Abstrak Keberhasilan destinasi wisata tidak akan terlepas dari perencanaan yang dilakukan di awal. Kebutuhan masyarakat lokasi destinasi wisata menjadi hal yang pertama dan utama mengingat bahwa suatu program berkaitan erat dengan potensi dan masalah. Sehingga tujuan penelitian ini yaitu untuk melakukan analisis kebutuhan masyarakat desa Sidoluhur sebagai dasar dalam perencanaan program permberdayaan masyarakat. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Participatory Action Research (PAR) melalui 3 strategi yaitu: sosialisasi, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi program. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, Focused Group Discussion (FGD), wawancara dan teknik dokumentasi. Berdasarkan strategi yang dilakukan kemudian dapat disimpulkan bahwa permasalahan utama yang dihadapi oleh masyarakat yaitu terkait dengan masih rendahnya wawasan masyarakat terkait dengan pengelolaan destinasi wisata dan belum semua elemen masyarakat aktif berpartisipasi. Berdasarkan hasil kebutuhan tersebut, maka upaya pengembangan diperlukan pembinaan secara berkala dan sinergi dengan program pemerintah agar dapat saling berkolaborasi. Abstract The success of a tourist destination will not be separated from the planning done at the beginning. The needs of the tourist destination location community are first and foremost considering that a program is closely related to potential and problems. So the purpose of this research is to analyze the needs of the community in Sidoluhur village as a basis for planning community empowerment programs. The study was conducted using the Participatory Action Research (PAR) method through 3 strategies: socialization, implementation, and program monitoring and evaluation. Data collected through observation techniques, Focused Group Discussion (FGD), interviews and documentation techniques. Based on the strategy carried out then it can be concluded that the main problems faced by the community are related to the still low level of community insight related to the management of tourist destinations and not all elements of society actively participate. Based on the results of these needs, the development effort needed for regular development and synergy with government programs in order to collaborate with each other.
Pada abad 21 ini kita ditantang mampu menciptakan tata Pendidikan yang dapat mengahasilkan sumber daya pemikiran yang mampu membangun tatanan social dan ekonomi sadar pengetahuan sebagaimana layaknya masyarakat abad 21. . Metode yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas (Class Room Action Research). Setiap siklus terdiri dari 3 tahapan yang harus ditempuh, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi) dan refleksi. Hasil penelitian dengan participatory learning Peningkatan hasil belajar dilihat dari hasil analisis nilai observasi setiap tindakan dan kuis warga belajar setiap siklusnya, dimana nilai rata-rata, pada siklus I terdapat 4 warga belajar dengan persentase 60-75% (sedang) dan 19 warga belajar dengan persentase 55-50% (cukup). siklus II 3 warga belajar dengan pesentase 76-86% dan 20 warga belajar persentase 60-75% (sedang). Dan siklus III terjadi menunjukkan warga belajar dengan persentase 76-85% (baik) dan 16 warga belajar dengan persentase 60-75% (sedang).
Kabupaten Kepahiang merupakan sentra produksi sayur-sayuran dan buah-buahan salah satunya buah pisang. Kualitas produksi sangat bergantung pada proses pemeliharaan dan pemupukan yang harganya sangat memberatkan dan menjadi permasalahan bagi petani. Pasca panen, batang pisang akan dibiarkan sebagai limbah padahal batang pisang berpotensi sebagai bioenergi pertanian. Berkaitan dengan permasalahan dan potensi tersebut maka dilaksanakan kegiatan pengabdian yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan motivasi kepada masyarakat Desa Tapak Gedung Kecamatan Tebat Karai Kabupaten Kepahiang Propinsi Bengkulu dalam memanfaatkan limbah pisang. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan Metode Participatory Action Research (PAR) melalui 3 strategi yaitu Sosialisasi, Pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi program. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, Fosused Group Discussion (FGD), wawancara, praktek lapangan dan dokumentasi. Kegiatan ini disambut baik dan antusias oleh masyarakat Desa Tapak Gedung. Masyarakat merasa sangat terbantu dalam penyedian pupuk organik dalam menunjang usaha pertaniannya. Berdasarkan strategi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemberdayaan kelompok tani melalui pembuatan bioenergi pertanian dari limbah batang pisang dapat memberikan ilmu yang sangat membantu bagi masyarakat serta pembuatan pupuk organik dalam skala besar dapat dijadikan alternatife untuk peningkatan ekonomi masyarakat. AbstractKepahiang Regency is a center for the production of vegetables and fruits, one of which is bananas. The quality of production is very dependent on the maintenance and fertilization process, which is very expensive and a problem for farmers. After harvest, banana stems will be left as waste, even though banana stems have the potential as agricultural bioenergy. In connection with these problems and potential, community service activities were carried out aimed at providing knowledge and motivation to the people of Tapak Gedung Village, Tebat Karai District, Kepahiang Regency, Bengkulu Province in utilizing banana waste. This activity is carried out using the Participatory Action Research (PAR) method through 3 strategies: socialization, implementation, and monitoring and evaluation of the program. Data were collected through observation techniques, Focused Group Discussion (FGD), interviews, field practice and documentation. This activity was welcomed and enthusiastically by the people of Tapak Gedung Village. The community feels very helpful in providing organic fertilizers to support their agricultural business. Based on the strategy carried out, it can be concluded that the activities of empowering farmer groups through the manufacture of agrarian bioenergy from banana stem waste can provide knowledge that is very helpful for the community, and the manufacture of organic fertilizers on a large scale can be used as an alternative to improve the community's economy.
Pengelolaan wisata yang benar dan sesuai dengan standar pengelolaan akan memberikan dampak pada perkembangan wisata menjadi lebih muda dilakukan, pengelola juga memegang peranan penting dalam pengembangan wisata. Tujan penelitian ini memberikan arahkan bagi pengelola untuk mendapatkan gambaran pengelolaan wisata yang baik agar sesuai dengan fungsi-fungsi kinerja masing-masing dengan Fokus Grup Discussion (FGD). Metode penelitian kualiatatif dengan pendekatan deskpritif yang mengambarkan keadaan dengan sebenar-benarnya. Hasil yang didaptkan pengelolaan desa wisata dengan gotong royong dengan saling membantu, saling melengkapi dan tidak terlalu terpaku pada sruktur organisai yang telah ditata, selanjutnya pengelola tidak bekerja sesuai dengan stuktur organisasi tata kelolah desa wisata Rindu Hati dan penempatan para pegurus tidak berdasarkan kemampuan dan kemauan masing-masing
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.