<p>This paper aims to design and simulate an Electrical Permanent Magnet Generator (EPMG) for rural area wind power plant. The generators available in the market mostly are a kind of high speed induction generator which requires high rotational speed and an electricity to generate a magnetic field. In this project, a radial flux generator is designed to have a low speed rotation using permanent magnet type Neodymium Iron Boron (NdFeB). Software used for designing is Finite Element Method (FEM) Magnet software basis. The model also examined with Simulink/Matlab environment. Extensive modifications are applied to get optimum result by changing generator diameter, number of coils, the copper wire diameter, number of poles, and used slots. The simulation results obtained generator speed 500rpm, the average series voltage is 145 Vrms, the generator requires 18cm diameter, number of turn for each coil is 55, diameter of the copper wire used is 0.6mm, and number of poles is 8 pairs and 12 unit slots.</p>
Abstrak-Sel surya atau sering disebut energi photovoltaic (PV) adalah energi yang saat ini popular karena PV yang sangat ramah terhadap lingkungan tetapi dalam pengaplikasiannya secara konvensional sistem PV juga banyak mengalami kekurangan terutama terhadap efisiensi daya keluaran yang terbilang rendah. salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap efisiensi daya sistem PV yaitu pada bagian konverter DC-DC. Konverter DC-DC sebagai sumber daya sistem elektronika yang dapat ditingkatkan efisiensinya dengan cara mengganti dioda pada konverter DC dengan MOSFET. MOSFET dapat mengurangi rugi konduksi pada konverter DC sinkron karena rugi daya konduksi MOSFET lebih rendah dari rugi daya konduksi dioda. Pada perancangan ini sistem PV menggunakan konverter DC tipe penurun tegangan dengan menggunakan metode MOSFET sinkronisasi untuk menggantikan dioda pada rangkaian konverter DC tipe penuru tegangan atau juga disebut dengan synchronous buck converter. Kemudian akan dibandingkan efisiensi daya antara synchronous buck converter dengan non-synchronous buck converter. Pada sistem PV menggunakan synchronous buck converter efisiensi daya yang dihasilkan ialah mencapai 98.47%, sedangkan efisiensi daya yang dihasilkan pada non-synchronous buck converter disistem PV lebih rendah ialah 96.81%. Ini membuktikan bahwa rugi konduksi pada MOSFET lebih rendah dibandingkan dengan rugi konduksi pada dioda. Kata Kunci : DC Konverter, Efisiensi daya , MOSFET sinkronisasi, Photovoltaic (PV)
Photovoltaics are becoming very popular, because the system does not produce pollution and can be installed anywhere, including in remote areas. However, in the use of photovoltaic found some common problems, it is difficult to get maximum and stable power. Therefore, to overcome these problems using Maximum Power Point Tracking method. On a photovoltaic system it is necessary to determine which converter will be used to increase the power output of the photovoltaic. The design of MPPT using gray wolf optimization algorithm that can track the output power quickly and reduce the oscillation in photovoltaic system. The result of the maximum power tracker using the gray wolf optimization algorithm is better than the incremental conductance algorithm of up to 0,4 s. Converters are used using soft - switching buck converter method to overcome the power losses that often arise in PV systems. The result of power output using soft-switching buck converter is greater than using buck converter. When comparing the efficiency of photovoltaic systems using the gray wolf optimization algorithm increases from using the incremental conductance algorithm.
Motor induksi tiga fasa merupakan peralatan penggerak yang paling banyak digunakan dalam dunia industri karena mempunyai konstuksi yang kuat dan sederhana. Dalam pengaturan kecepatan pada motor induksi tiga fasa diperlukan adanya inverter sebagai alat yang berfungsi untuk megatur kecepatan motor dengan mengubah nilai frekuensi. Untuk mengatur nilai frekuensi yang sesuai pada inverter dibutuhkan suatu krontroler, salah satu kontroler yang paling banyak digunakan adalah kontroler PID. Nilai parameter kontrol yang ada pada kontroler PID sangat berpengaruh terhadap respon kecepatan motor, sehingga diperlukan sebuah metode pencarian yang mana digunakan GA dalam penentuan parameter kontrol PID. Penentuan parameter kontrol PID menggunakan GA dilakukan dengan lima jangkauan pembatasan pada nilai pembangkitan individu sehingga didapatkan berbagai macam nilai yang berbeda-beda dan diharapkan sesuai dengan respon kecepatan yang diinginkan. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan diketahui bahwa respon kecepatan motor setelah diberikan kontroler PID berbasis GA dapat mencapai kecepatan referensi 120 rad/s dengan kecepatan aktual saat beban 100 Nm sebesar 120,1 rad/s sehingga didapatkan ess 0,083%.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.