Karies gigi merupakan suatu penyakit gigi dan mulut yang terdapat pada setiap orang tanpa memandang umur, bangsa ataupun keadaan ekonomi. Karbohidrat yang tertinggal di dalam mulut dan mikroorganisme merupakan penyebab dari karies gigi. Jika karies gigi tidak dirawat akan menyebabkan pulpitis, ulserasi, fistula, dan abces serta dapat berpengaruh pada kualitas hidup mencakup kehidupan sosial, emosional dan kesejahteraan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian secara deskriptif dengan metode survey yang bertujuan untuk mengetahui Gambaran Karies Yang Tidak Dirawat Dengan Kualitas Hidup PadaSiswa/i Kelas VII di SMP Negeri 31 Medan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 siswa/i. Pengambilan data pengetahuan siswa/i kelas VII diperoleh melalui kuesioner yang diisi langsung oleh siswa/i, sedangkan pemeriksaan status karies diperoleh dengan pemeriksaan langsung kerongga mulut siswa/i untuk mendapatkan status karies gigi ke rongga mulut yang tidak dirawat (DMF-T). Hasil penelitian tingkat kualitas hidup dengan karies yang tidak dirawat diperoleh data sebanyak 32 orang siswa/i (53%) tingkat kualitas hidup sedang, 26 orang siswa/i (43%) tingkat kualitas hidup baik, sedangkan 2 orang siswa/i (4%) tingkat kualitas hidup buruk. Hasil pada penelitian mengenai status karies gigi tetap bahwa jumlah yang diperoleh DMF-T dengan rata-rata 2,4. Berdasarkan hasil penelitian didapat kesimpulan bahwa siswa/i kelas VII di SMP Negeri 31 Medan memiliki tingkat kualitas hidup sedang dengan status karies buruk. Untuk itu disarankan kepada siswa/i agar segera merawat giginya yang telah terkena karies.
Motivasi kesehatan adalah segala dorongan atau keinginan seseorang, baik yang dapat diamati secaralangsung maupun yang tidak dapat diamati secara langsung, yang berkaitan dengan pemeliharaan dan upayapeningkatan kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran motivasi anak dalampemeliharaan kesehatan gigi terhadap status kesehatan gigi pada siswa/i kelas III-A SD Swasta CerdasBangsa Jl. Titi Kuning Namorambe Lingk. VI Sidorejo Deli Tua. Jenis penelitian yang dilakukan adalahpenelitian deskriptif. Cara pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuisioner pada siswa yangberjumlah 38 orang untuk mengetahui gambaran motivasi siswa dalam pemeliharaan kesehatan gigi terhadapstatus def-t , DMF-T dan OHIS. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :tingkat motivasi siswa kelas III-A SD Swasta Cerdas Bangsa Jl. Titi Kuning Namorambe Lingk. VI SidorejoDeli Tua dimana kriteria baik sebanyak 14 siswa (36%), kriteria sedang sebanyak 22 siswa (57%) dankriteria buruk sebanyak 2 siswa (5%). Status def-t pada siswa kelasa III-A SD Swasta Cerdas Bangsa Jl. TitiKuning Namorambe Lingk. VI Sidorejo Deli Tua cenderung cukup tinggi dimana terdapat status angka def-tdengan rata-rata 4,52. Status DMF-T cenderung rendah dimana terdapat angka status DMF-T dengan ratarata1, sedangkan status OHIS cenderung sedang dimana angka status OHIS 1,51.
Penyuluhan merupakan suatu penerangan yang menekankan pada objek tertentu dan hasil yangdiharapkan adalah perubahan perilaku individu atau sekelompok orang. Penyuluhan merupakan suatuusaha menyebarluaskan hal-hal yang baru agar masyarakat tertarik melaksanakannya dalamkehidupan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat pengetahuan anakkelas V SD Negeri 064026 tentang kesehatan gigi dan mulut dengan penyuluhan menggunakan mediaflip chart dan boneka animasi. Jenis penelitiannya adalah deskriptif dengan metode suvei, denganpopulasi anak kelas V yang berjumlah 40 orang. Dari hasil penelitian diperoleh tingkat pengetahuananak sebelum penyuluhan dengan media flip chart yang mendapat kriteria baik 5 responden , kriteriasedang 10 responden dan kriteria buruk 5 responden. Sebelum penyuluhan dengan media bonekaanimasi yang mendapat kriteria baik 6 responden, kriteria sedang 5 responden dan kriteria buruk 9responden. Sesudah penyuluhan dengan media flip chart yang mendapat kriteria baik 11 responden,kriteria sedang 9 responden dan kriteria buruk tidak ada. Sesudah penyuluhan dengan media bonekaanimasi yang mendapat kriteria baik 19 responden, kriteria sedang 1 responden dan kriteria buruktidak ada. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa penyuluhan dengan menggunakan mediaboneka animasi lebih meningkatkan pengetahuan anak kelas V SD Negeri 064026. Hal inidikarenakan boneka animasi lebih menarik perhatian anak-anak, sehingga pesan dalam penyuluhanlebih dapat dipahami.
