Industrial waste-water has become a serious problem nationwide. However, one type of waste-water, i.e. tofu waste-water (whey), can be utilized as the source of nata de soya production. This present research is attempts to reveal the effect of various concentrations of inocula and green-bean extracts on nata productions from tofu waste-water. Ten combinations of treatment were applied and coded as A1 – A10. The parameters observed included physical and chemical characters of nata and nitrogen (N) contents. The results show that the increase in concentration of N and inocula will follow by the increase of water content, fiber content, plasticity, and N content of nata de soya produced. Highest thickness of nata was gained at 200 g/L concentration of green-bean extract and 100 ml/L concentration of inoculum.
Sampo yang baik dapat membersihkan dan memiliki emulsi minyak dalam air yang stabil. Variasi konsentrasi kombinasi surfactant dan co-surfactant, serta variasi penggunaan pelarut selama proses pengembangan dibutuhkan untuk mencari kombinasi yang paling ideal. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formula dan teknik pembuatan sampo susu sapi segar yang optimum. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian factorial design. Seluruh rancangan formula (F1-F9) yang menjadi sampel dalam penelitian ini, dibuat dengan konsentrasi kombinasi surfactant (sodium lauryl sulphate) dan co-surfactant (cocamide diethanolamide) yang bervariasi. Sampo dibuat dengan menggunakan pelarut yang berbeda yaitu metode A (aquades) dan B (aquades dan NaCl). Setiap metode diaplikasikan untuk membuat sembilan formula (F1-F9). Replikasi sampel dilakukan sebanyak tiga kali. Pengamatan terhadap kualitas dan akseptabilitas sampo dilakukan selama 60 hari. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah parameter sampo. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa evaluasi tahap satu terhadap stabilitas fisik dan pH sampo menghasilkan formula sampo 3B sebagai formula dan teknik pembuatan yang optimum. Emulsi formula 3B paling stabil diantara seluruh formula, dengan nilai pH 6,2. Formula sampo 3B memiliki kemampuan mendispersikan kotoran ke dalam air dan kemampuan membersihkan 44,7 %. Busa yang dihasilkan memiliki tekstur lembut. Formula sampo 3B memiliki kandungan protein 0,4 %, nilai viskositas 670 Cp, dan tidak mengandung jamur serta bakteri patogen. Kesimpulan dari penelitian ini adalah formula 3B merupakan formula optimum sampo susu sapi segar, yang menggunakan kombinasi surfactant 30 % dan co-surfactant 1 %, yang dibuat dengan teknik pembuatan menggunakan metode B dengan pelarut berupa larutan NaCl.
Penelitian ini bertujuan untuk menguak keberadaan dan nilai penting dari senyawa alamiah yang terkandung di dalam beberapa jenis rumput laut di Indonesia, khususnya yang tergolong sebagai anggota rumput laut hijau (Chlorophyta). Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mencari kemampuan antibiosis dari rumput laut hijau yang ditemukan di pantai Drini. Empat jenis rumput laut hijau yang diketemukan memperlihatkan kemampuan antibiosis yang bervariasi dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Salah satu jenis, bahkan, menunjukkan daya hambat yang lebih kuat terhadap pertumbuhan mikroorganisme uji, E. coli, daripada larutan penisilin murni (10 mg).
Dalam mengidentifikasi jenazah yang tidak terdeteksi, peran post mortem interval (PMI) sangat penting untuk memperkirakan waktu kematian dengan menentukan umur larva lalat yang terdapat pada jenazah. Umur larva lalat sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan, makanan, kelembapan, intensitas cahaya, dan kontaminan. Kontaminan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan larva lalat adalah narkotika. Keberadaan bahan narkotika mampu mengacaukan estimasi waktu kematian hingga 29 jam. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan media dua bangkai tikus tanpa paparan morfin dan dengan paparan morfin dosis letal. Kedua media tumbuh ini dimasukkan kandang dengan lalat Sarcophaga Sp. Dilakukan pengamatan setiap 24 jam mulai dari larva lalat stadium satu sampai lalat dewasa. Dari setiap media tumbuh diambil lima larva secara acak setiap hari, direndam dalam air panas sampai mati. Selama penelitian dilakukan penentuan stadium larva berdasarkan panjangnya dan jumlah slit pada posterior spirakelnya. Hasil menunjukkan pada media tumbuh yang dipapar morfin dosis letal menunjukkan hasil pertumbuhan larva baik panjang maupun berat lebih tinggi secara signifikan dibandingkan pertumbuhan larva pada media tumbuh yang tidak dipapar morfin dosis letal dengan durasi pencapaian stadium lebih cepat. Perbedaan panjang larva dan durasi pencapaian stadium mulai tampak setelah larva stadium satu.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.