Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui majas metafora dalam lirik lagu Band Ungu dengan Kajian Stilistika. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah lirik lagu Band Ungu. Data dianalisis dengan teknik simak. Sumber data penelitian ini adalah lirik lagu Bismillah Cinta, Tercipta Untukku, Demi Waktu, Berikan Aku Cinta, Berjanjilah, dan Hakikat Cinta. Hasil pembahasan pada analisis metafora dalam lirik lagu Band Ungu terdapat majas metafora. Lirik lagu Bismillah Cinta terdapat metafora bercitra abstrak, lirik lagu Tercipta Untukku terdapat metafora bercitra antropomorfik dan abstrak, lirik lagu Demi Waktu terdapat metafora bercitra abstrak, lirik lagu Berikan Aku Cinta terdapat metafora bercitra abstrak dan antropomorfik, lirik lagu Berjanjilah terdapat metafora bercitra abstrak, dan lirik lagu Hakikat Cinta terdapat metafora bercitra abtropomorfik.
Karya Ilmiah ini membahas tentang masalah wilayah Barat, di mana dalam sejarah Amerika, West (wilayah barat) adalah merupakan tujuan akhir bangsa Amerika. The Ox-Bow Incident adalah sebuah karya sastra populer dalam bentuk novel yang ditulis oleh Walter pada tahun 1940. Novel ini mengisahkan petualangan dan pengalaman bangsa Amerika di Wild West pada sekitar abad ke 19 di mana para cowboys dan peternak sedang sibuk-sibuknya menghasilkan sapi dan daging sapi untuk pertumbuhan bangsa Amerika pada akhir perang saudara antara 1861-1865. Untuk pengembangan koloninya, Amerika terus memfokuskan pengembangan wilayahnya ke arah Barat dan para imigran bergerak ke wilayah Barat untuk mendapatkan kehidupan yang baru. Wilayah Barat adalah merupakan tanah yang menjanjikan dan tempat yang selalu memberi kesempatan untuk saling berdampingan di antara mereka.
The idea of hegemony and authority in language practice do exist in the development of linguistics and critical discourse studies. It attracts great attention at any time, moreover during time of crisis, such as the COVID-19 Pandemic. This study uncovers the realization of the hegemony and authority of the World Health Organization (WHO) in the coverage of the COVID-19 Pandemic by online Indonesian media. More specifically, the focus is on the representation of the hegemony and authority of the WHO and their linguistic realization in Indonesian news discourse. The study used the van Dijk’s framework of Critical Discourse Studies to examine five news reports from five Indonesian media related to the WHO stance and standards in the handling of the COVID-19 Pandemic. The study employed van Dijk’s macrostructure analysis to uncover the surface of the news; and Halliday’s transitivity as the microstructure analysis. Overall, the study found that the online Indonesian media coverage on COVID-19 Pandemic automatedly reinforced and maintained the power and the authority of the WHO. On the one hand, the fact is beneficial for the readers since they will receive coverage with reputable sources. On the other hand, there is a potential that the WHO’s power and authority can be misused to enhanced some parties’ interests, for instance in promoting one’s vaccine brand.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.