Abstrak Penyakit berbasis lingkungan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia, salah satunya Tuberkulosis. Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tubercolusis. Kabupaten Banyumas tahun 2014 tercatat 3 Puskesmas dengan angka penemuan kasus penyakit Tuberkulosis Paru tertinggi yaitu Puskesmas Kembaran II, Puskesmas Cilongok I dan Puskesmas Lumbir. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan faktor manusia dan lingkungan fisik rumah dengan kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Cilongok I tahun 2016. Penelitian ini bersifat observasional dengan menggunakan metode case control. Sampel sebanyak 60 orang, terdiri dari 30 kasus dan 30 kontrol. Variabel yang diteliti meliputi status gizi, kontak penderita, perilaku, pencahayaan, kelembababan, suhu, luas ventilasi jenis lantai, jenis dinding dan kepadatan penghuni. Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil analisis menggunakan uji statistik Chi Squre, OR dengan CI 95%, α;0,05 dan uji Regresi Logistik dengan metode Backward LR CI 95% dan α : 0,25.Hasil penelitianini adalah status gizi nilai (p=0,009; OR 4,667), kontak penderita (p= 0,000; OR 9,333), perilaku (p= 0,43), pencahayaan (p= 0,038; OR 3,455), kelembaban nilai (p= 0,295), suhu (p=1,000), luas ventilasi (p= 0,472), jenis lantai (p= 0,333), jenis dinding (p= 0,792) dan kepadatan penghuni (p= 0,100).Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara status gizi, kontak penderita dan pencahayaan dengan kejadian Tb Paru, dan kontak penderita merupakan variabel paling dominan. Disarankan penderita Tb Paru harus menjaga kontak terhadap keluarga untuk mencegah penularan terhadap keluarga serumah atau lingkungan rumah, melakukan upaya perbaikan gizi, membuka jendela kamar dan menambah lubang ventilasi agar cahaya dapat masuk dalam ruang kamar. AbstractEnvironmental based diseases are still be health's problem for all people in the world, one of them is Tuberculosis. Tuberculosis is a contagious infectious disease caused by the bacterium Mycobacterium tubercolusis.Banyumas Regency in 2014 was recorded that 3 Puskesmas had the most finding cases level of Tuberculosis they were Puskesmas Kembaran II, Puskesmas Cilongok I, and Puskesmas Lumbir. This research is observational and uses case control method. The sample was 60 people, who 30 cases and 30 controls. Variables which were examined were nutrient status, patient contacts, behavior, lighting, humidity, temperature, and width of floor ventilation type, type of wall and population density. Data analysis used univariate, bivariate, and multivariate analysis. All of the calculation used computer program and analyzed by chi square statistics test, OR with CI 95%, α;0,05 and Logistic Regression test by Backward LRmethod CI 95% and α : 0,25. The result of this research is that nutrient status value (p=0,009; OR 4,667), patient contact (p= 0,000; OR 9,333), behavior (p= 0,43),lighting (p= 0,038; OR 3,455), humidity (p= 0,295), temperature (p=1,00...
Penyakit berbasis lingkungan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia, salah satunyaTuberkulosis. Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacteriumtubercolusis. Kabupaten Banyumas tahun 2014 tercatat 3 Puskesmas dengan angka penemuan kasus penyakitTuberkulosis Paru tertinggi yaitu Puskesmas Kembaran II, Puskesmas Cilongok I dan Puskesmas Lumbir. Tujuandari penelitian ini adalah mengetahui hubungan faktor manusia dan lingkungan fisik rumah dengan kejadianTuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Cilongok I tahun 2016. Penelitian ini bersifat observasional denganmenggunakan metode case control. Sampel sebanyak 60 orang, terdiri dari 30 kasus dan 30 kontrol. Variabel yangditeliti meliputi status gizi, kontak penderita, perilaku, pencahayaan, kelembababan, suhu, luas ventilasi jenislantai, jenis dinding dan kepadatan penghuni. Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat danmultivariat. Hasil analisis menggunakan uji statistik Chi Squre, OR dengan CI 95%, α;0,05 dan uji Regresi Logistikdengan metode Backward LR CI 95% dan α : 0,25. Hasil penelitian ini adalah status gizi nilai (p=0,009; OR4,667), kontak penderita (p= 0,000; OR 9,333), perilaku (p= 0,43), pencahayaan (p= 0,038; OR 3,455),kelembaban nilai (p= 0,295), suhu (p=1,000), luas ventilasi (p= 0,472), jenis lantai (p= 0,333), jenis dinding (p=0,792) dan kepadatan penghuni (p= 0,100). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara status gizi,kontak penderita dan pencahayaan dengan kejadian Tb Paru, dan kontak penderita merupakan variabel palingdominan. Disarankan penderita Tb Paru harus menjaga kontak terhadap keluarga untuk mencegah penularanterhadap keluarga serumah atau lingkungan rumah, melakukan upaya perbaikan gizi, membuka jendela kamar danmenambah lubang ventilasi agar cahaya dapat masuk dalam ruang kamar.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.