Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan perubahan yang harus dilakukan di lembaga pendidikan sehingga sumber daya manusia yang dihasilkan dapat bersaing dan berkontribusi secara global. Melalui kajian literatur dan analisis isi, penulis menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum saat ini dan di masa depan harus melengkapi kemampuan siswa dalam dimensi akademik, keterampilan hidup, kemampuan untuk hidup bersama dan berpikir secara kritis dan kreatif. Keterampilan tak kasat mata seperti keterampilan interpersonal, berpikir global, dan literasi media dan informasi. Kurikulum juga harus dapat membentuk siswa dengan penekanan pada bidang STEM, merujuk pada pembelajaran berbasis TIK, internet of things, big data dan komputer, serta kewirausahaan dan magang. Selain guru memiliki kompetensi mengajar dan mendidik, literasi media, competence in globalization, competence in future strategies, dan konseling, juga perlu memiliki sikap ramah teknologi, kolaborasi, menjadi kreatif dan mengambil risiko, memiliki selera humor yang baik, serta mengajar secara holistik. Sekolah dan guru perlu mempertimbangkan pembelajaran terbuka dan daring dalam memutuskan bagaimana menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran.
Artikel ini membahas tentang dimensi spiritualitas dalam kepribadian guru pendidikan agama Kristen. Spiritualitas menjadi sangat penting karena pengajaran yang guru pendidikan agama Kristen lakukan bertujuan untuk meningkatkan spiritualitas peserta didiknya. Ia mesti memiliki spiritualitas yang baik sehingga ia dapat menjadi teladan dalam pengajarannya. Dalam tulisan ini, penulis berupaya memaparkan nilai-nilai esensial spiritualitas yang harus dimiliki oleh seorang guru PAK dalam rangka memenuhi tugas panggilannya sebagai seseorang yang memiliki profesi sebagai guru. Untuk boleh sampai pada tujuan tersebut, penulis mengembangkan nilai-nilai esensial spiritualitas itu, dengan melakukan kajian litaratur dan analisis isi. Berdasarkan penelusuran dari berbagai sumber, termasuk di dalamnya hakikat sipritualitas dari sudut pandang Kekristenan, penulis memaparkan nilai-nilai esensial spiritual yang harus dimiliki seorang guru PAK. Nilai-nilai esensial spiritualitas tersebut dikelompokkan ke dalam dua dimensi, yakni dimensi personal dan dimensi relasional.
Industrial Revolution 4.0 has brought changes in various aspects of human life. One of them is the education system. The problem is, what components of education are affected, and how to respond to these implications? This paper aims to explain changes and alignment that are required to be done in education so that the human resources produced by various educational institutions can compete and contribute globally. The type of research used is library research. The discussion shows that the development of current and future curricula must elaborate on the abilities of students in the academic dimension, life skills, and the ability to live together and think critically and creatively. Other invisible skills like interpersonal skills, global-minded citizens, and literacy of the media and information available. Also, the curriculum must be able to direct and shape students ready to face the industrial revolution era with an emphasis on the fields of STEM. Curriculum reorientation refers to ICT-based learning, the internet of things, big data and computerization, as well as entrepreneurship and internship; this needs to be a compulsory curriculum to produce skilled graduates in literacy, technology literacy, and human literacy aspects. The competencies that must be possessed by the teacher are educational competence, skill for technological commercialization, capability in globalization, expertise in future strategies, and counselor competence. In addition to these competencies, teachers also need to have skills and friendliness with technology, collaboration, creative and taking risks, having a good sense of humor, and teaching as a whole (holistic). The open learning platform is one way to be considered by the school and teacher in deciding how education and learning are held. Keyword: Industrial Revolution 4.0, Education 4.0 Abstrak: Revolusi Industri 4.0 telah membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Di antaranya, dalam bidang pendidikan. Masalahnya adalah, apa saja komponen pendidikan yang terkena terdampak, dan bagaimana merespons implikasi ini? Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan perubahan yang harus dilakukan pada sistem pendidikan sehingga sumber daya manusia yang dihasilkan oleh berbagai lembaga pendidikan dapat bersaing dan berkontribusi secara global. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan. Pembahasan menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum saat ini dan masa depan harus melengkapi kemampuan siswa dalam dimensi akademik, keterampilan hidup, kemampuan untuk hidup bersama dan berpikir secara kritis dan kreatif. Keterampilan tak kasat mata seperti keterampilan interpersonal, berpikir global, dan literasi media dan informasi. Selain itu, kurikulum harus mampu mengarahkan dan membentuk siswa dengan penekanan pada bidang STEM. Kurikulum mengacu pada pembelajaran berbasis TIK, internet of things, big data dan komputer, serta kewirausahaan dan magang. Ini perlu menjadi kurikulum wajib untuk menghasilkan lulusan yang terampil di bidang literasi, literasi teknologi, dan literasi manusia. Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah educational competence, competence for technological commercialization, competence in globalization, competence in future strategies, and counselor competence. Selain kompetensi ini, guru juga perlu memiliki keterampilan dan sikap yang bersahabat dengan teknologi, kolaborasi, kreatif dan mengambil risiko, memiliki selera humor yang baik, dan mengajar secara holistik. Open Learning Platform dapat dipertimbangkan oleh sekolah dan guru dalam memutuskan bagaimana pendidikan dan pembelajaran diselenggarakan. Kata kunci: Revolusi Industri 4.0, Pendidikan 4.0
Artikel ini merupakan artikel hasil penelitian tentang etos kerja Pendeta di gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) tahun 2017. Topik ini diteliti, mengingat BNKP sebagai organisasi gereja memiliki program umum pelayanan BNKP yang pelaksanaannya dijabarkan melalui pelayanan di aras sinodal, resort dan jemaat. Berhasilnya pelaksanaan program pelayanan umum dimaksud, sangat tergantung pada kualitas etos kerja para pelayan (Pendeta) di setiap aras. Dengan pendekatan penelitian kualitatif-desktiptif, ditemukan bahwa dari 60 orang Pendeta BNKP sebagai partisipan, memiliki kualitas etos kerja yang berbeda-beda. Sebanyak 39,26% memiliki etos kerja dengan kategori tinggi, 33,33% kategori sedang serta 27,41% kategori rendah. Data ini juga ekuivalen dengan setiap 10 (sepuluh) orang pendeta, terdapat 4 (empat) orang memiliki etos kerja dengan kategori tinggi, 3 (tiga) orang sedang dan 3 (tiga) orang rendah. Penelitian ini juga berhasil merumuskan faktor-faktor yang memengaruhi etos kerja dalam konteks pelayanan BNKP, di antaranya adalah adanya krisis panggilan dan kekaburan tanggung jawab, spiritualitas dan integritas pendeta, kepemimpinan serta perbedaan latar belakang pendidikan teologi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.