Buncis tegak (Phaseolus vulgaris L.) berpotensi ditanam di dataran rendah dan menjadi tanaman sela, akan tetapi terkendala suhu tinggi dan intensitas cahaya rendah di bawah naungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Tujuan penelitian adalah memperoleh informasi pertumbuhan dan hasil buncis tegak terkait adaptasinya terhadap naungan. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB, ketinggian tempat 250 m dpl, dari bulan Oktober 2019 hingga Januari 2020. Percobaan menggunakan rancangan petak tersarang dua faktor dengan empat ulangan. Faktor pertama tiga taraf naungan, yaitu 0, 25, dan 50%. Faktor kedua buncis tegak varietas Balitsa 2, Balitsa 3, dan buncis rambat Lebat 3 sebagai pembanding. Hasil menunjukkan ketiga varietas buncis baik tipe pertumbuhan tegak maupun rambat dapat ditanam di bawah naungan dengan naungan terbaik 25%. Tanaman buncis di bawah naungan 25% mampu mempertahankan jumlah daun, jumlah cabang, mempercepat umur berbunga, dan mempertahankan komponen hasil tetap optimal. Naungan pada buncis tegak meningkatkan tinggi tanaman dan diameter batang sehingga resiko rebah menurun. Varietas buncis tegak terbaik yang dapat tumbuh di dataran rendah adalah Balitsa 3 karena tanaman lebih tinggi, diameter batang besar, jumlah daun dan cabang lebih banyak, berbunga lebih cepat, serta komponen hasil besar. Kata kunci: adaptasi, Balitsa, buncis tipe tegak, intensitas cahaya
Buncis tegak (Phaseolus vulgaris L.) memiliki potensi dibudidayakan pada dataran rendah dengan kondisi suhu yang lebih tinggi. Pemberian naungan diharapkan dapat menurunkan suhu lingkungan tetapi informasi dampak morfo-anatomi pada daun buncis ternaungi masih terbatas. Tujuan penelitian adalah memperoleh informasi karakter daun buncis tegak sebagai respon adaptasi intensitas cahaya rendah. Lokasi Penelitian di Kebun Percobaan Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB, ketinggian lokasi 250 m dpl, dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 sampai dengan Januari 2020. Desain percobaan Rancangan Petak Tersarang dua faktor empat ulangan. Faktor pertama net dengan intensitas menahan cahaya 25%, dan 50%, serta tanpa naungan (0%) sebagai kontrol. Faktor kedua yaitu buncis tegak varietas Balitsa 2, Balitsa 3, dan buncis rambat Lebat 3 sebagai pembanding. Hasil menunjukkan bahwa dengan menurunnya intensitas cahaya, maka luas daun meningkat, tebal daun dan tebal palisade menurun, jumlah stomata dan kerapatan stomata menurun. Hasil analisis pigmen menunjukkan daun buncis yang mendapat intensitas cahaya rendah cenderung beradaptasi untuk mengefisiensikan penangkapan cahaya dengan meningkatkan jumlah klorofil a, klorofil b, total kloroil, dan menurunkan nisbah klorofil a/b daun. Sedangkan pembentukan antosianin di bawah naungan menurunkan kemampuan efisiensi penangkapan cahaya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.