Kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang memberikan kebebasan kepada Sekolah untuk mengeksplorasi kemampuannya sesuai dengan sarana, input serta sumber daya yang di miliki, serta memberikan kemerdekaan kepada guru untuk menyampaikan materi yang essensial dan urgen. Dan yang paling penting lagi adalah memberikan ruang yang luas dan bebas bagi peserta didik untuk lebih memaksimalkan potensi yang dimilikinya agar memperoleh hasil pendidikan yang maksimal. Implementasi Kurikulum Merdeka sangat relevan dengan mata pelajaran PAI sebab pembelajaran dilakukan dengan bertahap dan berkesinambungan antara fase satu ke fase yang lain. PAI harus disampaikan secara bertahap dan menyeluruh serta dimulai dari hal yang paling dasar yaitu penanaman akidah yang kuat baru kemudian berlanjut ke ranah yang lainnya. Kemampuan guru PAI dalam menentukan tujuan pembelajaran dari capaian pembelajaran yang ditentukan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran PAI kepada para siswa. Guru harus melakukan pemetaan kemampuan siswa dengan cermat sebelum menentukan materi essensial yang akan diambil untuk pembelajaran sehingga pembelajaran PAI akan berhasil dengan baik
This study examines the extent to which enrollment in accounting programs influences students' skepticism levels. We compare the skepticism scores between final-year accounting students in undergraduate and professional programs. This study also investigates the impacts of trait skepticism and situational skepticism on the participants' initial judgment of fraud or errors. Situational skepticism in this study is represented by audit experience from previous years. This study employs an experimental design of 2x3 between-subjects, where trait skepticism is divided into higher and lower levels, and the audit experience from previous years is manipulated into positive, negative and neutral. The participants in this study are 227 accounting students from both undergraduate and professional programs. The results of this study show that accounting students in the professional program are likely to exhibit higher levels of trait skepticism compared to their counterparts in the undergraduate program. The results also indicate that participants make an audit judgment based mainly on their prior experience with the client, not on their trait skepticism. This propensity is more salient particularly in the case of the less-skeptical participants. In sum, the higher that the formal education of a participant is, then the higher is his/her trait skepticism, and thus he/she is able to retain his/her skeptical judgments regardless of his/her prior experience with the client. ABSTRAK Makalah ini mengkaji tahap sejauh mana pendaftaran dalam program perakaunan mempengaruhi tahap skeptisisme pelajar. Kami membandingkan skor skeptisisme di antara pelajar perakaunan akhir tahun dalam program sarjana dan profesional. Kajian ini juga menyelidik kesan skeptisisme bawaan dan skeptisisme keadaan terhadap penilaian awal peserta terhadap penipuan atau ralat. Skeptisisme keadaan dalam kajian ini diwakili oleh pengalaman audit dari tahuntahun sebelumnya. Kajian ini menggunakan reka bentuk eksperimen 2x3 antara subjek, di mana skeptisisme bawaan dibahagikan kepada tahap yang tinggi dan rendah, dan pengalaman audit dari tahun-tahun sebelumnya dimanipulasi menjadi positif, negatif dan neutral. Peserta dalam kajian ini adalah terdiri daripada 227 pelajar perakaunan dari program sarjana dan profesional. Hasil kajian ini menunjukkan bahawa pelajar perakaunan dalam program profesional cenderung menunjukkan tahap skeptisisme bawaan yang lebih tinggi berbanding rakan sejawat mereka dalam program sarjana. Hasil kajian juga menunjukkan bahawa para peserta membuat penilaian audit berdasarkan pengalaman terdahulu mereka dengan klien, dan bukan berdasarkan skeptisisme bawaan mereka. Kecenderungan ini lebih menonjol, terutamanya untuk kes peserta yang kurang skeptikal. Kesimpulannya, semakin tinggi tahap pendidikan formal peserta, semakin tinggi skeptisisme bawaannya, dan dengan itu dapat mempertahankan penilaiannya skeptikalnya tanpa menghiraukan pengalaman terdahulunya dengan klien.Kata kunci: Pendidikan dan latihan; program profesion perakaunan; skeptisis...
Pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di Indonesia, keberadaan dan kiprah pesantren telah turut mewarnai kehidupan bangsa dari dulu hingga kini. Bahkan banyak tokoh besar yang lahir dari pesantren. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menciptakan kurikulum ideal pesantren dalam menghadapi kemajuan teknologi di era revolusi industry 4.0. Objek dari penelitian ini adalah pesantren-pesantren yang ada di Indonesia. Sementara fokus dari penelitian ini adalah kurikulum pembelajaran di pesantren. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan studi pustaka dan penelitian lapangan. Hasil dari penelitian ini adalah kurikulum yang dikembangkan di pesantren-pesantren di Indonesia masih pola lama dengan pengajian yang berpusat pada kiai dan ustadz meskipun para santrinya sudah mulai membuka diri dengan teknologi seperti menggunakan kitab-kitab digital yang tersimpan dalam maktabah syamilah maupun perpustakaan digital online lainnya. Sehingga perlu disusun suatu kurikulum terpadu yang holistik yang sanggup menjawab tuntutan zaman namun tetap berorientasi sebagai pencetak ahli agama yang sholih dan mumpuni.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.