Pesawat model jenis glider merupakan pesawat model yang mampu terbang dangan kecepatan rendah dan memiliki efisiensi tinggi dalam penggunaan sumber daya tenaga, sehingga banyak digunakan untuk misi pemantauan. Keterbatasan utama misi pemantauan menggunakan pesawat glider adalah jarak pandang pilot. Untuk mengatasi kemapuan jarak pandang pilot yang terbatas dan meningkatkan luas area pemantauan, pesawat harus dapat terbang secara mandiri atau autonomous. Pesawat yang terbang secara autonomous dikenal sebagai Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Penerapan sistem autonomous pada pesawat model jenis glider dilakukan dengan mengimplementasikan perangkat autonomous berupa flight controller, GPS, software GCS, dan telemetri. Perangkat autonomous diimplemantasikan pada pesawat model solfix yang disesuaikan terhadap spesifikasi pesawat. Flight controller yang digunakan adalah Arduflyer 1.5 dengan metode pemberian parameter atur yang dilakukan dengan pendekatan eksperimen uji terbang. Waypoint uji terbang berbentuk persegi panjang dengan lebar 90 m dan panjang 100 m. Nilai parameter atur diperoleh dari observasi yang dilakukan pada pergerakan pesawat ketika automode hingga mampu terbang mengikuti waypoint yang telah ditentukan. Pesawat model solfix yang mampu terbang secara autonomous dengan stabil melewati waypoint yang ditentukan dengan perameter atur: RLL2SRV_P=1
A telescopic wing is a shape-changing method of the aircraft wing known as the morphing wing system. Wingspan extends capability on telescopic wing increasing the aspect ratio to get a high lift force. The telescopic wing on a flying wing configuration as an external wing and glider wing as an internal wing can be used to increase the coefficient lift (CL) when carrying out special missions. The aerodynamic characteristics using the Computational Fluid Dynamic (CFD) simulation approach is presented. For the 40% internal wingspan, the highest CL increment was 12.9% at a 10o angle of attack. For the 50% internal wingspan, the highest CL increment was 14.9% at a 10o angle of attack. on the 40% internal wing, the highest coefficient drag (CD) increment was 4.7%, and the largest CD increment on 50% internal was 9.5% at the angle of attack of 20o. The pressure distribution along the internal wingspan was uneven from an angle of attack of 15o due to the wing tip vortices of the external wing. Streamline pattern shown a bubble separation from the leading edge at an internal wing root by external wing tip vortices.Keywords: Morphing wing, telescopic wing, flying wing, glider
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.