ABSTRAKLimbah yang berasal dari aktifitas manusia diindikasikan mengandung logam berat Besi dan Seng yang berasal dari industri, PLTU, pelabuhan Tanjung Mas Semarang dan kegiatan rumah tangga di sekitar perairan Tambak Lorok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar logam berat Besi dan Seng pada sedimen, dan jaringan lunak kerang hijau (P. viridis) di perairan Tambak Lorok, Semarang. Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 14 Oktober 2016 dan 06 Maret 2017 sampel yang di ambil berupa air, sedimen dan biota kerang hijau dan pengukuran kualitas perairan. Penentuan titik sampling berdasarkan kebiasaan nelayan mengambil ataupun membudidayakan kerang hijau dengan membagi menjadi tiga stasiun dengan jarak antar stasiun satu dan stasiun dua yaitu kisaran ±500 meter kemudian jarak dari stasiun dua dengan stasiun tiga yaitu kisaran ±1 km. Untuk mengetahui kadar logam berat menggunakan metode SNI atau APHA yaitu AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Hasil penelitian menunjukan kadar logam berat besi pada air yaitu <0,001 hingga 0,062 dan seng kisaran <0,001 - 0,009 mg/l, sedangkan untuk sedimen dengan rerataan (Fe) 50498,5 mg/kg hingga 55616,3 mg/kg kemudian kandungan logam berat sedimen rataan (Zn) 69,51 mg/kg hingga 403,45 mg/kg, selanjutnya untuk kadar logam berat yang terdapat pada jaringan lunak kerang hijau adalah (Fe) 102,52 mg/kg hingga 129,72 mg/kg dan (Zn) 13,75 mg/kg hingga 62,84 mg/kg. Hasil yang didapat menggambarkan bahwa sampel yang sudah di analisis bernilai fluktuatif. Kata kunci: Pesisir; Logam Berat; Fe; Zn; Sedimen; Kerang Hijau; AirABSTRACKThe waste that originated from human activities is indicated in having the content of Iron (Fe) and Zinc (Zn) from the industry, coal fired steam power plant (PLTU), Tanjung Mas Semarang harbour and household activities near the coastal area of Tambak Lorok. This study aims to know the condition of Iron (Fe) and Zinc (Zn) in the sediment and soft tissue of mussels (Perna viridis) at Tambak Lorok waters, Semarang. The sampling has been done on 14th October 2016 and 6th March 2017. The sampling is taken from water, sediment, mussels biota and waters quality measurement. The points of sampling are determined based on fishermen customs in taking and cultivating mussels, also divided to three stations with the distance of the first to the second station is around 500 meters, the distance of the second to the third station is around 1 kilometers. The content of Iron (Fe) and Zinc (Zn) is known by using SNI or APHA methods, that called as AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). The result shows that the content of Iron (Fe) in water is <0,001 to 0,062, and Zinc (Zn) is <0,001 to 0,009 mg/l, while for the sediment with rerataan is (Fe) 50498,5 mg/kg to 55616,3 mg/kg and the content of sediment rerataan metal (Zn) is 69,51 mg/kg to 403,45 mg/kg, and next the content of metal in soft tissue of mussels is (Fe) 102,52 mg/kg to 129,72 mg/kg and (Zn) is 13,75 mg/kg to 62,84 mg/kg. Key words: Costal Area; Meta;, Fe; Zn; Sediment; Mussels; Water
Secara alamiah konsentrasi zat hara dalam perairan bervariasi untuk masing-masing bentuk senyawanya, termasuk nitrat dan fosfat. Namun dalam kondisi tertentu dapat terjadi keadaan di luar batas yang dinyatakan aman untuk kategori perairan tertentu. Peranan nitrat dan fosfat yang terkandung didalam sedimen yang ada di sungai atau muara adalah sebagai unsur penting bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup organisme didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan nitrat dan fosfat dalam air pori sedimen antara sungai dan muara Sungai Wedung Demak. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 – 29 Juni 2013 di Perairan Sungai Wedung Demak. Pengambilan sampel dilaksanakan sekali setiap 1 minggu.Metode penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Metode pengambilan air pori sedimen dan kualitas air dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB dan siang hari sekitar pukul 12.30 WIB. Titik sampling terdiri dari dua ekosistem yaitu sungai dan muara. Setiap ekosistem terdapat tiga titik sampling. Analisa kandungan nitrat dan fosfat menggunakan metode Hach Programme. Pengukuran kualitas air meliputi salinitas, suhu, oksigen terlarut, pH, dan kecerahan. Analisa data menggunakan uji Independent-Sample T Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kandungan unsur hara pada air pori sedimen di sungai maupun muara Sungai Wedung Demak. Oksigen terlarut, suhu, pH, dan kecerahan adalah faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kandungan nitrat dan fosfat pada air pori sedimen.