Sirih merupakan tumbuhan obat yang mengandung zat antiseptik pada seluruh bagiannya, dan termasukdalam kelompok obat kesehatan gigi dan mulut. Obat kumur formula protector citrus mint bebas alkohol danmampu membunuh kuman penyebab bau mulut. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik menggunakaneksperimen semu dengan rancangan pre-test dan post- test kontrol group desain dengan memakai air putihsebagai kelompok kontrol dan menggunakan uji t-Test. Penelitian ini menggunakan replikasi sebanyak tigakali.. Sampel penelitian berjumlah 45 siswa.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandinganberkumur dengan air rebusan daun sirih dan formula protector citrus mint terhadap penurunan indeks plak.Hasil penelitian ini menunjukkan indeks plak rata-rata sebelum berkumur dengan air putih, air rebusan daunsirih dan formula protector citrus mint 100 % menunjukkan kriteria indeks plak buruk dan indeks plaksesudah berkumur dengan, indeks plak sesudah berkumur air rebusan daun sirih yaitu 66,7 dengan kriteriabaik dan 33,3 % dengan kriteria sedang, indeks plak sesudah berkumur dengan formula protector citrus mintyaitu 100% sedangkan indeks plak sesudah berkumur air putih yaitu 6,7 % dengan kriteria baik, 93,3 %dengan kriteria sedang dengan kriteria baik. Kesimpulan uji t-Test dependent yaitu ada pengaruh antaraberkumur air putih, air rebusan daun sirih dan formula protector citrus mint terhadap penurunan indeks plak,sedangkan uji t-Test Independent yaitu berkumur dengan formula protector citrus mint lebih efektif untukmenurunkan indeks plak dibandingkan dengan air putih dan air rebusan daun sirih.
Tooth abrasion is the loss of tooth structure resulting from clinically abnormal mechanical wear with further risk of fracture in the cervical region of the tooth. Tooth abrasion can be avoided by applying fluoride to the teeth, changing tooth brushing behavior, and treatment of damaged teeth with dental fillings. This study aimed to evaluate the relationship between tooth brushing behavior (knowledge, attitude, and action) in people aged 30-55 years and the occurrence of dental abrasion. This was a descriptive and analytical study with a cross sectional design. Samples were 40 people of Desa Marindal II obtained by using purposive sampling method. The results showed that 15 subjects (37.5%) had good knowledge of tooth brushing and 25 subjects (62.5%) had fair knowledge of tooth brushing. There were 17 subjects (42.5%) with positive attitude towards brushing their teeth and 23 subjects (57.5%) with negative attitude towards brushing their teeth. Based on the act of tooth brushing, there were 18 subjects (45.0%) with good action and 22 respondents (55.0%) with fair action. Based on tooth abrasion, there were 19 subjects (47.5%) with no changes of tooth email and 21 subjects (52.5%) with changes of tooth email. The chi-square test showed a relationship between knowledge, attitude, and action of tooth brushing and dental abrasion among the subjects with p-values of 0.013, 0.014, and 0.000 (<0.05) respectively. In conclusion, tooth brushing can cause dental abrasion Keywords: behavior; tooth brushing; tooth abrasion Abstrak: Abrasi gigi merupakan hilangnya struktur gigi akibat keausan mekanis yang abnormal secara klinis dengan risiko lanjut fraktur (patah) pada daerah servikal gigi. Abrasi gigi dapat dihindari dengan cara pengolesan fluorida pada gigi, merubah kebiasan dalam perilaku menyikat gigi dan penambalan gigi yang sudah rusak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) menyikat gigi pada masyarakat berusia 30-55 tahun. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Sampel penelitian sebanyak 40 orang warga Desa Marindal II yang dipilih dengan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan nilai kemaknaan 95% (p<0,05). Hasil penelitian mendapatkan 15 responden (37.5%) memiliki pengetahuan baik menyikat gigi dan 25 responden (62.5%) memiliki pengetahuan cukup menyikat gigi. Berdasarkan sikap menyikat gigi, terdapat 17 responden (42.5%) memiliki sikap positif menyikat gigi dan 23 responden (57.5%) memiliki sikap negatif menyikat gigi. Berdasarkan tindakan menyikat gigi, terdapat 18 responden (45.0%) memiliki tindakan baik menyikat gigi dan 22 responden (55.0%) memiliki tindakan cukup menyikat gigi. Terkait kejadian abrasi gigi terdapat 19 responden (47.5%) tanpa perubahan email gigi dan 21 responden (52.5%) dengan perubahan email gigi. Hasil uji chi-square mendapatkan hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan (perilaku) menyikat gigi terhadap kejadian abrasi gigi pada subyek penelitian dengan nilai p=0,013, p=0,014 dan p=0,000 (<0,05) secara berurut. Simpulan penelitian ini ialah perilaku menyikat gigi yang salah dapat menyebabkan abrasi gigi. Kata kunci: perilaku; menyikat gigi; abrasi gigi
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.