Recent study reveals that in Bayah Complex, 20 km west of Ciletuh Melange Complex, discovered a metamorphic rock that interpreted as the basement of Java. This research aims to know the characteristic of metamorphic in Bayah areas. The result shows that the metamorphic rocks of Bayah Geological Complex are dominated by mica schist group, i.e., muscovite schist, muscovite-biotite schist, garnet biotite schist and chlorite schist associated with Pelitic -Psammitic protolith. The amphibolite, epidote amphibolite and actinolite schist found were metamorphosed of mafic rock protolith. All of them have been deformed and altered. Based on mineral assemblage, mica schist group included lower greenschist -epidote-amphibolite facies, whereas actinolite schist, epidote amphibolite schist, and hornblende schist included greenschist facies, epidote-amphibolite facies, and amphibolite facies respectively. Based on the data, these metamorphic rocks are associated with the orogenic style. The metamorphic rocks exposed to the surface through a complex process since Late Cretaceous. Metamorphic rocks have been deformed, folded and faulted since its formation. Its possible this rock was uplifted to the surface due to the intrusion of Cihara Granodiorite.
Desa Cisewu berada di Kabupaten Garut bagian selatan. Wilayah ini merupakan bentangalam perbukitan yang tersusun oleh material vulkanik berumur Kuarter. Struktur geologi berupa kekar dan sesar di kawasan tersebut menambah risiko lahan bersifat labil. Oleh karena itu wajar jika kawasan tersebut rawan gerakan tanah. Populasi penduduk berkembang pesat mengingat wilayah ini strategis. Apalagi wilayah Cisewu merupakan penghubung, antara Jawa Barat bagian tengah dan selatan. Sebagian masyarakat Desa Cisewu telah berulang kali mengalami kerugian akibat bencana longsor. Relokasi warga hampir sulit dilakukan, mengingat budaya masyarakat setempat yang sulit meninggalkan tanah leluhur. Masyarakat Desa Cisewu perlu diberdayakan agar mampu berdikari serta tanggap terhadap darurat bencana gerakan tanah. Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan cara memberikan berbagai pelatihan dan pendampingan dengan metode yang mudah dipahami. Pemahaman wilayah yang labil bisa disisipkan pada berbagai kegiatan dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Sosialisasi beragam fenomena alam terkait kebencanaan perlu dilakukan dengan bahasa yang sederhana dan sesuai dengan tingkat pendidikan masyarakat setempat. Di sisi lain, masalah konservasi kawasan rawan bahaya alam juga perlu disosialisasikan. Target masyarakat dapat dikelompokkan berdasarkan usia dan latar belakang pendidikan. Pengembangan usaha berbasis potensi lokal perlu mendapat perhatian khusus. Potensi lokal ini perlu mendapat pendampingan untuk dapat bersaing dengan produk unggulan di daerah lainnya.
This research aimed to reveal the petrogenesis of granitic rocks of Bayah Complex starting from magma differentiation to exposing event, this research also intended to determine the tectonic environment. The methods carried out in this research include field observation, petrographic analysis using polarized light microscopy, and geochemical analysis using X-Ray Fluorescence (XRF) and Inductively Coupled Mass Spectrometry (ICP-MS). Petrographic analysis shows that Bayah granitic rocks are composed of quartz, plagioclase, and K-feldspar while the rest are amphibole, biotite, sericite, chlorite, epidote, and opaque. Based on its major oxide concentrations, Bayah granitic rocks classified as granite and diorite-quartz which have high-K calc-alkaline magma. 4 samples of granitic rocks showed the A/N+K+C > 1 molar ratios belonging to the peraluminous S-type granite index while the remaining 1 sample showed a molar ratio of A/N+ K+C < 1 and A/N+K > 1 which classified as metaluminous I-type granite. Accordingly, Bayah granitic rocks are S-type granite which crystallized from sediment-derived magma, the sediments itself estimated sourced from continental especially Malay Peninsula, Indonesian Tin Island, and Schwaner Mountains. During differentiation, the magma undergone crustal contamination reflected by the increase in both SiO2 0.51 wt% and Al2O3 1.95 wt%, and decrease in Fe2O3 + MgO 0.61 wt% from the pure composition of sediment-derived magma. Furthermore, the occurrence of crustal contamination also recognized from high concentrations of Rb and Ba which indicate the interaction of magma with the materials of continental crust. Regard to the exposing event, Bayah granitic rocks approximated to be exposed due to regional tectonic activity which caused Orogenesa I in the Early Oligocene to the Late Oligocene. Moreover, based on the plot of trace elements especially Rb, Y, Nb, Ta, and Yb on Harker and tectonic discriminant diagrams, Bayah granitic rocks are formed on volcanic-arc active continental margins in accordance with regional tectonic setting.
SARILapangan Panasbumi Lilli secara adminstratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Matanga, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat. Hasil penyelidikan terdahulu diketahui memiliki daerah prospek seluas 18 km2 yang masih membuka ke arah utara. Fokus penelitian ini adalah memperkirakan temperatur bawah permukaan dari sumur LLK-1 untuk menentukan zona reservoir dan zona penudungnya. Metode yang digunakan adalah petrografi dan alat SpecTerra untuk mengetahui jenis mineral lempung. Berdasarkan deskripsi dan analisis komposisi mineral primer dan alterasi pada batuan dari sumur tersebut diketahui bahwa batuan pada sumur LLK-1 dari bawah ke permukaan adalah porfiri andesit terubah dan andesit terubah. Mineral alterasi yang hadir adalah saponite, monmorilonite, smectite, chlorite, mineral oksida dan pirit. Berdasarkan asosiasi mineral alterasi tersebut, zona alterasi terbagi ke dalam 2 zona, yaitu zona smectite dan zona smcetite-chlorite yang merupakan sebanding dengan tipe argilik dan subprofilitik, terbentuk pada temperatur 50oC -230oC. Hasil data tersebut, maka sumur LLK-1 masih termasuk ke dalam zona penudung.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia. Salah satunya terletak di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Untuk dapat mengoptimalkan potensi panas bumi, diperlukan penelitian mengenai karakteristik panas bumi, salah satunya penelitian mineral alterasi pada manifestasi panas bumi. Penelitian ini difokuskan pada studi alterasi menggunakan data coring dan cutting dari pengeboran Sumur X. Urutan Batuan pada sumur X dari tua ke muda terdiri atas endapan danau, tufa teralterasi, breksi tufa teralterasi, dasit teralterasi, andesit teralterasi, breksi andesit teralterasi dan breksi vulkanik teralterasi yang terbagi kedalam dua periode vulkanik yakni periode Pliosen yang berasal dari letusan Gunung Citorek dan Plistosen yang berasal dari letusan Gunung Halimun dan Gunung Tapos. Berdasarkan himpunan mineral alterasinya, zona alterasi pada sumur X terbagi kedalam 3 zona yakni zona smektit -klorit pada kedalaman 24 s.d 600 MD, zona ilit – klorit pada kedalaman 600 s.d 700 MD, dan zona klorit - smektit pada kedalaman 700 s.d 821 MD. Berdasarkan komposis mineral dan zona alterasinya, tipe alterasi pada sumur X adalah sub-profilitik dengan pH netral dan temperatur 200-300°C dan dapat bertindak sebagai zona penudung dan dilihat dari pemunculan manifestasi yang dikontrol oleh struktur, daerah penelitian berada di bagian zona outflow.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.