Perbedaan sistem tanam agroforestri dengan monokultur ialah adanya masukan bahan organik dari tegakan yang menaungi maupun dari akar. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh penanaman tegakan sengon terhadap kondisi mikro-klimatik, kandungan hara berupa C dan N, serta mengetahui pengaruhnya terhadap produktivitas buah pada tanaman salak. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan dilaksanakan di perkebunan salak Dusun Gadung, Desa Bangunkerto, Turi. Pengukuran dilakukan pada lahan monokultur salak (kontrol), lahan dengan sistem agroforestri tengah (AFT), dan lahan dengan sistem agroforestri samping (AFS). Pengukuran unsur hara tanah C dan N dilakukan sekali pada ketiga lahan dengan cara komposit diagonal. Analisis yang digunakan ialah analisis deskriptif dan regresi linear antara nilai hara tanah dengan jenis perlakuan dan produktivitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa tegakan sengon pada perkebunan salak memberikan pengaruh pada kondisi mikro-klimatik lahan menjadi lebih tertutup. Selain itu, lahan AFT memiliki kandungan C dan N tertinggi masing-masing adalah 1,7% dan 0,1%. Hasil produktivitas pada lahan monokultur memiliki hasil tertinggi 1150 kg/ha tidak berbeda nyata dengan lahan AFT dan AFS yaitu masing-masing 1.085 dan 1.035 kg/ha. Hal ini menunjukkan bahwa pola tanam AFT dan AFS antara sengon dan salak meningkatkan ketersediaan hara tanah khususnya C dan N, tetapi tidak memiliki pengaruh signifikan pada produktivitas buah salak.
Sejak tahun 2004 kawasan hutan Merapi ditunjuk sebagai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) yang memiliki fungsi perlindungan ekosistem penyangga dengan berbagai ancaman selain erupsi yang mengancam keamanan lingkungan maupun sosial. Sebanyak 32 desa berada berbatasan langsung dengan kawasan konservasi TNGM yang memiliki fungsi sebagai desa penyangga yang kehidupannya bergantung pada sumber daya alam yang berada di kawasan TNGM. Interaksi sosial merupakan salah satu peningkatan kapasitas dalam penanggulangan bencana untuk mengurangi risiko akibat bencana Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis strategi pemberdayaan masyarakat desa penyangga dalam pengelolaan kawasan konservasi TNGM sebagai salah satu upaya pengurangan risiko bencana. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui studi dokumen dan literatur. Sasaran dari penelitian ini adalah interaksi yang dibentuk antara masyarakat desa penyangga dengan TNGM dalam melakukan manajemen risiko bencana yang dianalisis melalui aspek pemberdayaan. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa pemberdayaan masyarakat desa penyangga mempunyai fungsi dalam memelihara, menjaga keamanan dan kelestarian kawasan. Upaya pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan kawasan dapat dilakukan melalui kegiatan yang melibatkan masyarakat, dimana dalam pelaksanaannya dilaksanakan melalui berbagai bentuk kerja sama/kemitraan termasuk pembentukan kelompok masyarakat. Pengelolaan kawasan dilakukan dengan melibatkan masyarakat dengan peningkatan kapasitas dan merupakan perwujudan ketangguhan komunitas dalam mengurangi risiko bencana.
The floods that occurred in Batu in November 2021 were the result of improper management of the upstream area of the Brantas river. This paper reviewing the parties involved in s watershed management strategies with floods. We start by reviewing the watershed management by the stakeholder in upperment areas Brantas. Then we discuss the mitigation strategies’ role in invoicing the negative impact of floods. This research uses qualitative descriptive methods through secondary data collection and literature studies on previous research on management strategies for the upstream area of the Brantas River. This result of the analysis showed that the watershed manages by several leading sectors. The good carrying capacity of the upstream area of the Brantas river is a collaboration of management by the stakeholders. That ability to generate the desired output of basic resources to reduce the risk of several flooding disasters, while maintaining the desired environmental quality. Efforts to develop the regional management can be pursued through community empowerment activities which in practice are carried out through various forms of cooperation/partnerships including community groups. That ability to generate the desired output of basic resources to reduce disaster risk of more severe flooding disasters, while maintaining the environmental quality.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.