Penggunaan masker bagi setiap orang dinilai efektif untuk membatasi penyebaran Covid-19. Namun, permasalahan lingkungan muncul akibat dari banyaknya penggunaan masker karena masker sekali pakai sulit untuk terurai secara alami. Maka dari itu, Coaxyl-mask merupakan inovasi masker sekali pakai yang terbuat dari bioselulosa hasil fermentasi Acetobacter xylinum dan sabut Cocos nucifera. Masker ini terdiri dari 3 lapisan yaitu film bioselulosa yang memiliki sifat water repellent, filter sabut kelapa, dan film bioselulosa sehingga mampu terdekomposisi dengan cepat jika dibandingkan dengan masker sekali pakai pada umumnya. Pada gagasan yang diusulkan ini, perancangan teknik implementasi Coaxyl-mask yaitu dengan melibatkan banyak pihak seperti, pedagang kelapa, produsen masker, tim riset perusahaan medis, dan pabrik independen. Diprediksi masker ini akan memiliki manfaat yang panjang sebagai alat pelindung pada saat pandemi dan mampu menjadi solusi dalam menangani pencemaran atau penimbunan masker seiring dengan jumlah pemakai yang banyak. Wearing masks has been proven to be the most effective in preventing and minimising the spread of Covid-19. However, there is an environmental risk along with the growing demand of single-use masks. This is caused as the single use mask waste cannot be degraded naturally. Therefore, Coaxyl-mask is a green innovation of masks that is made from biocellulose produced by fermentation of glucose using Acetobacter xylinum and coconut husk waste. This mask is made of three layers of water repellent biocellulose film, a filter made from coconut husk, and another biocellulose film that is non-irritative to the skin. As the materials were made of natural materials, this mask can degrade naturally faster compared to conventional single use masks, so it is environmentally friendly. To implement this idea, there need to be a lot of party involved such as coconut seller, mask producers, medical equipment research team, and independent factories. Because its biodegradable materials, this mask will be a revolutionary invention in medical industry and will be very useful in preventing diseases while saving the environment.
Penggunaan pestisida sintetik umum digunakan masyarakat untuk mengurangi OPT pada tanaman budidaya, namun pestisida ini memiliki kekurangan diantaranya tidak ramah lingkungan, hama sasaran menjadi resisten, dan musuh alami yang bukan sasaran ikut musnah. Pemanfaatan pestisida nabati merupakan salah satu upaya untuk menekan populasi hama pada tanaman, dan meminimalisir pencemaran lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui tingkat keefektifan ekstrak metanol biji A. muricata terhadap kejadian dan intensitas serangan pada daun dan buah C. annum. Perlakuan yang diujikan dalam penelitian merupakan ekstrak biji A. muricata dengan konsentrasi P0 (0%), P1 (0,25%), P2 (0,5%), P3 (1%), P4 (2%), P5 (4%). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 Perlakuan dan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi yang efektif untuk menurunkan intensitas dan kejadian serangan hama pada buah C. annum terdapat pada konsentrasi 1% (P3).
Di Indonesia tanaman Capsicum annuum dikonsumsi dalam bentuk segar maupun sebagai produk olahan. Kebutuhan C. annuum di Indonesia yang semakin meningkat menyebabkan banyaknya permintaan komoditas tersebut di pasaran. Penurunan hasil panen dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor pada saat budidaya, salah satunya yaitu keberadaan organisme pengganggu tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak metanol biji Annona muricata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun total, dan jumlah buah total pada tanaman C. annuum. Perlakuan yang diujikan dalam penelitian merupakan ekstrak metanol biji A. muricata dengan konsentrasi P0 (0%), P1 (0,25%), P2 (0,5%), P3 (1%), P4 (2%), P5 (4%). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 Perlakuan dan 4 ulangan. Aplikasi ekstrak biji A. muricata dilakukan dengan cara disemprot menggunakan sprayer pada saat tanaman berumur 2 MST (Minggu Setelah Transplanting) hingga 11 MST, dengan interval 1 minggu. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak metanol A. muricata tidak memberikan pengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman dan jumlah daun total akan tetapi berpengaruh nyata terhadap produksi jumlah buah total pada perlakuan konsentrasi ekstrak 1%. Panen pertama menghasilkan 49 buah dengan bobot total 977 g, dan rata-rata bobot sebesar 19.94 g/tanaman untuk setiap buah. In Indonesia, the Capsicum annuum plant is consumed fresh or as a processed product. The increasing need for C. annuum in Indonesia has resulted in a large demand for this commodity in the market. Decreased yields can be influenced by various factors during cultivation, one of which is the presence of plant-disturbing organisms. This study aims to determine the effect of giving the methanol extract of Annona muricata seeds (the first word should not be abbreviated) on plant height, total leaf number, and total fruit number in C. annuum plants. The treatment tested in the study was methanol extract of A. muricata seeds with concentrations P0 (0%), P1 (0.25%), P2 (0.5%), P3 (1%), P4 (2%), P5 ( 4%). The design used was a randomized block design (RBD) with 6 treatments and 4 repetitions. The application of A. muricata seed extract was carried out by spraying using a sprayer when the plants were 2 WAP (Week after Transplanting) to 11 WAP, with an interval of 1 week. The results showed that the administration of methanol extract of A. muricata had no significant effect on the parameters of plant height and total leaf number however, it had a significant effect on the total number of fruit production in the 1% extract concentration treatment. The first harvest produced 49 fruit with a total weight of 977 g, and an average weight of 19.94 g/plant for each fruit.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.