Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif, khusunya petani di wilayah Cirebon. Salah satu penyakit yang sering dijumpai pada tanaman bawang merah adalah penyakit moler. Saat ini pengendalian penyakit Moler masih bertumpu pada penggunaan kimia (Fungisida). Salah satu agen hayati yang sudah terbukti berperan ampuh sebagai pengendali hayati yaitu Trichoderma sp. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pengaruh dan interaksi antara Trichoderma sp dan varietas bawang merah terhadap pengendalian penyakit moler dan hasil tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L), (2) Untuk mengetahui jenis dan dosis Trichoderma sp dan varietas yang paling baik mengendalikan penyakit moler dan dapat meningkatkan tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L), (3) Untuk mengetahui korelasi terhadap komponen pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.). Sedangkan target luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah (1) Memberikan tambahan iptek bagi masyarakat petani bawang merah di Kabupaten Cirebon, khususnya dalam mengatasi penyakit Moler, (2) Meningkatkan produktivitas tanaman bawang merah sebagai upaya peningkatan pendapatan petani di Kabupaten Cirebon, (3) Publikasi ilmiah pada jurnal ilmiah, baik jurnal lokal maupun nasional yang terakreditasi (Jurnal Ilmiah Agrijati (Fakultas Pertanian) dan Logika (Universitas), dan (4) Pengayaan ilmu bahan ajar.Penelitian dilaksanakan di Desa Playangan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon - Jawa Barat. Waktu penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2016. Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial. Perlakuan terdiri dari dua faktor yang diulang tiga kali. Faktor pertama adalah Trichoderma (T) 4 perlakuan yaitu, T1 = Tanpa Aplikasi Trichoderma, T2 = Aplikasi Trichoderma harzianum 5 ml/liter, T3 = Aplikasi Trichoderma koningii 5 ml/liter, T4 = Aplikasi Trichoderma harzianum 2,5 ml/liter dan Trichoderma koningii 2,5 ml/liter. Sedangkan faktor yang kedua adalah varietas bawang merah (V) yang terdiri dari 3 perlakuan (V) yaitu V1 = Varietas Bima, V2 = Varietas Ilokos, V3 = Varietas Sumenep. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali sehingga jumlah petak dalam penelitian sebanyak 4 x 3 x 3 = 36 petak.Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh interaksi yang nyata antara Trichoderma dan varietas bawang merah terhadap parameter rata-rata jumlah daun 6 MST, dan bobot umbi kering per petak. Terdapat efek mandiri dari perlakuan Trichoderma terhadap rata-rata tinggi tanaman 4 dan 5 MST, jumlah daun 5 MST, biomassa tanaman 5 dan 6 MST, dan bobot umbi kering per rumpun, serta efek mandiri varietas bawang merah pada rata-rata tinggi tanaman 4, 5 ,6 MST, jumlah daun 4 dan 5 MST, jumlah anakan per rumpun, dan bobot umbi kering per rumpun. Perlakuan V1 (Varietas Bima) dengan T3 (T. koningii 5 ml/liter) berinteraksi nyata menghasilkan bobot umbi kering rata-rata 5,35 kg per petak, atau setara 9,07 ton/ha Interaksi terbaik ditunjukan dari hasil perlakuan V2 (Varietas Ilokos) dan T3 (T. koningii 5 ml/liter), menghasilkan bobot umbi kering rata-rata mencapai 5,42 kg per petak. atau setara 10,18 ton/ha. Terdapat korelasi yang nyata antara komponen pertumbuhan tinggi tanaman umur 4 MST dan jumlah daun umur 5 dan 6 MST terhadap hasil bobot umbi kering per petak.Kata kunci : Bawang Merah, Trichoderma sp, Penyakit Moler.
