The building should be able to provide a comfortable space for users to avoid outside unfavorable climate, so that the activities in it can run optimally. The comfort aspect is one of the important factors in special worship in it. Al-Ahdhar Mosque is a mosque designed by architect Nataneka. This mosque has large openings so that natural lighting and natural ventilation can enter the building. However, it needs to be investigated whether this large opening is enough to influence the lighting conditions and conditions of the Al-Ahdhar mosque. This research was also conducted to find out the relationship between natural lighting and natural ventilation produced and to find out the opinions of respondents to the thermal comfort of the Al-Ahdhar mosque. The method used in this study is field measurements and observations which are then processed quantitatively. The results showed that natural lighting at Al-Ahdhar mosque was 180 lux on the 1st and 128th floors of lux on the 2nd floor, which meant that natural lighting in this mosque still did not meet the standards of 200 lux. Thermal conditions at Al-Ahdhar mosque, the lowest temperature of 240C is found in areas that have openings of 34%. While 80% openings produce temperatures that tend to be higher at 29.20C to 29.60C. Larger openings do not necessarily produce good natural lighting and air conditioning conditions. But keep in mind the location of openings, orientation of openings, and types of openings. The bigger the openings will also include large solar radiation as well.Keywords: natural lighting; natural ventilation; thermal conditions; mosqueAbstrak: Bangunan sebaiknya dapat memberi ruang beraktivitas yang nyaman kepada pengguna agar terhindar dari iklim luar yang tidak menguntungkan, sehingga aktivitas di dalamnya dapat berjalan dengan optimal. Aspek kenyamanan merupakan salah satu faktor penting dalam kekhusukan beribadah di dalamnya. Masjid Al-Ahdhar merupakan masjid yang didesain oleh arsitek Nataneka. Masjid ini memiliki bukaan yang cukup besar sehingga pencahayaan alami dan penghawaan alami dapat masuk ke dalam bangunan. Namun, perlu diteliti apakah bukaan yang besar ini cukup berpengaruh terhadap kondisi pencahayaan dan kondisi penghawaan pada masjid Al-Ahdhar. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pencahayaan alami dan penghawaan alami yang dihasilkan serta mengetahui pendapat responden terhadap kenyamanan termal masjid Al-Ahdhar. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengukuran lapangan dan observasi yang kemudian diolah secara kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencahayaan alami pada masjid Al-Ahdhar adalah sebesar 180 lux pada lantai 1 dan 128 lux pada lantai 2 yang berarti pencahayaan alami pada masjid ini masih belum memenuhi standar yaitu sebesar 200 lux. Kondisi thermal pada masjid Al-Ahdhar, suhu terendah yaitu sebesar 240C didapatkan pada area yang memiliki bukaan 34%. Sedangkan bukaan 80% menghasilkan suhu udara yang cenderung lebih tinggi yaitu sebesar 29,20C sampai 29,60C. Bukaan yang semakin besar belum tentu menghasilkan kondisi pencahayaan alami dan penghawaan alami yang baik. Namun perlu diperhatikan letak bukaan, orientasi bukaan, dan jenis bukaan. Semakin besar bukaan juga akan memasukkan radiasi matahari yang besar pula.Kata Kunci: pencahayaan alami; penghawaan alami; kondisi termal; masjid
The abundance of solar light in tropical countries is the advantage of the utilization of solar energy. Increasingly expensive electricity forces buildings to use passive ventilation as building coolers. One of them is the use of the stack effect through the solar chimney. The absence of residential buildings that use the solar chimney as part of a passive ventilation system makes the need for prototypes for residential buildings. The application of solar chimney to homes in Jakarta is something new. Six types of the solar chimney have been tested on a prototype, one-story residential houses in Jakarta. The location was assumed to be in the densely populated area of South Jakarta. Wind velocity ambient data using Rubber locations. Using Ansys 16.0, simulations have been carried out, and solar chimney with double-full roof collector was able to induce a wind velocity of 0.41 m/s on average
