AbstrakSindrom malnutrisi-inflamasi merupakan masalah pada pasien dalam hemodialisis. Peningkatan inflamasi menyebabkan risiko malnutrisi meningkat. Massa lemak menggambarkan perubahan status nutrisi yang lebih baik pada pasien hemodialisis (HD). Peningkatan TNF-α menyebabkan produksi ROS lebih tinggi dan akan ditangkap oleh vitamin E. Vitamin E dan TNF-α keduanya disimpan di massa lemak dan bersikulasi dalam darah. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan kadar vitamin E dan TNF-α pada dua kelompok massa lemak berbeda pasien dalam HD kronik. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode potong lintang pada 42 pasien pria yang menjalani HD kronik di RS Dr. Hasan Sadikin Bandung periode September-Oktober 2016. Massa lemak diperiksa dengan alat BIA (bioelectric impedance analyzer) dan dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu lebih dan normal/kurang. Vitamin E dan TNF-α diperiksa dengan kromatografi dan ELISA. Analisis statistik menggunakan uji beda dua kelompok tidak berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan kadar vitamin E lebih tinggi pada massa lemak lebih daripada normal/kurang (p=0,042). Kadar TNF-α lebih rendah pada massa lemak lebih daripada normal/kurang namun tidak bermakna (p=0,443). Subjek usia>55 tahun, kadar vitamin E lebih tinggi pada massa lemak lebih daripada normal/kurang (p=0,029). Massa lemak lebih dengan lama HD >24 bulan, kadar vitamin E lebih rendah daripada HD ≤24 bulan (p=0,005). Massa lemak normal/kurang dengan lama HD >24 bulan, kadar TNF-α lebih tinggi daripada HD ≤24 bulan (p=0,031). Penelitian ini menyimpulkan, kadar vitamin E lebih tinggi pada kelompok subjek dengan massa lemak lebih daripada normal/kurang. Kadar vitamin E pada massa lemak lebih dengan lama HD >24 bulan, lebih rendah daripada ≤24 bulan. Tidak terdapat perbedaan kadar TNF-α pada kedua kelompok massa lemak, namun kadar TNF-α lebih tinggi pada massa lemak normal/kurang dengan lama HD >24 bulan daripada ≤24 bulan. [MKB. 2017;49(3):192-8] Kata kunci: HD kronik, massa lemak, sindrom malnutrisi-inflamasi, TNF-α, vitamin E Difference between Vitamin E and Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF-α) Levels based on Fat Mass Status in Chronic Hemodialysis Patients AbstractMalnutrition-inflammation syndrome is a problem frequently found in patients who undergo chronic hemodialysis (HD). Increased level of inflammation has a higher risk for malnutrition. Fat mass shows better nutritional status changes in HD patients. TNF-α will cause increased ROS production and will be scavenged by vitamin E that are both saved in fat mass. This study aimed to determine the difference between vitamin E and TNF-α levels in two fat mass groups of chronic HD patients. This study was a cross-sectional observational-analytic study on 42 male chronic HD patients at Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung in the period of September-October 2016. Fat mass was measured by BIA and divided in two fat mass groups, higher and normal/lower mass groups. Vit E and TNF-α levels were measured by chromatography and ELISA. Non-paired group...
 Balita merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap masalah kesehatan, terutama masalah gizi kurang atau buruk.. Masalah gizi buruk ini tentunya dapat menjadi ancaman bagi stabilitas suatu Negara. Untuk mencegah gizi balita yang ditandai dengan berat badan kurang atau dibawah garis merah dilakukan pemberian makanan tambahan (PMT) berupa olahan telur karena telur menjadi bagian penting dari nutrisi yang di butuhkan anak, karena kaya akan zat besi, protein, lemak, dan protein sangat penting sebagai zat pembangun untuk pembuatan sel-sel baru. Tujuan Mengetahui pengaruh pemberian makanan tambahan (PMT) telur terhadap perubahan berat badan balita bawah garis merah (BGM) usia 1-5 tahun di Puskesmas Grobogan Kabupaten Grobogan. Metode desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi-Eksperimental dengan Rancangan One Group Pre Test Post Test Design. Tehnik sampel yang digunakan adalah sampling jenuh. Analisis datanya dengan bantuan computerized menggunakan uji paired t test dengan taraf signifikansi 95 %.  Hasil berdasarkan hasil analisa data didapatkan hasil uji beda antara berat badan balita sebelum dan setelah pemberian makanan tambahan (PMT) olahan telur menggunakan uji Paired T Testnilai pv (0,000) < α 0,05 sehingga dapat disimpulkan pemberian makanan tambahan (PMT) telur efektif terhadap perubahan berat badan balita bawah garis merah (BGM) usia 1-5 tahun di Puskesmas Grobogan Kabupaten Grobogan. Kesimpulan berdasarkan hasil uji paired t test disimpulkan bahwa pemberian makanan tambahan (PMT) telur efektif terhadap perubahan berat badan balita bawah garis merah (BGM) usia 1-5 tahun di Puskesmas Grobogan Kabupaten GroboganKata kunci: Telur; PMT; BGM
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.