Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman hortikultura dari famili Cucurbitaceae. Pemberian unsur hara boron yang tepat dan sesuai, Serta budidaya melalui metode hidroponik di dalam rumah kaca diharapkan mampu menunjang pertumbuhan dan meningkatkan produksi buah. Penelitian bertujuan mengetahui perbedaan respons pertumbuhan dan produksi melon, konsentrasi boron terbaik dan pengaruh interaksi antara konsentrasi boron dengan varietas terhadap pertumbuhan dan produksi pada sistem hidroponik. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Universitas Lampung. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang disusun secara faktorial 2×5 dengan 10 perlakuan dan 3 ulangan yang disusun secara duplo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; terdapat perbedaan respons pertumbuhan dan produksi pada tanaman melon Varietas Action dan Varietas Aramis. Peubah panjang tanaman, bobot buah, volume dan ketebalan daging buah melon varietas Action lebih tinggi daripada varietas Aramis; pengaruh pemberian boron pada konsentrasi 0,1—1,3 ppm terhadap diameter buah sudah mencapai titik maksimum. Diameter buah tertinggi diperoleh dari pemberian konsentrasi boron 0,6 ppm yaitu sebesar 14,10 cm; pengaruh pemberian boron pada konsentrasi 0,1—1,3 ppm menghasilkan respons yang berbeda terhadap varietas. Pada varietas Action, Panjang tanaman tertinggi diperoleh dari pemberian boron 0,7 ppm sebesar 231,73 cm. Sedangkan varietas Aramis, setiap peningkatan boron 0,3 ppm panjang tanaman mengalami penurunan sebesar 2,01 cm. Pada varietas Aramis, Bobot buah terbesar diperoleh dari pemberian konsentrasi boron 0,8 ppm yaitu sebesar 1.685 gram. Setiap peningkatan 0,3 ppm, bobot buah mengalami penurunan sebesar 72,95 gram.
Limbah jerami padi dan ampas tahu menjadi masalah yang belum dapat terselesaikan di masyarakat. Jumlahnya yang melimpah tak sebanding dengan pemanfaatannya sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan. Salah satu cara untuk mengatasi itu dengan mengubah limbah menjadi media tumbuh jamur merang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi media ampas tahu dan jerami padi yang akan memberikan pengaruh terbaik pada pertumbuhan dan hasil jamur merang. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kumbung Jamur Kelompok Sinar Harapan Kelurahan Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung mulai bulan September sampai dengan Oktober 2012. Perlakuan disusun secara tunggal yang terdiri dari 75% ampas tahu dicampur dengan 25% jerami padi (m1), 50% ampas tahu dicampur dengan 50% jerami padi (m2), 25% ampas tahu dicampur dengan 75% jerami padi (m3) dan 100% jerami padi (m4). Setiap kombinasi diulang sebanyak empat kali dan diterapkan kepada satuan percobaan dalam rancangan kelompok teracak sempurna. Homogenitas ragam antar perlakuan diuji dengan uji Bartlet dan aditivitas model dengan uji Tukey. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 1% dan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jamur merang mencapai pertumbuhan dan hasil terbaik pada komposisi 50% ampas tahu dan 50% jerami padi, kemudian disusul dengan 25% ampas tahu dan 75% jerami padi, 100% jerami padi dan terakhir 75% ampas tahu dan 25% jerami padi.
Pertumbuhan dan perkembangan umbi radish sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan mikro (suhu dan kelembaban) dan ketersediaan unsur hara. Salah satu modifikasi suhu dan kelembaban lingkungan perakaran tanaman dapat dilakukan dengan penggunaan mulsa. Secara fisik mulsa mampu menjaga suhu tanah lebih stabil dan mempertahankan kelembaban di sekitar perakaran tanaman. Cara untuk meningkatkan ketersedian unsur hara adalah dengan memberikan zeolit. Zeolit telah dimanfaatkan di dalam bidang pertanian sebagai menjaga pH tanah, meningkatkan aerasi tanah, dan efektif untuk pertukaran kation sehingga menjadi pengontrol dalam pembebasan ion amonium, nitrogen, dan kalium serta dapat menetralkan tanah yang bersifat asam mengurangi fiksasi P dan koloid tanah dan meningkatkan aktivitas mikroorganisme dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan mulsa plastik hitam perak berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman radish, mengetahui berapa dosis zeolit yang menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman radish yang terbaik, dan mengetahui apakah penggaruh penggunaan mulsa plastik hitam perak terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman radish bergantung pada dosis zeolit. Penelitian ini dilaksanakan di laboraturium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Kota Bandar Lampung pada bulan Juli hingga September 2012.Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi mulsa memberikan respons/hasil yang lebih baik dibandingkan dengan tanpa mulsa untuk tanaman radish, pada peubah bobot kering brangkasan, dan bobot basah umbi, respons tanaman radish terhadap aplikasi dosis zeolit sampai dosis 800 g m masih liniear, dan perlakuan tanpa mulsa dan tanpa zeolit menghasilkan produksi lebih tinggi 52,61 % (1.027,42 g) daripada dengan menggunakan mulsa (486,84 g). Sedangkan pada zeolit 200 gm-2 -2 produksi umbi dengan menggunakan mulsa lebih tinggi 81,50% (1.299,94 g) daripada tanpa menggunakan mulsa (716,22 g).
Pada tanaman radish pupuk KNO3 berfungsi untuk membantu meningkatkan proses pembentukan umbi dan mulsa berfungsi untuk menghindari kehilangan air melalui penguapan dan menekan pertumbuhan gulma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh pemberian beberapa taraf dosis pupuk KNO3 yang menghasilkan respons terbaik tanaman radish, (2) mengetahui respons tanaman radish akibat aplikasi mulsa, (3) mengetahui respons tanaman radish akibat pemupukan KNO3 berbagai dosis yang diaplikasikan pada lahan dengan mulsa dan tanpa mulsa. Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Kota Bandar Lampung pada bulan Mei hingga Juni 2012. Rancangan lingkungan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Teracak Sempurna dengan tiga ulangan. Rancangan perlakuan disusun secara faktorial (5 x 2). Faktor pertama adalah dosis pupuk KNO3 (K) yang terdiri dari 5 taraf, yaitu 0 kg ha-1 (K0); 75 kg ha-1 (K1); 150 kg ha-1 (K2); 225 kg ha-1 (K3); dan 300 kg ha-1 (K4). Faktor kedua adalah aplikasi mulsa (M) yang terdiri dari dua taraf yaitu tanpa pemberian mulsa (M0), dan mulsa plastik hitam perak (M1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk KNO3 sampai dosis 300 kg ha-1 belum ada yang menghasilkan respons terbaik tanaman radish. Aplikasi tanpa mulsa memiliki respons/hasil yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan mulsa untuk tanaman radish. Pada dosis KNO3 yang sama, tanpa menggunakan mulsa didapatkan produksi tanaman per petak yang lebih tinggi dari pada menggunakan mulsa.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.