Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi sentra kerajinan keramik Sitiwinangun di Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon yang produknya saat ini semakin menurun baik secara kualitas maupun kuantitas. Keadaan ini merupakan hal yang ironis mengingat sentra tersebut memiliki potensi sumber daya alam, manusia dan budaya yang cukup kuat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan produk kerajinan keramik Sitiwinangun melalui pemanfaatan budaya tradisi lokal sebagai penguatan identitas dan basis pengembangan produknya. Penelitian ini menggunakan pendekatan budaya dan estetika melalui teori morfologi estetik dan metode ATUMICS dengan tahapan identifikasi, analisis, pengembangan desain, aplikasi desain dan evaluasi. Hasil dari penelitian ini berupa produk keramik yang lebih modern dalam bentuk karya seni, hias dan fungsi dengan identitas budaya tradisi lokal Cirebon. Budaya tradisi dalam konteks konservasi dan revitalisasi kerajinan keramik secara umum dapat menjadi alternatif sebagai basis pengembangan dan penguatan identitas lokal produknya.Kata kunci : budaya, cirebon,keramik, sitiwinangun, tradisi.
This research aims to preserve, develop and revitalize cultural traditions, especially the tradition of ceramic making, which is closely associated with performing tradition arts development in Indonesia. It specifi c target is on the increase of value-added products as well as the society's interest and appreciation through the study of the potential and constraints faced by the centers of ceramic craft s in Indonesia. It then looks for some solutions to overcome the constraints and optimize the potential possessed by the centers of ceramic craft s in Indonesia. This study uses the triple helix model involving government, industry and universities by using guidance elements for the development of handicraft products. It employs participatory method that is dialogical, informal and gives emphasis to ceramic artisans' full involvement based on artisans' experience or reality through several phases: identifi cation, analysis, development, implementation, and test of the model resulting in a new local culture-based development.The result of the study shows that with appropriate methods and good cooperation of all stakeholders, the local tradition potential of ceramic craft s can be a basis for the development of new products with new forms and functions. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan serta merevitalisasi budaya tradisi khususnya tradisi pembuatan keramik yang sangat erat kaitannya dengan perkembangan seni tradisi pertunjukan di Indonesia dengan target khusus pada peningkatan nilai tambah produk, minat dan apresiasi masyarakat melalui kajian terhadap potensi dan kendala yang dihadapi sentra-sentra kerajinan keramik di Indonesia. Kemudian mencari solusi untuk memecahkan kendala-kendala yang dihadapi serta mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Penelitian ini menggunakan model triple helix yang melibatkan pihak pemerintah, industri dan perguruan tinggi dengan menggunakan unsur-unsur pemandu untuk pengembangan produk kerajinan. Metode yang digunakan yaitu partisipatori yang lebih menekankan keterlibatan perajin keramik secara penuh dengan berbasis pada realitas atau pengalaman perajin, bersifat dilogis dan tidak menggurui melalui tahapan : identifi kasi, analisa, pengembangan model, penerapan model dan uji coba model. Sehingga dihasilkan pengembangan baru berbasis budaya lokal. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa dengan metode yang tepat dan kerjasama yang baik berbagai pihak terkait potensi lokal tradisi pembuatan kerajinan keramik dapat menjadi dasar pengembangan produk baru dengan bentuk dan fungsi yang baru pula.
Penambahan abu pada glasir masih jarang dilakukan oleh seniman, desainer, atau kriawan keramik Indonesia. Padahal abu memberikan tekstur permukaan yang unik, berbeda dengan karakter glasir pada umumnya. Abu sebenarnya bisa digunakan secara tunggal untuk menghasilkan lapisan kaca. Output penelitian ini adalah formula/resep glasir dan tabel analisis kimia abu. Secara kimia, abu identik dengan glasir, hanya lapisan kaca yang terbentuk tipis dan tidak sepadat jika menggunakan glasir. Seperti halnya glasir, abu juga mengandung unsur-unsur seperti kapur, zink, mangan, kuarsa, cooper, dan iron. Abu diperoleh dengan cara membakar kayu menggunakan tungku bata merah sederhana (rocket stove). Cara tersebut bisa memperoleh abu yang bersih tidak terkontaminasi oleh unsur-unsur lain. Efek abu pada glasir tergantung dari kandungan unsur-unsur yang terdapat dalam tanah. Abu yang berasal dari tanaman yang hidup di lingkungan tropis diasumsikan berbeda dengan iklim yang mengenal 4 musim. Hal ini membutuhkan penelitian lebih dalam lagi untuk menjawab fenomena tersebut. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan oleh kalangan perajin IKM yang ada di Indonesia. Sentra keramik Plered Purwakarta merupakan pilot project untuk penelitian ini. Tim menunjuk satu-satunya IKM yang fokus di keramik bakaran tinggi sebagai mitra. Jika memberikan nilai ekonomis, pengrajin ini dapat menularkan ke yang lainnya sehingga menciptakan diversifikasi produk di sentra keramik Plered.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.