AbstrakPada umumnya, konstruksi perkerasan lentur di Indonesia menggunakan agregat batu pecah yang dihasilkan melalui industri pemecah batu karena memiliki permukaan kasar dan bersudut sehingga memiiki daya lekat yang sangat baik terhadap aspal. Namun karena biaya yang besar dalam proses pengolahan dan pengangkutannya ke lokasi proyek, terkadang ditemukan pemanfaatan agregat alami yang memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai material agregat pada perkerasan. Dengan pertimbangan ini, penulis merasa perlu menguji dan menganalisis pengaruh keberadaan agregat alami dalam campuran aspal beton. Penelitian ini mengkaji pengaruh variasi kadar agregat alami terhadap kinerja campuran aspal beton dan menentukan kadar agregat alami yang dapat menghasilkan kinerja campuran aspal beton yang optimum. Metode penelitian ini berbasis eksperimen di Laboratorium Rekayasa Jalan Jurusan Sipil FT-UMI. Komponen pengujian utama adalah pengujian karakteristik campuran aspal beton dengan menggunakan material perkerasan berupa agregat alami, agregat batu pecah, dan atau kombinasi keduanya. Jenis pengujian laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan properti material yang dilanjutkan dengan pengujian Marshall untuk memperoleh nilai kadar aspal optimum yang akan digunakan sebagai kadar aspal tetap pada pengujian inti yaitu pengujian Marshall pada komposisi campuran dengan variasi penambahan agregat alami. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa keberadaan agregat alami dalam campuran aspal beton mempengaruhi kinerja campuran dimana diperoleh kadar agregat alami yang mampu menghasilkan kinerja campuran yang optimum sebesar 10%-50% terhadap total berat agregat kasar. 30Gambar 4. Nilai Flow untuk setiap variasi kadar Agregat alami.
The asphalt emulsion mixture is a mixture that can be used in areas that do not have Asphalt Mixing Plant (AMP). Indonesia has natural asphalt found in Buton Island, Southeast Sulawesi, known as Buton asphalt. Modification of asphalt emulsion with Buton Granular Asphalt (BGA) is expected to be used in regions do not have AMP and utilize local materials so it can reduce the import of oil asphalt. Modification of asphalt emulsion and BGA is needed for research to determine the performance of the mixture so that this mixture is suitable for use. The performance degradation of the asphalt mixture on flexible pavement is due to aging on the asphalt. The aging performance of asphalt mixture can be known by testing Marshall and ITS. The purpose of the test was to determine the stiffness due to the aging process. Based on the Marshall and ITS results that asphalt emulsions mixture containing 10% of Buton granular asphalt can improve mixed performance. The performance of the asphalt emulsion mixture containing Buton granular asphalt has a service life of up to 10 years.
Limited telecommunication network services, even for 2G technology, in some regions due to living in small islands, range of hills and blank spot areas are experienced in Indonesian Republic. One of solutions is proposed by using 11-element Yagi-Uda antenna operated in GSM band of frequencies. Mmanagal software is run to simulate this proposed model in order to analyze antenna performance parameters namely field pattern, F/B ratio, gain antenna, input impedance and SWR. First of all, the antenna performance, operated at frequency of 925 MHz, is the best because of the ideal SWR. Furthermore, the performance parameters of the antenna at GSM's uplink frequency, 902.5 MHz, are good because the SWR value is less than 2 dB. However, drawback of the antenna performance is occurred in which the model antenna is operated at central frequency of GSM downlink, 947.5 MHz. It is stated that radiated pattern, back lobe is more dominant than main lobe, is vice versa with two other operated frequencies. Moreover, the value of SWR, slightly above 4.6 dB, is more than 2 dB.
Pengadaan agregat batu pecah sebagai bahan campuran aspal membutuhkan biaya yang besar dalam proses pengolahan dan pengangkutan ke lokasi proyek. Agregat bulat memiliki permukaan yang halus dan licin sehingga menghasilkan interlocking yang lebih kecil. Penggabungan agregat batu pecah dan bulat diharapkan dapat menambah interlocking antara agregat, yang berpengaruh sifat modulus elastisitas campuran. Metode penelitian yang digunakan ialah metode eksperimen di Laboratorium. Agregat bentuk pecah dan bentuk bulat yang digunakan sebagai bahan penyusun pada campuran aspal minyak dalam pembuatan benda uji (briket). dalam penelitian ini akan divariasikan penggunaan agregat bentuk bulat sebesar 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20%. Selanjutnya dilakukan pengujian dengan menggunakan alat uji Kuat Tarik Tidak Langsung, untuk mendapatkan nilai modulus elastisitas campuran. Hasil penelitian hubungan modulus elastisitas terhadap variasi agregat bentuk pecah dan agregat bentuk bulat dengan presentase 0% modulus elastisitas mengalami penurunan hingga presentase 20%, sedangkan nilai regangan semakin bertambah. Hal ini menunjukkan elastisitas campuran dengan penambahan agregat bulat bertambah, namun daya interlocking agregat berkurang.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.