypothetical Learning Trajectory (HLT) system of linear equations based on the development of Learning Trajectory (LT) with the aim of research to improve students' mathematical communication skills. Research method used design Research with 3 phases: Preliminary design, teaching experiment, and retrospective analysis. The subject of study in SMP grade VII in Tasikmalaya district. This research uses the instrument of communication skills test students. Processing of research data using test-T. Based on the results of the research obtained: (a) HLT results from the development of LT linear alignment system in RME to improve student mathematical communication skills; and (b) students who acquire RME learning have increased mathematical communication skills greater than those who acquire conventional learning.
Masalah dalam penelitian ini adalah kemampuan koneksi matematis siswa masih tergolong rendah. Berdasarkan kajian literatur dan penelitian yang relevan yaitu pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) berbantuan software geogebra dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji secara komprehensif tentang peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa menggunakan pembelajaran CTL berbantuan software geogebra lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Metode penelitian menggunakan quasi experiment dengan desain non-equivalent pretest-posttest control group. Teknik analisis data menggunakan independent sample t-test. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Ciamis yang terdiri dari enam kelas, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sampel yang terpilih adalah siswa kelas VIII-A berjumlah 25 orang sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIII-B berjumlah 26 orang sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan koneksi matematis berupa soal uraian. Analisis data menggunakan data N-gain yang diperoleh dari hasil pretes dan postes kemampuan koneksi matematis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) berbantuan software geogebra dapat menjadi alternatif untuk meningkatan kemampuan koneksi matematis siswa menjadi lebih baik.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.