Pandemi virus corona (Covid-19 )yang muncul semenjak Januari 2020 telah telah menyebabkan darurat global. Pembatasan aktivitas memberikan dampak turunan yang cukup siginifikan terhadap perilaku masyarakat, tak terkecuali konsumen. Untuk mengurangi risiko terjadinya penularan virus, pemerintah mengeluarkan kebijakan berupa strategi dalam menekan penyebaran Covid-19 yakni dengan menetapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kebijakan ini berimplikasi munculnya era New Normal. New normal adalah perubahan perilaku untuk tetap melakukan aktivitas normal dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19. New normal yang menyebabkan perubahan perilaku belanja konsumen dari mulai frekuensi belanja, metode pembayaran, saluran pemasaran yang dikunjungi dan lainnya. Menurut survei yang dilakukan oleh Visa bahwa 60% masyarakat memilih membayar dengan metode non tunai. 56% responden Indonesia kemungkinan akan meningkatkan belanja online. Hal tersebut dengan adanya new normal mengubah perilaku konsumen dalam berbelanja. Penelitian dilakukan di Kabupaten Garut dengan karakteristik responden. Responden kebanyakan berjenis kelamin perempuan merupakan objek survey utama dalam pembahasan. Responden perempuan lebih konsumtif dibanding dengan laki-laki. Pada sebelum adanya pandemi (covid-19) dan pada masa new normal terjadinya perubahan pemilihan saluran pemasaran berdasarkan aksesbilitas, kenyamanan dan keamanan. Perubahan tersebut dapat dilihat dari hasil survey dimana sebelum adanya pandemi (covid-19) konsumen memilih berbelanja di supermarket dan paling sedikit berbelanja online, sedangkan pada saat new normal konsumen paling banyak memilih supermarket, minimarket, dan online dan sedikit yang memilih pasar tradisional.
ABSTRAKKecamatan Pasirwangi merupakan salah satu sentra penghasil kentang di Kabupaten Garut. Dalam menjalankan usahatani, petani mempunyai berbagai permasalahan, salah satunya adalah permodalan. Hal tersebut terjadi karena biaya usahatani kentang relatif besar, sehingga dibutuhkan pembiayaan lain selain modal pribadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengetahuan petani kentang kentang terhadap prosedur untuk mendapatkan pembiayaan syariah dan faktor-faktor yang berkaitan dengan pengetahuan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Pengumpulan data diperoleh dari 50 orang petani kentang di Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut. Metode analisis data menggunakan gap analysis dan ordinary least square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan petani terhadap prosedur pengajuan pembiayaan syariah masih kurang. Hal tersebut disebabkan petani masih beranggapan bahwa pembiayaan syariah sama seperti pembiayaan konvensional, sebagian besar petani berpendidikan Sekolah Dasar dan pengalaman mengakses pembiayaan lebih banyak berasal dari bandar. Faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan pengetahuan petani mengenai prosedur pembiayaan syariah yaitu pendapatan, pengalaman mengakses pembiayaan, sumber informasi, dan jenis kelamin.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.