The growing human population results in an increase in energy needs and consumption. Energy is one of the basic needs of human life. An example of this case is the increase in the need for fuel. Biomass is an alternative energy source that is processed from solid waste and used as a fuel source. In this study, researchers used coconut dregs charcoal and tapioca flour as materials and went through several processes. The first was the drying process of raw materials (coconut dregs). The second was the carbonization process of coconut dregs which took about 1 hour until the dregs turned into black like charcoal. The third was the process of grinding and filtering. The fourth was the process of mixing adhesive materials and molding briquettes. The fifth was the drying process using an oven with a temperature of 100°C. The sixth was the drying process and determining the quality of briquettes based on moisture content, ash content, and density. The percentage composition between coconut dregs charcoal and tapioca flour as adhesives was set into several formulas starting from formula 1 to formula 6. In the measurement of moisture content with the ASTM D-3173-03 standard, the researchers obtained the lowest moisture content value of 4.459 and a highest moisture content value of 13.216. Meanwhile, in the measurement of ash content with the ASTM D-3174-04 standard, the researchers obtained the lowest value of 4.459 and the highest value of 10.113. Furthermore, in the measurement of the density, the researchers obtained the lowest value of 0.521237 and the highest value of 0.970579.
<p>Teknik mengolah limbah cair tahu agar menjadi energi alternatif biogas yang ramah lingkungan dan memberikan efek ekonomi yang baik bagi pabrik tahu dan masyarakat di sekitar pabrik tahu. Cairan limbah tahu merupakan komponen yang berbahaya jika dibuang secara sembarangan ke lingkungan karena dapat menimbulkan bau busuk, penyakit dan mencemari air, juga pemicu gas rumah kaca, agar limbah tahu tersebut tidak mencemari lingkungan dan lebih bermanfaat maka limbah tersebut perlu diolah menjadi energi alternatif salah contohnya adalah biogas. Dengan mengkonversi limbah cair pabrik tahu menjadi biogas, pemilik pabrik tahu tidak hanya berkontribusi dalam menjaga lingkungan tetapi juga meningkatkan pendapatannya dengan mengurangi konsumsi bahan bakar pada proses pembuatan tahu. Melalui kegiatan pengolahan limbah cair tahu sebagai energi alternatif biogas di pabrik tahu usaha maju pangan suplai kelurahan palmerah jakarta barat diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi pengurus, karyawan dan masyarakat di sekitar pabrik tahu mengenai bahaya penggunaan limbah cair tahu bagi kesehatan serta bahaya pembuangannya bagi lingkungan.</p>
One of the zeolite producing areas in Indonesia is Sukabumi. Natural zeolite originating from Sukabumi is composed of three main types of minerals: mordenite, clinoptilolite, and quartz. Zeolite as a catalyst can be improved by carrying out physical and chemical activation processes. Physically the catalyst can be activated by reducing the size of the zeolite through the grinding and sieving method. This physical activation process can increase the surface area of the zeolite. In this study, variations in the size of zeolite 80 mesh and 100 mesh were carried out that chemically activated by the acid activation method through immersion of natural zeolite with HCl and HF from this acid activation process it will increase the acidity of the zeolite. Measurement of functional groups and chemical compounds in activated zeolite using XRF and FTIR. The results of XRF analysis showed that the SiO2 content in 80 mesh zeolite was 69.5% and in 100 mesh zeolite was 82.1% and the FTIR analysis showed the presence of the C-H alkene functional group at a wavelength of 675-995 cm-1, ring C-H aromatic at a wavelength of 690-900 cm-1, C-O alcohol/ether/carboxylic acid/ester at wavelength 1610-1680 cm-1, functional group C=C alkene 1610-1680 cm-1, the O-H functional group is carboxylic acid at a wavelength of 3500-3650 cm-1 and an alcohol monomer/phenol O-H functional group at a wavelength of 3590-3650 cm-1.
Lokasi Kecamatan Wates terletak di Kabupaten Blitar bagian Selatan yang memiliki satuan morfologi perbukitan sedimen dengan bukit bergelombang dan kemiringan landai yaitu antara 10-30% yang membentuk punggung bukit tidak teratur.Metode desk study merupakan suatu metode yang dilakukan untuk mengumpulkan data maupun informasi secara sekunder. Pada data sekunder dilakukan analisis tumpang susun (overlay) dengan Sistem Informasi Geografis (SIG).Hasil penelitian ini berupa peta rawan gerakan tanah, peta ini diperoleh dari overlay antara beberapa peta, yaitu peta geologi, peta curah hujan, peta topografi, peta kemiringan lereng, dan peta pengembangan lahan. Dari hasil overlay tersebut diperoleh proses penggabungan beberapa peta tematik dengan area yang sama dan menghamparkan satu dengan yang lain untuk membentuk satu layer peta baru yang memberikan informasi mengenai beberapa lereng, mulai dari lereng 15%-20%hingga lereng >40%, dengan curah hujan antara 1500-2000 mm/tahun hingga >2000 mm/tahun. Daerah tersebut di kelompokkan menjadi zona gerakan tanah rendah, sedang dan tinggi. Warna hasil overlay peta ditentukan oleh besar intensitas pixel penyusunnya. Warna ini diperoleh dari besar kecilnya intensitas cahaya yang ditangkap oleh sensor. Karena intensitas cahaya di alam (gradasi intensitas analog) tidak terbatas dan belum ada alat yang mampu menangkap seluruh gradasi warna sehingga dilakukan proses kuantisasi yaitu suatu proses transformasi intensitas analog yang bersifat kontinu ke daerah yang memiliki intensitas diskrit.
Salah satu metode bioelektromagnetik yang dapat digunakan untuk mengamati sinyal magnetik dalam jaringan hidup yaitu metode balur, metode balur adalah pengembangan dari metode kerikan, pilisan, atau baluran dengan cuka aren dicampur bawang. Balur bertujuan untuk mendetoksifikasi gas atau proses pengeluaran racun yang berupa radikal bebas dan gas merkuri melalui kulit. Studi penentuan karakter magnetik obat dan limbah balur dapat diamati dari sistem atom yang memiliki momen magnetik permanen. Tingkat energi dari sistem magnetik ini dipengaruhi oleh atom dan medan sekitarnya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa di dalam sampel obat dan limbah balur memiliki sifat paramagnetik. Sifat paramagnetik ini dapat menunjukkan karakter magnetik dalam obat dan limbah balur, hal ini ditunjukkan oleh adanya perbedaan nilai faktor-g pada obat acetosal dan benzoquinon sebesar 5,979 dan 6,597, sedangkan pada limbah balur acetosal benzoquinon sebesar 5,225 dan 5,455. Nilai g yang diperoleh dari obat dan limbah balur tersebut memiliki sifat radikal yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan nilai g pada radikal bebas dan radikal Hg yaitu sebesar 2,00232 dan 4 - 4,5, nilai g yang tinggi ini mengindikasikan obat dan limbah balur bersifat reaktif. Perbedaan nilai g pada obat dan limbah balur ini disebabkan oleh adanya interaksi antara obat dan tubuh pasien yang dibalur.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.