Introduction: Fish lifting workers require an ergonomic attitude at work. If the work posture is not ergonomic, it can cause disorders of the musculoskeletal system. The purpose of this study was to determine the posture of workers in fish-lifting workers at Belawan Port based on the RULA method. The RULA method is used to estimate the risk of skeletal muscle disorders. Method: This type of research is observational with descriptive method. Data collection was done by direct observation to the field and interviews. Results: Based on the results of data classification using a method, namely RULA which can be concluded that, the posture that has the greatest risk level is the work posture in the process of selecting anchovies with a body position with a squat posture with a footstool that accommodates the body while working, with the final result of the assessment of 8. Conclusion: The solution that can be done to become the next improvement for workers during the anchovy screening process is by stretching during each work for a minimum of 3 hours.
AbstrakAda banyak faktor yang menyebabkan suatu kecelakaan kerja terjadi. Sebab kecelakaan kerja tidak mengenal waktu dan tempat, baik pekerjaan di sektor industry maupun non-industri. Wilayah kerja pesisir tidak dapat dipungkiri dapat beresiko besar terjadinya kecelakaan kerja dan nelayan biasanya tidak melengkapi dan menggunakan alat pelindung diri serta alat keselamatan kerja. Sehingga cukup beresiko untuk mengalami kecelakaan kerja yang tinggi dengan waktu bekerja dan kapasitas beban kerja yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat adanya permasalahan yang cukup kompleks pada beban kerja nelayan pukat langgar untuk diperhatikan secara lebih serius. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Responden usia 43-53 tahun sebanyak 30% lebih mudah terasa berat beban kerja nya dibandingkan dengan responden yang usianya dibawah 43 tahun. Responden yang memiliki waktu kerja >8 jam sebanyak 20 responden (66,7%), lebih banyak dibandingkan dengan responden yang memiliki waktu kerja <8 yaitu dengan jumlah 10 responden (33,%). Keadaan lingkungan kerja sangat mempengaruhi tingkat kecelakaan kerja. Pada umumnya kecelakaan kerja yang biasa terjadi pada nelayan di pelabuhan Tanjungbalai Kecamatan Teluk Nibung adalah terpeleset, terjatuh, tehimpit piber dan jari tangan terputus karena mesin kapal. Kata Kunci : Kecelakaan Kerja, Beban Kerja, Nelayan, Wilayah Pesisir
AbstrakGangguan kesehatan pada pekerja dapat disebabkan oleh faktor yang berhubungan dengan pekerjaan maupun yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Terdapat pencapaian Kesehatan Kerja yaitu dalam penerapan ergonomi di tempat kerja dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental. Postur kerja merupakan salah satu yang harus diperhatikan dalam ilmu ergonomi. Postur kerja yang tidak baik atau janggal dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, salah satunya gangguan musculoskeletal (MSDs). MSDs (Musculoskeletal Disorders) ialah suatu penyakit yang timbul akibat adanya suatu keadaan atau posisi bekerja yang tidak ergonomic. Gangguan muskuloskeletal yang bersifat kronis, disebabkan adanya kerusakan pada tendon, otot, ligament, sendi, saraf, kartilago, atau spinal disc biasanya menimbulkan rasa tidak nyaman, nyeri, gatal dan pelemahan fungsi. Pekerjaan-pekerjaan dan postur kerja yang statis sangat berpotensi mempercepat timbulnya kelelahan dan nyeri pada otot-otot yang terlibat. Berdasarkan dari hasil wawancara yang dilakukan pada Kelurahan Belawan Bahagia, para IRT rata-rata melakukan pekerjaan rumah tangga, dilakukan dengan durasi waktu kurang lebih 4 jam hingga 6 jam yang setiap harinya dilakukan secara berulang-ulang. Berdasarkan kuisioner Nordic Body Map (NBM) yang dilakukan, ditemukan bahwa dari 4 objek penelitian yang berada pada kelurahan Belawan Bahagia menunjukkan bahwa seluruh objek penelitian mengalami keluhan MSDs. Kata Kunci : Postur Kerja, Rapid Entire Body Assessment, Masyarakat Pesisir.
This study aims to identify the performance of KSM Pondok Miri Asri, community satisfaction, and the relationship between the performance of KSM Pondok Miri Asri with community satisfaction in managing waste in Sunggal District, Deli Serdang Regency as a form of mosque-based community empowerment post (Posdaya Masjid). The method used is a mixed method. Informants in this study were Sunggal sub-district officers, Sei Semayang Village officers, the chairman of the Ar-Ridho Mosque Prosperity Agency and the community. The results showed that as many as 61% of respondents stated that the performance of KSM Pondok Miri Asri was classified as good and 62.7% said they were satisfied with the performance. The significance value obtained is <0.05. In conclusion, the performance of KSM Pondok Miri Asri and community satisfaction are categorized as good, and there is a significant relationship between the performance of KSM Pondok Miri Asri and community satisfaction in Sunggal District. Keywords: Satisfaction, Performance, Empowerment, Garbage
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.