Pulau Menjangan Kecil berada di perairan Laut Jawa tepatnya di Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara. Perairan Menjangan Kecil memiliki keindahan alam bawah laut yang menarik dan memiliki potensi perikanan yang menyebabkan perairan ini menjadi tempat untuk dilaksanakannya penelitian. Salah satu contoh hasil perikanan dari Perairan Menjangan Kecil yang bisa diandalkan adalah Teripang Keling. Teripang Keling (Holothuria atra) merupakan spesies yang mudah dikenal dan seringkali menjadi spesies yang dominan dalam suatu ekosistem, karena memiliki warna tubuh hitam, kulit tubuhnya licin dan tebal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kematangan gonad Holothuria atra dan mengetahui pengaruh parameter fisika, kimia terhadap kematangan gonad Holothuria atra di Perairan Menjangan Kecil, Karimunjawa. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2017 di Perairan Menjangan Kecil, Karimunjawa. Metode yang digunakan adalah metode observasi, yaitu kegiatan mengamati sampel secara langsung. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan melalui pengamatan langsung di lapangan dan analisis di laboratorium. Data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah dan warga sekitar Pulau Menjangan Kecil, Karimunjawa. Penelitian ini dilakuan pada 4 stasiun dan 12 titik. Hasil pengamatan tingkat kematangan gonad Holothuria atra tergolong pada tahap perkembangan dan pengaktifan. Tingkat salinitas 34 ppt, suhu berkisar 29 – 31 ̊C, pH 8 dan kedalaman antara 63 – 124 cm. Menjangan Kecil Island was located in Java Sea precisely in District Karimunjawa, Jepara, Central Java. Menjangan Kecil Island has an attractive natural underwater beauty and has fishery potential that causes these waters to be a place for conducting research. One example of fishery products from Menjangan Kecil Island that can be relied was Lollyfish. Lollyfish (Holothuria atra) was a species that was easy to recognized and it’s dominant species in ecosystem, because it has a black body, skin of the body slippery and thick. The purpose of this study was to determine the maturity rate of gonad Holothuria atra and to explain the influence of physical, chemical parameters on the maturity of the gonad Holothuria atra in Menjangan Kecil Island, Karimunjawa. This research has been done in May 2017 at Menjangan Kecil Island, Karimunjawa. The method used was observating method. This research used primary data and secondary data. Primary data were obtained through direct field observating and laboratory analysis. Secondary data obtained from government agencies and residents around Menjangan Kecil Island, Karimunjawa. This research was conducted in 4 stations and 12 points. The maturity level of the Holothuria atra gonad was classified as the stage of development and activation. The salinity level was 34 ppt, the temperature ranges from 29 - 31 ̊C, pH 8 and the depth of sea water was between 63 - 124 cm.
