Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu pembelajaran bahasa Arab multiliterasi berbasis kearifan lokal di Perguran Tinggi Umum yang valid, efektif, efisien, dan praktis sehingga dapat dijadikan alternatif model pembelajaran lain yang diterapkan oleh dosen bahasa Arab. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pola “the dominantless dominant design” dan desain penelitian research and development (R & D). Penelitian dilakukan melalui dua  tahapan: (1) Studi Pendahuluan (Exploration study), dan (2) Pengembangan model (Action Research. Pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dokumentasi, angket (test), dan FGD. Hasil penelitian menunjukkan: 1) pembelajaran bahasa Arab masih terlalu bersifat behavioristik dan sekadar menghasilkan keterampilan berbahasa mekanistik, 2) Pembelajaran bahasa Arab multiliterasi harus memungkinkan mahasiswa agar dapat melakukan proses intensifikasi dan ekstensifikasi kemampuannya dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Arab sehingga mengembangkan kemampuan dan keterampilan komunikasi menggunakan bahasa Arab secara mandiri dengan menggunakan multisumber dan media, 3) pembelajaran bahasa Arab multiliterasi yang mendudukan mahasiswa dalam konteks kehidupan riilnya harus diiringi dengan pemahaman dan keinsafan tentang pentingnya integrasi kearifan lokal Indonesia dalam proses pembelajaran, 4) Komponen dan sintaks model pembelajaran bahasa Arab multiliterasi berbasis kearifan lokal mengacu pada temuan empiris dan teoretik, yakni tujuan, metode, materi, serta evaluasi pembelajaran.

Religious moderation is actually an effort to restore understanding and application of religious teachings that are sincere, friendly, and oriented towards improving the quality of life and humanity. The realization of religious moderation is expected to further strengthen the role of religion as the spirit of civilization. Pesantren as one of the oldest religious educational institutions in Indonesia, from the beginning has played a role in creating Indonesian Islamic civilization with its characteristics that are open, tolerant, and humanist. Thus, pesantren is an Islamic educational institution that has long played a role in mainstreaming moderation in Indonesia. In line with that, this study seeks to dig deeper into the mode of religious moderation that is maintained in the pesantren environment based on the perceptions and roles of the main elements of the pesantren, such as kyai, teachers, and santri. This study uses a qualitative approach by conducting a literature study and documentation of partners which can be used as a valid data source. Theoretically, the mode of religious moderation in pesantren can be seen from theological aspects, sharia, state politics, and relations with others. The results show that the manifestation of religious moderation in the theological aspect which is manifested by the aqidah ahlussunnah wal Jama'ah (aswaja), is related to the problem of human and God relations, the limitations of Mu'min Kafir, and the position of reason and revelation. In the Sharia aspect, religious moderation appears in the acceptance of mu'tabarah schools of jurisprudence, although there are still Shafii schools and reject mixing (talfiiq). In the aspect of state politics, religious moderation of kyai, ustaz, and santri can be seen in their acceptance of the Unitary State of the Republic of Indonesia (NKRI) and Pancasila as the basis of the state, and in them against the politicization of religion. As for the relationship with the moderating attitude of pesantren exponents from their acceptance of the concept seen as different attitudes and readiness to blend in without having to negate each other and lose their identity.

Tujuan pengabdian ini adalah memberikan pelatihan pembelajaran bahasa Arab menggunakan buku Al-Lisan Al-Umm bagi guru bahasa Arab di Pondok Pesantren Nurul Huda guna menciptakan keterampilan berbahasa, keterampilan budaya, serta keterampilan berkomunikasi lisan dan tulisan. Dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini digunakan metode kualitatif yang meliputi wawancara mendalam dan observasi partisipasi. Di dalam pelaksanaannya, dilakukan melalui serangkaian kegiatan yang meliputi: sesi teori dan sesi peerteaching. Program utama dalam pengabdian ini, yaitu: (1) Program Pelatihan Intensif Bahasa Arab Komunikatif bagi guru-guru di Pesantren, (2) Program penyuluhan dan pelatihan bagi guru untuk penggunaan dan pengembangan buku ajar Al-Lisan Al-Umm. Pelaksanaan program ini berjalan lancar dan mendapat apresiasi dari warga masyarakat, khususnya mereka yang terlibat dalam pelatihan pembelajaran bahasa Arab komunikatif.