Guru merupakan pendidik profesional yang mengabdikan dirinya untuk mengajarkan ilmu kepada siswanya, mendidik, mengarahkan, dan melatih mereka agar berkembang secara optimal. Di era yang semakin maju ini, guru harus selalu meningkatkan kompetensinya, karena peningkatan kompetensi guru dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kompetensi guru sekolah dasar dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM). Studi literatur merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan melibatkan pemilihan berbagai sumber pustaka dari beberapa artikel jurnal, buku, dan hasil penelitian yang relevan, dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh untuk dijadikan sebagai bahan referensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM), guru dapat meningkatkan kompetensinya yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional serta penguasaan teknologi informasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan kompetensi guru sekolah dasar dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka dapat dilakukan melalui aplikasi Platform Merdeka Mengajar (PMM).

Implementing the Pancasila Student Profiles Strengthening Project as a focus in the Merdeka Curriculum has yet to be fully implemented. The study aims to analyze the policy of the Merdeka Curriculum by implementing the Pancasila Student Profiles Strengthening Project in elementary schools. This study employed a qualitative descriptive approach to describe various phenomena and events. The research subjects were taken from 34 students in class IV and three informants, consisting of the head of the school and 2 class teachers who have already implemented the Merdeka Curriculum in primary schools. Research data collected through observations, interviews, and documentation is described. The findings showed that the implementation of the Pancasila Student Profile Strengthening Project through the theme of entrepreneurship could help students to develop the competence and character of the Pancasila Student Profile, namely faith, piety to God Almighty, and noble character, global diversity, mutual cooperation, independence, critical reasoning, and creative. Thus, the Pancasila Student Profiles Strengthening Project is a project-based co-curricular activity designed to strengthen student competence and character under the Pancasila Student Profile in the Merdeka Curriculum.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan signifikan kemampuan membaca pemahaman siswa antara yang menggunakan model Project Based Learning (PjBL) dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen jenis post-test only control group design. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan non tes. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis uji-t diperoleh thitung 7,254 lebih besar dari ttabel 1,995. Ini berarti terdapat perbedaan signifikan kemampuan membaca pemahaman siswa antara yang menggunakan model Project Based Learning (PjBL) dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan perbedaan kemampuan membaca permulaan siswa yang memanfaatkan multimedia interaktif berbasis Canva dengan siswa yang menggunakan media cetak. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen post-test only control group design. Siswa kelas I SD Negeri 31 Payakumbuh dijadikan sebagai populasi penelitian, dengan sampelnya siswa kelas IA sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas IB sebagai kelompok kontrol. Tes, observasi, dan wawancara dijadikan sebagai metode pengumpulan data primer. Statistik deskriptif dan inferensial digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis uji-t diperoleh thitung 9,187 lebih tinggi dari ttabel 2,000. Nilai rata-rata kelompok eksperimen terhadap kemampuan membaca permulaan lebih besar daripada kelompok kontrol, yaitu 87,27 berbanding 65,77. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa siswa yang menggunakan multimedia interaktif berbasis Canva dan siswa yang menggunakan media cetak memiliki kemampuan membaca permulaan yang cukup berbeda secara signifikan.

Many students need to learn the letters correctly, often make mistakes in distinguishing letters that are almost similar in shape, have difficulty, and are not fluent in reading. For this reason, teachers need to develop learning media that can attract students' interest, are practical to use, digital-based, and are by student characteristics and technological developments so that learning to read becomes fun. This study aimed to develop digital Flash Card media in early reading learning in elementary schools. The subjects in this study were first-grade students, totaling 30 students. The research method used is the method of research and development or Research and Development (R&D). Data collection was carried out through interviews, questionnaires, and observation. The collected data were analyzed using qualitative and quantitative descriptive analysis techniques. The results showed that the validation test for digital Flash Card media products by material experts was 87% in a very valid category. The assessment by media experts is 90% with a very valid category, and an evaluation by linguists is 89% with a very valid type. Furthermore, the results of observing trials using digital Flash Card media on a large scale for elementary school students obtained an average of 87.7% in the practical category. It was concluded that the development of digital Flash Card media met the valid, helpful, and effective criteria for learning to read in elementary schools.