Siong is one of the economical valuable crops that grown in North Basse Sangtempe, Luwu. This plant grows wildly around the society. However, many farmers do not understand the economic potential of this plant due to low knowledge of farmer on proper cultivation techniques and post harvest handling of siong plant. The products produced of siong plant are black cincau and the siong tea that will be focus of IbM activities program that conducted in the village of Bonglo and Tede. The IbM activities conducted through the input of cultivation technology and post harvest, can improve the quality of siong plant production and certainly increase the farmers income. In addition, this knowledge can be transferred to other farmers so it can help them in developing siong plants into plants that can be cultivated intensively in North Basse Sangtempe not only in the village of Bonglo and Tede. The team provides solutions that implemented in the IbM program including: knowledge on how to seed, how to plant until how to harvest and post harvest of siong plant. High fiber content of siong plant provides a lot of benefits for the health of body adequate intake for dietary fiber to mantain health.
ABSTRAKPenelitian ini adalah penelitian eksperimen. Target khusus penelitian ini adalah (1) mengembangkan dan mengimplementasikan perangkat pembelajaran mata pelajaran IPA materi sumber daya alam (bahan ajar dan RPP) berbasis model pembelajaran grup investigasi bervisi SETS (Science, Environment, Technologi and Society) (2) meningkatkkan hasil belajar IPA siswa SD, aktivitas siswa dan respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif grup investigasi bervisi SETS. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA yang diajarkankan menggunakan model pembelajaran grup investigasi bervisi SETS dengan pembelajaran konvensional, digunakan statistika inferensial yaitu uji t. melibatakan 3 kelas dan 3 SDN kota palopo. Rancangan eksperimen yang digunakan adalah One Way ANOVA. Pada perlakuan kelas eksperimen 1 menggunakan model pembelajaran grup investigasi bervisi SETS, kelas kesperimen 2 menggunakan model pembelajaran grup investigasi dan 1 kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Tahap pengumpulan data yaitu pemberian tes hasil belajar dan angket respons siswa. Data yang telah dikumpulkan dianalisis secara kualitatif, kuantitatif, analisis statistika deskriptif, dan analisis statistika inferensial. Hasil penelitian menunjukkan setelah dilakukan perlakuan antara kelas model grup Investigasi bervisi SETS, kelas model grup investigasi dan kelas konvensional. berdasarkan hasil belajar siswa uji perbedaan bahwa grup investigasi lebih baik dari kelas konvensional, grup investigasi bervisi SETS lebih baik dari kelas konvensional sedangkan kelas grup investigasi dan grup investigasi bervisi SETS tidak ada yang kebih baik. Disimpulkan bahwa dibandingkan dengan kelas konvensional kelas grup investigasi bervisi SETS lebih baik, sejalan dengan respon siswa yang berkategori baik dan aktifitas siswa mengalami peningkatan. Kata Kunci: Model kooperatif GI, SETS, hasil belajar siswa, Sumber daya Alam PENDAHULUANSalah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah lemahnya kualitas proses pembelajaran. Berdasarkan pengalaman riil di sekolah dasar khususnya di kota Palopo, proses pembelajaran IPA kurang meningkatkan kreativitas siswa, yang mengaitkan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Sumber daya alam adalah segala sesuatu dari alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, siswa perlu dibekali dengan pengetahuan bagaimana mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam dengan baik yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Kenyataannya masih banyak tenaga pendidik yang menggunakan metode konvensional dalam kegiatan pembelajaran yang tidak menghubungkan dengan SETS, sehingga suasana belajar terkesan kaku. Guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktek, cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar. Dalam hal ini, siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berfikir dan memotivasi diri sendiri. Hasil wawancar...
Kegiatan “Bimbingan Teknis Pemahaman CP, Penyusunan TP/ATP, dan Modul Ajar di SDN Negeri 7 Ponjalae Palopo” yang berlangsung selama 1 (satu) hari (12 November 2022) berlangsung di SD Negeri 7 Ponjalae Palopo dengan peserta dari unsur kepala sekolah bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kepala sekolah terkait dengan implementasi Kurikulum Merdeka, terutama dalam hal pemahaman Capaian Pembelajaran (CP), penyusunan Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran (TP/ATP), dan penyusunan Modul Ajar. Jumlah peserta dalam kegiatan ini sebanyak 16 kepala sekolah jenjang SD dari sekolah yang berada pada Gugus 3, 5, dan 9 Palopo. Pendekatan kegiatan ini menggunakan model pelatihan (Bimbingan Teknis) sehingga peningkatan aspek psikomotorik menjadi aspek utama yang ingin dicapai. Selain penyajian materi, peserta dibekali dengan penugasan dalam bentuk lembar kerja sehingga selain aspek kognitif, aspek psikomotorik peserta mengalami peningkatan
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.