Effect of Plant Spacing and NPK Fertilizer Application on Plant Growth and Yield of Soybean(Glycine max L. Merril) of Kaba VarietyThis study aim was to determine the effect of plant spacing and NPK fertilizer application on thegrowth and yield of soybean of Kaba variety. The experiment was conducted in the field of theUPTD Balai Pengembangan Benih Palawija (BPBP), Plumbon Sub district, Cirebon District, WestJava from April to July 2014. The experimental method used was an experimental method withRandomized Block Design (RAK) with factorial arrangement of two treatment factors that wasrepeated three times. The first factor was the plant spacing consisted of three levels of 40x10, 40x15and 40x20 cm of plant spacing, while the second factor was the dose of NPK fertilizer whichconsisted of four levels of 200, 250, 300 and 350 kg/ha. Result showed that there was interactionbetween plant spacing and dose of NPK fertilizer to the average of leaf area index of soybean Kabavariety at the age of 21 days after planting. The treatment of Phonska NPK fertilizer in the dose of350 kg/ha gave the best soybean production of 1.44 kg/plot or the equivalent of 1.91 tons/ha(assuming of effective land conversion of 80%/ha), while the plant spacing did not show anysignificant effects the soybean production.Keywords: soybean, plant spacing, NPK fertilizerABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan aplikasi pupuk NPK terhadappertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max) varietas Kaba. Penelitian dilaksanakan dilahan di UPTD Balai Pengembangan Benih Palawija (BPBP), Plumbon, Cirebon, Jawa Barat daribulan April sampai dengan Juli 2014. Metode percobaan yang digunakan yaitu metode eksperimendengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan perlakuan terdiri dari dua faktoryang diulang tiga kali. Faktor yang pertama adalah jarak tanam yang terdiri dari tiga taraf yaitu40x10, 40x15 dan 40x20 cm, sedangkan faktor yang kedua adalah dosis pupuk NPK yang terdiri dariempat taraf yaitu 200, 250, 300 dan 350 kg/ha. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksiantara jarak tanam dan dosis pupuk NPK terhadap rata-rata indeks luas daun tanaman kedelaivarietas Kaba pada umur 21 hari setelah tanam. Dosis pupuk NPK Phonska 350 kg/hamenghasilkan produksi terbaik sebanyak 1,44 kg/petak atau setara dengan 1,91 ton/ha (asumsikonfersi lahan efektif 80%/ha), sedangkan jarak tanam pada perlakuan tidak menunjukkan adanyapengaruh nyata terhadap produksi kedelai.Kata kunci: kedelai, jarak tanam, pupuk NPK
High competition in the early growth phase will suppress growth and reduce rice yields. Presence of weeds in the rice field ecosystem needs to be controlled. Weed control with herbicides is more effective than other controls. This study aims to determine the effectiveness of the herbicide Cyhalofop-butyl in controlling weeds in the cultivation of direct seeds rice cultivation. The research was conducted in Sekaran village, Wonosari sub-district, Klaten district, Central Java. The method used was randomized block with seven treatments and four replications. The treatment consisted of a dose of the herbicide Cyhalofop-butyl 100 g.L<sup>-1 </sup>with levels: (50, 75, 100, 125, 150, and 175 L.ha<sup>-1</sup>), mechanical weeding and control (no weeding). The results showed that Cyhalofop-butyl at a dose of 50–175 L.ha<sup>-1</sup> was effective in controlling the weeds of <em>Echinochloa crus-galli, Leptochloa chinensis</em> and other weeds at 3 weeks after application up to 6 weeks after application, without causing phytotoxicity effect on rice plants, herbicide Cyhalofop-butyl does not affect the growth and production of rice but reduces competition between weeds and rice plans. Herbicide Cyhalofop-butyl applied at a dose of 50 - 175 L.ha<sup>-1 </sup>provide rice grain yield of 10,25 - 11,50 kg per plot.
Gulma sebagai kompetitor bagi tanaman jagung dalam memanfaatkan unsur hara, air, cahaya dan ruang tumbuh. Pengendalian gulma menggunakan herbisida sangat diminati oleh petani karena lebih efektif dan efisien dalam mengendalikan gulma. Herbisida yang digunakan untuk mengendalikan gulma dipertanaman jagung adalah herbisida campuran Atrazin 500 g/l + Mesotrion 50 g/l. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh herbisida campuran Atrazin 500 g/l + Mesotrion 50 g/l terhadap pertumbuhan gulma pada tanaman jagung. Penelitian dilakukan dari bulan September 2018 sampai Januari 2019 di kebun percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Rancangan yang digunakan pada percobaan ini Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 (enam) perlakuan dan 4 (empat) ulangan. Perlakuan yang dicoba adalah A). Herbisida campuran Atrazin 500 g/l dan Mesotrion 50 g/l dosis 1,50 l/ha, B). Dosis 2,0 l/ha, C). Dosis 2,50 l/ha, D). Dosis 3,0 l/ha, E). Penyiangan manual, F). Kontrol. Perbedaan antar perlakuan diuji dengan menggunakan uji F, sedangkan untuk menguji nilai rata-rata perlakuan digunakan Uji Jarak Berganda Duncan taraf nyata 5%. Herbisida campuran Atrazin 500 g/l + Mesotrion 50 g/l dengan dosis 1,5 l/ha - 3,0 l/ha mampu menekan pertumbuhan gulma Ageratum conyzoides; Richardia brasiliensis; Synedrella nodiflora dan gulma lainnya.serta tidak menimbulkan keracunan terhadap tanaman jagung. Pada Dosis 3,0 l/ha hasil tanaman jagung tertinggi sebesar 152,52 gram /petak. Kata Kunci : herbisida, jagung, gulma
Shallot (Allium ascalonicum L.) is an excellent horticultural commodity that has been farmed intensively by farmers. Rabbit urine as a substitute of chemical fertilizer is expected to meet the essential nutrient and macro nutrients needed by shallot plants and the use of chemical fertilizers among farmers and plantation industries can be suppressed. Regulating substances such as gibberellin (GA3) have a role in modern agriculture that can improve tuber yield and quality. This study aims to determine the influence of giberelin and rabbit urine on growth and yield of shallot. The research was conducted at Cirebon, West Java from April until June 2017. The experimental method used was experimental method with Randomized Block Design (RBD) and the treatment consisted of two factors repeated three times. The first factor was gibberellin which consists of four levels, while the second factor was rabbit urine consisting of three levels. The results showed a significant interaction between gibberellin and rabbit urine on average yield of leaf number of 6 weeks after planting (WAP), and weight of dried tuber per plot. Concentrations of 50 ppm gibberellin with urine concentration of 175 ml / l rabbit resulted in average dry weight of 5.61 kg / plot or equivalent to 10.19 tons / ha.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.