Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konten website Kemenag mengenai diseminasi informasi sebagai upaya dalam mendiseminasikan moderasi beragama. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif menggunakan analisis konten naratif teks media yang diinterpretasikan dengan analisis konten terarah dan studi kepustakaan, dengan objek penelitian yang digunakan adalah website kemenag.go.id. Penelitian ini menunjukkan bahwa konten di dalam website Kemenag RI tentang gagasan moderasi beragama merupakan isu utama dan menjadi orientasi program Kemenag RI. Hal ini sejalan dan merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kemenag melakukan diseminasi informasi moderasi beragama dengan berbagai ikhtiar yang ditempuh, seperti kerjasama antar lembaga, pemberian informasi, dan sosialisasi moderasi beragama. Kata Kunci: analisis konten, diseminasi, Kementerian Agama, moderasi beragama This study aims to analyze the content of the Ministry of Religion website regarding information dissemination as an effort to disseminate religious moderation. The type of research used is descriptive qualitative research using narrative content analysis of media texts interpreted by directed content analysis and literature study. The object of research used is the website kemenag.go.id. This research shows that the content on the Indonesian Ministry of Religion website about the idea of religious moderation is the main issue and has become the orientation of the RI Ministry of Religion program. This is in line with and is part of the 2020-2024 National Medium-Term Development Plan (RPJMN). This study indicates that the Ministry of Religion disseminates information on religious moderation with various efforts, such as inter-institutional cooperation, providing information, and socializing religious moderation. Keywords: content analysis, dissemination, religious moderation, The Ministry of Religion
Syair merupakan sastra lama yang pesannya masih bisa relevan maknanya sampai saat ini. Penelitian ini mengangkat mengenai yang nilai komunikasi profetik yang merupakan turunan dari Ilmu Sosial Profetik Kuntowijoyo dalam syair dengan judul Gurindam Dua Belas yang berisi dua belas pasal dengan tema berbeda karya Raja Ali Haji yang berasal dari Pulau Penyengat Provinsi Kepulauan Riau. Syair ini diteliti melalui analisis semiotik Ferdinand de Saussure. Semiotik Ferdinand de Saussure diambil karena sifatnya yang tidak terbatas waktu. Prinsip semiotika Ferdinand yang dikaji dalam tulisan ini yakni prinsip signified, signifier, ikonik, arbiter yang akan dijabarkan juga hal yang berkaitan dengan nilai komunikasi profetiknya. Adapun unsur nilai dari komunikasi profetik yakni humanisasi (amar ma’ruf) yang berkaitan dengan memanusiakan manusia, liberasi (nahi munkar) berkaitan dengan mencegah kemungkaran dan pembebasan, dan transendensi (tu’minuna billah) beriman kepada Allah yang mengembalikan semuanya kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Walaupun tidak secara ekplisit menyebutkan ayat dan surah dalam Al-Qur’an. Total ada delapan pasal yang masuk dalam kategori Komunikasi Profetik dalam syair ini. Nilai syair banyak berisikan mengenai humanisasi dari segi kemasyarakatan, kemudiaan diikuti oleh liberasi dan transendensi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.