ABSTRAKStasiun kereta merupakan tempat pelayanan jasa yang digunakan untuk pengguna kereta dengan tingkat populasi yang tinggi meskipun jumlah waktu penggunaannya relatif singkat menjadikan stasiun kereta tempat yang sangat penting untuk dilakukan penelitian tentang kenyamanan termal terlebih lagi tentang tanggapan penggunanya terhadap kenyamanan termal pada stasiun. Metode yang digunakan adalah: 1) pengukuran termal (suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan udara), 2) pembagian kuisoner kepada pengguna peron stasiun kereta. Metode tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi kenyamanan termal dan tanggapan pengguna pada 2 (dua) keadaan peron yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi termal peron zona A dan zona B serta presepsi pengguna peron zona A dan zona B di stasiun manggarai. Nilai rata-rata suhu udara pada zona A dan zona B berada pada “nyaman optimal ambang batas”. Nilai rata-rata kecepatan udara pada zona A dan zona B berada pada kecepatan udara “tidak dapat dirasakan” dengan efek penyegaran 0 oC. Nilai rata-rata kelembaban udara zona A dan zona B sesuai dengan standar kelembaban udara yaitu pada kelembaban “nyaman optimal”. Terdapat perbedaan antara hasil dari indeks sensasi kenyamanan termal PMV & PPD dengan tanggapan responden terkait kenyamanan termal.Kata Kunci : Kenyamanan Termal, Stasiun Kereta, Peron ABSTRACTTrain station is a place with high populated rate, although the time that have been used relatively fast. Which make train station an important place to do study about thermal comfort and the user opinion about their comfort in station. The method that writer use for this study is: 1) thermal measurement (temperature, humidity and wind speed), 2) distribution of questionnaires to the train users. The method used to find out the conditions of thermal comfort and the user responses for 2 (two) different ambience between platform. The purpose of this study to know about thermal condition in platform zone A and zone B, also the user perception about platform zone A and zone B in manggarai station. The average temperature in zone A and zone B turn out in “nyaman optimal ambang batas”. The average wind speed in zone A and zone B turn out in “tidak dapat dirasakan dengan efek penyegaran 0 oC”. The average of humidity in zone A and zone B suitable with humidity standard in “kelembaban nyaman optimal”. There are differences between sensation index of thermal comfort PMV & PPD and the user responses about thermal comfort. Keyword: thermal comfort, train stasion, the platform
Skylight sebagai salah satu jenis bukaan atas dapat menjadi salah satu strategi dalam memasukkan cahaya alami ke ruang yang tidak dapat dijangkau oleh sistem pencahayaan samping. Masjid Jami’e Darussalam merupakan salah satu masjid yang menggunakan skylight. Penggunaan skylight menjadi dilema karena cahaya matahari langsung dapat masuk kedalam ruang yang dapat menyebabkan silau pada ruang. Penelitian ini akan mengkaji skylight sebagai salah satu strategi dalam sistem pencahayaan alami pada masjid. Masjid biasanya dirancang dengan pencahayaan rendah, namun pada masjid Jami’e Darussalam terdapat skylight yang dapat menghasilkan pencahayaan yang tinggi. Hal ini perlu dikaitkan dengan kenyamanan visual dari pengguna. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas skylight sebagai bukaan pencahayaan alami dalam menghasilkan kuantitas dan kualitas pencahayaan pada masjid; dan untuk mengetahui kenyamanan visual yang dirasakan oleh responden pada masjid Jami’e Darussalam. Metode yang dipakai adalah metode evaluatif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan skylight walaupun menghasilkan tingkat pencahayaan yang tinggi, namun tidak berpotensi menimbulkan silau. Hal tersebut didukung oleh kenyamanan visual yang dirasakan oleh pengguna Masjid Jami’e Darussalam.
The light environment quality, in general, can be assessed from various metrics of that have been made by standard institutions such as the Indonesian National Standard (SNI), Illuminating Engineering Society (IES), or the International WELL Building Institute. However, the development of research in the field of lighting has shifted from focusing on visual quality and energy to Human-Centric Lighting (HCL). HCL requires an assessment metric to measure quality from the subjective point of view of occupants. There are two types of subjective judgments in light environment quality research, that are subjective judgments for post-experiment conditions and subjective judgments for pre & post-experiment conditions. Subjective assessment of the light environment quality based on Human-centric Lighting can be divided into three categories, that are visual, emotional and biological assessments. For the subjective assessment instrument of the visual category, researchers can use the glare sensation assessment standard. Meanwhile, for the assessment of the light environment quality from the emotional category, there is no specific standard. And for assessing the light environment quality from the biological category, researchers can use commonly used assessment standards, such as the Karolinska Sleepiness Scale (KSS), Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), and Epworth Sleepiness Scale (ESS). For an assessment category that does not have a standard, the researcher can arrange a research instrument from the results of the literature review and adapt it to the conditions of the research study object.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.