Siklus bangunan terdiri atas berbagai tahapan sepanjang daur hidup bangunan tersebut, dimana setiap tahapan mengandung kebutuhan energi yang menyertai aktivitasnya. Energi ini disebut Embodied Energy (EE). Nilai EE dapat menjadi dasar perhitungan potensi besaran Emission Carbon (EC) yang akan ditimbulkan suatu bangunan sehingga potensi dampak lingkungan akibat EC dapat diukur. Paper ini bertujuan menjelaskan hasil perhitungan EE material pada pembangunan perumahan sederhana di Indonesia. Harapannya adalah nilai EE ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam upaya mitigasi energi, yang pada akhirnya akan menjadi mitigasi potensi EC dan mencegah dampak kerusakan lingkungan sejak dini. Di sisi lain, kebutuhan perumahan sederhana yang bersifat massal membutuhkan pasokan material bangunan dalam jumlah besar. Mitigasi energi akibat penggunaan material yang besar ini diharapkan dapat dilakukan melalui pengukuran nilai EE. Metode penelitian yang digunakan adalah metode perhitungan nilai EE material perumahan sederhana serta analisis data secara kuantitatif, sehingga diketahui nilai EE yang signifikan dihasilkan oleh jenis pekerjaan tertentu, yang hasilnya digunakan untuk merumuskan usulan mitigasi. Hasil perhitungan EE material pada tipe-tipe perumahan sederhana menunjukkan bahwa komponen bangunan dengan nilai EE terbesar adalah pada pekerjaan dinding (35%-45%) dan pekerjaan atap bangunan (46%-48%). Berdasarkan hal itu, maka kedua item pekerjaan tersebut akan menjadi fokus mitigasi, melalui upaya penurunan nilai EE material yang tinggi melalui perencanaan desain dan usulan subtitusi material. Kunci keberhasilan dari kedua mitigasi energi tersebut ada pada efisiensi penggunaan volume material dan penggunaan material alternatif dengan nilai EE rendah yang dipilih untuk subtitusi.
Abstract. Reduction of the negative impacts of building construction, or mitigation, should be done in the early phase of a project. Particular method that can be used to reduce the negative impact is Embodied Energy (EE) calculation. This research develops a method to calculate the total EE of materials used in building construction by using the Material Selection Analysis (MSA) based on Indonesia's Construction Work Unit Price Analysis (WUPA). MSA breaks down the types, its unit, and total volume of materials within an object. Using the EE data from Inventory Carbon and Energy (ICE) Bath, in the UK, this research calculate the embodied energy in three small house types in Indonesia: Type 21 M2, Type 36 M2, and Type 45 M2. The result reveals a negative correlation between building's area and EE value. Nonetheless, the EE value is positively related to the volume of material used. Proposed strategies to decrease the value of EE in low cost housing construction manly; a) design approach in improving the efficiency of material usage, b) materials substitution to material with lower value of EE, especially on material on large volume of usage, c) socialization of EE value to stakeholders as consideration in determining the choice of materials used, thus, environmental mitigation is expected to be an important aspect in determining the design decisions and the choice of materials used.
Pemenuhan Kebutuhan rumah di Indonesia masih sangat jauh dari harapan, mengingat kekurangan pemenuhan kebutuhan (backlog) mencapai 13.6 juta rumah hingga akhir tahun 2013. Hal ini disebabkan lambatnya proses pembangunan rumah. Salah satu solusi untuk mengatasinya melalui pembangunan dengan metode prapabrikasi. Pendekatan membangun prefabrikasi telah dilakukan oleh masyarakat lokal sejak ratusan tahun yang lalu. Salah satunya adalah metode prapabrikasi oleh masyarakat adat Kampung Naga. Hingga saat ini masyarakat Kampung Naga telah mengembangkan produksi rumah prafabrikasi tidak hanya untuk kebutuhan internal, bahkan telah memproduksi untuk kebutuhan masyarakat yang lebih luas. Kelebihan rumah prfabrikasi masyarakat adat adalah mengandung kearifan lokal sehingga memiliki karakter yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi profil dan proses pelaksanaan metode prafabrikasi oleh masyarakat Kampung Naga, untuk mengambil pelajaran penerapan pembangunan prafabrikasi, serta melihat proyeksi pengembangannya secara lebih luas. Hal ini dimaksud untuk mengetahui arah konsep pengembangan industri prapabrikasi agar dapat meluas sehingga dapat mendukung pembangunan berkelanjutan. Hasil penelitian mengindikasikan adanya industri lokal berbasis komunitas yang telah berjalan baik. Pada aspek kemampuan produksi, industri prapabrikasi lokal ini telah mampu memproduksi 60% produk yang direncanakan dengan tingkatan prapabrikasi cukup tinggi. Rekomendasi arah pengembangan industri prapabikasi dibagi dalam dua hal, yaitu rekomendasi aspek produk dan rekomendasi aspek sistem produksi yang diarahkan pada upaya modernisasi industri dengan alat bantu tepat guna dengan memberdayakan sumber daya alam secara arif dan melestarikan ketrampilan teknis sumber daya manusia lokal.
Proses konstruksi dengan menggunakan pendekatan pembangunan berkelanjutan merupakan sebuah keniscayaan, yang dibutuhkan dalam mengurangi dampak buruk pembangunan bagi generasi yang akan datang. Penggunaan material bambu sebagai material berkelanjutan, merupakan salah satu upaya implementasi pembangunan berkelanjutan. Namun demikian, akibat rendahnya daya tahan bambu, pengawetan bambu dibutuhkan untuk memperpanjang usia, namun hasil studi menunjukkan beberapa jenis pengawetan oleh masyarakat menggunakan bahan pengawet yang memiliki efek negatif pada lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai teknik pengawetan bambu oleh masyarakat yang ada saat ini serta menganalisis pengaruhnya pada lingkunga. Metode yang digunakan dengan cara menghitung besarnya emisi yang dikeluarkan oleh setiap jenis teknik pengawetan bambu yang ada di masyarakat, kemudian meninjau besarnya biaya lingkungan (eco-cost) atas besarnya emisi yang dikeluarkan tersebut. Adapun dampak lingkungan yang diidentifikasi antara lain adalah dampaknya pada kesehatan (human health), racun bagi lingkungan sekitar (ecotoxicity) dan penggunaan sumber daya dalam proses pengawetan (resource depletion). Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu teknik pengawetan melalui perendaman dengan kapur barus dan diterjen memiliki tingkat emisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan teknik pengawetan bambu lainnya. Dengan adanya hasil identifikasi ini, diharapkan dapat dimanfaatkan dalam menentukan pilihan teknik pengawetan bambu yang lebih ramah lingkungan, sehingga dampak negatif bagi lingkungan yang lebih besar dapat dicegah.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.