Various types of anatomical landmarks of the face should match its proportions with the size of the teeth which is the interalar width, intercomissural width, interpupillary width, Intercanthal width, and byzigomatic width. Some of face landmarks can be used as a guide in the selection of anterior teeth in complete denture, especially if the pre extraction record such as radiography image, extracted teeth, model study, the remaining teeth, face shape, and the shape of the curved jaw have been lost. The objective of this study was to evaluate the correlation between interalar width and intercommisural width against mesiodistal incisivus centralis width in a group of Buginese tribe. Ninety nine Buginese tribe subjects aged 17-25 were selected. The interalar width, intercommisural width, and mesiodistal incisor centralis teeth were measured using caliper about three times for accuracy and precision. Mean of interalar width and mesiodistal incisor centralis maxilla width in males more width than females (p<0.05), and intercommisural width in females more width than males (p>0.05). The degree of correlation between interalar width against mesiodistal incisor centralis maxilla width was 0.030, -0.246, 0,225 in Buginese tribe, males, and females (p>0.05). : The degree of correlation between intercommisural width against mesiodistal incisor centralis maxilla width in Buginese tribe was 0,054, 0,013, 0,153 in Buginese tribe, males, and females (p>0.05). The degree of correlation between interalar width and intercommisural width was 0.301 and 0.356 in Buginese tribe and males (p<0.05), and 0,281 in females (p>0.05). In conclusion, there is no significant correlation between interalar width and intercommisural width against mesiodistal incisor centralis maxilla width in a group of Buginese tribe. Interalar width and intercommisural width directly proportional to mesiodistal incisor centralis maxilla in a group of Buginese tribe. Interalar width and intercommisural width inversely proportional to mesiodistal incisor centralis maxilla in males and directly inversely in females.
ABSTRAKGigi geligi yang erupsi sempurna, terutama kaninus, sangat bermakna untuk estetika dan harmonisasi wajah. Prosedur pembedahan membantu membuka akses gigi impaksi agar dapat digerakkan secara ortodontik ke dalam lengkung rahang. Pemeriksaan klinis dan radiologis harus dilakukan untuk menentukan lokasi gigi impaksi. Desain flap yang digunakan berbeda, tergantung dari letak labial atau palatal dari gigi kaninus. Seorang perempuan berusia 16 tahun datang ke klinik dengan maloklusi Kelas III Angle dental dan skeletal disertai impaksi gigi kaninus kiri atas. Pada gigi tersebut telah dilakukan perawatan ortodontik cekat dengan teknik edgewise dan pembedahan pada dengan closed-eruption technique. Diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat yang dilakukan antara dokter gigi bedah mulut dan maksilofasial serta ortodontik akan menjamin hasil yang baik. Kata kunci: impaksi, kaninus, pembedahan, ortodontik PENDAHULUANDari sekian gigi yang sering mengalami impaksi, gigi kaninus rahang atas merupakan gigi kedua terbanyak setelah gigi molar ketiga rahang bawah. Prevalensinya kira-kira 1,5% dan kaninus impaksi pada posisi palatal lebih banyak dua kali lipat dibandingkan posisi bukal.1 Penatalaksanaan kasus ini membutuhkan kerjasama antara spesialis bedah mulut dan maksilofasial, dengan spesialis ortodontik. Diagnosis dan penatalaksanaan yang terlambat menyebabkan lamanya waktu perawatan di klinik dan terjadi kerusakan ke struktur sekitar gigi, misalnya resorpsi akar gigi insisivus lateralis. Etiologi gigi kaninus impaksi belum diketahui secara pasti. Terdapat bukti gigi kaninus ektopik di palatal yang terjadi di anggota keluarga yang sama dapat berhubungan dengan kelainan yang juga terjadi pada gigi insisivus lateralis, misalnya kelainan bentuk, berjejal, dan erupsi yang terlambat. Erupsi gigi kaninus normal dapat dipalpasi pada sulkus bukalis pada usia 10-11 tahun. Umumnya gigi kaninus atas erupsi pada usia 12,3 tahun pada perempuan dan 13,1 tahun pada laki-laki. 2Artikel ini membahas penanganan sebuah kasus impaksi gigi kaninus atas dengan cara kombinasi pembedahan dan perawatan ortodontik. LAPORAN KASUSSeorang perempuan berusia 16 tahun datang dengan keluhan susunan gigi tidak teratur dan terdapat celah lebar di daerah gigi kaninus kiri atas. Setelah dilakukan pemeriksaan intra oral, didapatkan gigi kaninus kiri atas belum erupsi. Dari pemeriksaan radiologis foto panoramik, terlihat gigi kaninus kiri atas impaksi dengan mahkota di arah palatal (Gambar 1). Pasien didiagnosis maloklusi Kelas III Angle dental dan skeletal disertai impaksi gigi 23. PENATALAKSANAANRencana perawatannya adalah pemasangan alat ortodontik cekat oleh ahli ortodontik dan dilakukan surgically exposure gigi 23. Tindakan
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.