<p>Distribusi transfer kalor yang seragam pada bagian <em>moulding </em>dari mesin <em>rubber press </em>sangat penting untuk menghasilkan hasil <em>moulded </em>produk yang berkualitas terbaik. Pada kenyataannya, transfer kalor pada <em>moulding</em> dari mesin <em>rubber press </em>tidak terdistribusi secara seragam. Oleh karena itu, transfer kalor pada <em>moulding </em>dari mesin perlu dievaluasi. Sebagian besar penelitian sebelumnya hanya mempertimbangkan transfer kalor secara konduksi pada <em>moulding </em>sementara itu tidak ada studi yang menginvestigasi transfer kalor secara konvensi dan radiasi yang hampir terjadi pada seluruh tipe mesin <em>rubber press </em>dengan tipe <em>moulding </em>yang terbuka. Metode elemen hingga digunakan untuk menganalisis distribusi temperatur berdasarkan transfer kalor secara konduksi dan metode analitik dipakai untuk menghitung transfer kalor secara radiasi dan konveksi pada <em>moulding </em>dari mesin <em>rubber press</em>. Hasil dari metode elemen hingga menunjukkan bahwa temperatur tinggi hanya terjadi pada bagian <em>boundary </em>sementara bagian pusat dari <em>moulding </em>menunjukkan temperatur yang lebih rendah. Temperatur pada bagian <em>boundary </em>bervariasi sebesar 124.3<sup> o</sup>C, 124.4 <sup>o</sup>C, 124.5<sup> o</sup>C, 124.8, 125.3<sup> o</sup>C, 126.5<sup> o</sup>C, 129.2<sup> o</sup>C, dan 134.8<sup> o</sup>C. Transfer kalor secara konveksi dan radiasi pada <em>moulding </em>sebesar 13.3 kW dan 68.23 kW. Perbedaan antara pengukuran langsung dan simulasi menggunakan metode elemen hingga diakibatkan adanya asumsi <em>steady state </em>pada model simulasi. Penelitian selanjutnya sebaiknya mempertimbangkan kondisi <em>transient</em> pada transfer kalor secara konduksi dan <em>view factor</em> yang lebih bervariasi pada transfer kalor secara konveksi dan radiasi.</p>
Kebutuhan listrik Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat, namun ketersediaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batubara semakin berkurang, sehingga diperlukan sumber energi baru terbarukan (EBT) sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan. Salah satu sumber energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan dan memiliki potensi besar adalah energi angin. Tujuan dari kajian ini adalah untuk menentukan bilah tipe taper dengan airfoil yang optimal untuk turbin angin sumbu horizontal skala mikro. Dalam kajian ini, bilah turbin angin sumbu horizontal dengan airfoil GOE 796 diuji menggunakan generator PMSG cooging-less agar tercapainya efisiensi tinggi pada kecepatan angin minimum. Desain hasil perancangan bilah Taper GOE 796 Airfoil memiliki panjang jari-jari sebesar 1 m, lebar chord yakni 34-74 mm, dengan twist angle sebesar 5,66-11,66°. Hasil analisis performa bilah Taper GOE 796 Airfoil dengan kecepatan angin maksimal 10 m/s memiliki kinerja optimal pada TSR 6,5 dengan Coefficient Power (Cp) sebesar 35%, menghasilkan daya maksimum sebesar 670 W pada kecepatan sudut sebesar 620 rpm dan torsi yakni 10,3 Nm.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.