Menjamurnya pelaku UMKM dan perusahaan startup semakin meningkatkan persaingan para pelaku usaha. Umumnya mereka yang baru terjun ke dunia pemasaran akan meraba-raba tentang bagaimana cara menerapkan strategi yang tepat untuk menjangkau pelanggan, menjaga loyalitas pelanggan, hingga melebarkan ekspansi usahanya. Berdasarkan temuan fenomena di atas, maka buku ini disusun untuk menjawab permasalahan tersebut dengan cara menghadirkan suatu pemahaman komprehensif dasar yang tidak hanya bersifat teoritis namun juga praktis. Materi yangtersaji dalam buku ini berisikan berbagai kajian kompleksitas manajemen pemasaran yang sering ditemui oleh para pelaku usaha pada kondisi perubahan pasar terkini (bisnis di era modern). Setiap pembahasan materi di dalamnya merupakan kumpulan pemikiran luar biasa yang dituangkan oleh para ahli manajemen pemasaran yang berasal dari kalangan praktisi dan akademisi. Terdapat 16 bab, yaitu: Ruang Lingkup Pemasaran; Marketing; Sales dan Public Relation; Informasi dan Riset Pemasaran; Strategi dan Rencana Pemasaran; Bauran Pemasaran (Marketing Mix); Segmentasi dan Target Pasar; Branding dan Positioning; Komunikasi Pemasaran; Saluran Pemasaran Terintegrasi; Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan; Kemitraan (Sponsorship); Pengelolaan dan Evaluasi Pemasaran; UMKM dan Perusahaan Startup; E-Commerce dan Media Sosial; Etika Pemasaran; dan Konsep Pemasaran Global.
ABSTRAKProgram Mahasiswa Mengabdi Desa dilakukan di Kelurahan Graha Indah, Kecamatan Balikpapan Utara, tepatnya pada RT. 5 dan RT. 60. Dengan adanya Pemancingan Rama, tim pengabdian masyarakat melihat adanya potensi UMKM dengan membuat kerupuk ikan lele.Oleh karena itu, tim mengadakan pelatihan pengolahan kerupuk ikan lele guna meningkatkan perekonomian masyarakat mitra ini. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat ini adalah menggunakan metode pelatihan secara daring berbentuk webinar, dan pendampingan langsung dalam pelatihan pembuatan kerupuk ikan lele. Selain itu, pendampingan dilakukan dalam penjualan kerupuk ikan lele. Untuk mengetahui kebermanfaatan webinar dan luaran webinar, dilakukan survei. Hasil survei menunjukkan bahwa 94.4% peserta dari total 18 peserta menyatakan kegiatan ini bermanfaat. Namun, kurang dari setengah peserta yang akan menjadikan ikan lele sebagai bisnis, yakni sebesar 44.4% saja. Hal ini disebabkan beberapa peserta merasa masih belum berhasil membuat kerupuk ikan lele yang layak jual. Lainnya merasa belum memiliki kemampuan dalam promosi dan penjualan, sehingga hanya tertarik untuk belajar saja. Dari kegiatan ini dihasilkan 49 kemasan kerupuk ikan lele, dengan 44 kemasan berhasil dijual. Kata kunci: Ikan lele; kerupuk; pengabdian masyarakat; UMKM ABSTRACTThe Community Service was held in Kelurahan Graha Indah, North Balikpapan District, precisely at RT. 5 and RT. 60. With Rama Fishing, the community service team saw the potential of MSMEs by making catfish crackers. The method used in the implementation of this community service is using online training methods in the form of webinars, and direct assistance offline in training on making catfish crackers. In addition, assistance is provided in the sale of catfish crackers. To find out the usefulness of the webinar and the outcome of the webinar, a survey was conducted. The survey results showed that 94.4% of participants from a total of 18 participants stated that this activity was useful. However, less than half of the participants will turn catfish crackers into their business, which is merely 44.4%. This was because some participants felt they had not succeeded in making catfish crackers that were worth selling. Others feel that they do not have the ability to promote and sell, so they are only interested in learning. From this activity, 49 packages of catfish crackers were produced, of which 44 were successfully sold. Keywords: catfish; crackers; community service; MSMEs
ABSTRAKPengabdian masyarakat ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan furnitur ecoclass, dengan memanfaatkan sampah yang ada di lingkungan mitra yaitu Rumah Belajar Sekar, Balikpapan. Untuk memenuhi kebutuhan furnitur ini, maka dilakukanlah sebuah pelatihan pembuatan ecobrick dalam bentuk webinar dan juga dibuatlah furnitur meja, kursi dan dinding dari ecobrick. Untuk mengetahui keberhasilan dari webinar yang telah dilaksanakan dengan jumlah peserta 16 orang, dilakukanlah pengisian questionnaire daring, sebelum dan sesudah webinar berlangsung. Dari hasil questionnaire dari webinar pelatihan pembuatan ecobrick yang telah dilakukan, didapatkan bahwa sebanyak 12 peserta dari total 16 peserta, sudah mengetahui apa itu ecobrick dan 9 diantaranya sudah mengetahui manfaat ecobrick, sebelum webinar berlangsung. Setelah webinar, dapat dilihat bahwa 16 peserta sudah mengetahui apa itu ecobrick dan apa manfaatnya. 16 peserta menyatakan tertarik untuk membuat ecobrick, namun hanya 14 yang tertarik untuk membuat furnitur ecobrick. 2 peserta mengungkapkan faktor penghambatnya adalah tidak ada waktu dan malas membuat. Dari pengabdian masyarakat ini dihasilkan 2 kursi, 1 meja dan juga 3 dinding ecobrick yang diletakkan di Rumah Belajar Sekar. Pembuatan ecobrick ini dapat menjawab permasalahan mitra untuk memenuhi kebutuhan furnitur dan juga menyelesaikan permasalahan untuk mengurangi sampah plastik. Kata kunci: ecobrick; furnitur; pengelolaan sampah; plastik. ABSTRACTThis community service is aimed to meet the needs of ecoclass’ furniture, by utilizing waste in the partner's environment, namely Rumah Belajar Sekar, Balikpapan. To fulfill this furniture need, an ecobrick making training was conducted in the form of a webinar. The team also made ecobrick as furniture like table, chairs and wall. To determine the results of the webinar that has been conducted with 16 participants, an online questionnaire was completed, before and after the webinar. From the questionnaire results, it was found that as many as 12 participants out of a total of 16 participants already knew what ecobrick was and 9 of them already knew the benefits of ecobricking, before the webinar took place. After the webinar, it can be seen that 16 participants already know what ecobricking was and what its benefits were. 16 participants expressed their interest in making ecobricks, but only 14 were interested in making ecobrick’s furniture. 2 participants revealed that the inhibiting factors were not having enough time and lazy to make. From this community service, 2 chairs, 1 table and 3 ecobrick walls were produced which were placed in the Rumah Belajar Sekar. Making this ecobrick can answer partner’s needs of furniture and also solve problems to reduce plastic waste. Keywords: ecobrick; furniture; waste management; plastic
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.