ABSTRAKEmisi CO2 yang terakumulasi di atmosfer menyebabkan terjadinya perubahan iklim secara global. Untuk mengurangi dampak perubahan iklim, salah satu upaya yang dapat dilakukan saat ini adalah meningkatkan penyerapan karbon dan/atau menurunkan emisi di atmosfer. Ekosistem mangrove memiliki fungsi ekologis sebagai pereduksi karbon melalui proses sekuestrasi (C-sequestration). Tujuan dari penelitian ini untuk menghitung kerapatan, kandungan karbon dan serapan CO2 serta mengetahui hubungan korelasi kerapatan mangrove dengan kandungan karbon pada tegakan mangrove. Penelitian dilakukan dengan metode non-destructive sampling menggunakan persamaan alometrik. Pendekatan persamaan alometrik yang digunakan yaitu model alometrik biomassa pohon untuk jenis atau tipe ekosistem mangrove yang sudah tersedia atau dikembangkan di lokasi lain. Hasil pengukuran menunjukkan kerapatan tegakan mangrove di area tanam tahun 2004, 2007, dan 2010 adalah 1460 individu/ha, 1868 individu/ha, dan 2128 individu/ha. Biomassa pada area tanam tahun 2004 sebesar 206,77 ton/ha (103,39 ton C/ha, dan menyerap 379,09 ton CO2/ha). Area tanam tahun 2007 memiliki biomassa 293,73 ton/ha (146,86 ton C/ha, dan menyerap 538,50 ton CO2/ha), dan area tanam tahun 2010 memiliki biomassa 260,02 ton/ha (130,01 ton C/ha, dan menyerap 476,67 ton CO2/ha). Berdasarkan hasil penelitian, kerapatan jenis dan umur tegakan mangrove merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya biomassa. Hasil uji regresi-korelasi menunjukkan, perubahan kerapatan mangrove akan berpengaruh secara signifikan pada ekosistem mangrove dalam menyimpan karbon dan menyerap CO2 dari atmosfer. Kata Kunci: Mangrove, biomassa, karbon, kerapatan jenis ABSTRACTEmissions of CO2 that accumulated in the atmosphere causes global climate change. To reduce the impact of climate change, one of the efforts is increased carbon sequestration. The mangrove ecosystem has ecological function as reducing carbon through sequestration process (C-sequestration). Aimed of this research to calculate the density, carbon content and absorption ability CO2 as well as knowing the correlation of mangrove density with carbon sequestration in mangrove. The method used in this research is use non destructive sampling method with allometric equation. The approach allometric equations were used that tree biomass allometric models for the type or types of mangrove ecosystems that are already available or developed in other locations. The measurement results of mangrove density in planting area 2004, 2007 and 2010 were 1,460 individuals/ha, 1868 individuals/ha, and 2128 individuals/ha. Biomass at the planting area in 2004 amounted to 206.77 ton/ha (103.39 ton C/ha, and absorbs 379.09 ton CO2/ha). Planting area in 2007 have biomass 293.73 ton / ha (146.86 ton C/ha, and absorbs 538.50 ton CO2/ha), and the planting area in 2010 have biomass 260.02 ton/ha (130.01 ton C/ha, and absorbs 476.67 ton CO2/ha). Based on the research results, the density of mangrove species and age are factors that influence the amount of tree biomass. The results of regression-correlation analysis showed, if mangrove density change significantly, it can influence the mangrove ecosystem in carbon sequestration and absorb CO2 from the atmosphere. Keywords: Mangrove, biomass, carbon, mangrove density
Kualitas air merupakan salah satu faktor penting dalam budidaya, walaupun ikan lele mampu bertahan hidup dalam kondisi kualitas air yang buruk namun keadaan itu akan berpengaruh pada pertumbuhannya. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekoenzim terhadap kualitas air pada pembesaran ikan lele. Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2018 di Laboratorium Pengelolaan Sumberdaya Ikan dan Lingkungan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro,Semarang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen di laboratorium dengan menggunakan desain penelitian yaitu rancangan acak lengkap (RAL). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 4 perlakuan yaitu kontrol, 0,1 ml/L, 0,5 ml/L, dan 1 ml/L dengan 3 pengulangan. Pada penelitian ini menggunakan analisis data one way Anova dengan menggunakan data konsentrasi amoniak dan nitrit sedangkan konsentrasi DO, pH, temperature , dan Pertubuhan menggunakan analisis deskriptif. Hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata hasil konsentrasi amoniak dan nitrit dengan konsentrasi ekoenzim yang berbeda. Jadi pemberian ekoenzim di media pemeliharaan ikan lele menunjukan hasil yang baik untuk proses budidaya namun masih kurang baik untuk pertumbuhan ikan lele tersebut, karena didapatkan hasil pertumbuhan ikan lele cenderung lambat. Water quality is an important factor in cultivation, although catfish are able to survive under poor water quality conditions but the situation will affect its growth. In this study aims to determine the effect of eczymes on water quality in the enlargement of catfish. The study was conducted in April - May 2018 at the Fish and Environmental Resource Management Laboratory, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Diponegoro University, Semarang. The method used in this study is an experimental method in the laboratory using a research design that is a completely randomized design (CRD). This research was conducted by using 4 treatments, namely control, 0.1 ml / L, 0.5 ml / L, and 1 ml / L with 3 repetitions. In this study used one way Anova data analysis using ammonia concentration data and nitrite concentration while DO, pH, temperature, and Growth using descriptive analysis. The results of the data analysis that has been carried out show that there is no difference in the average yield of the concentration of ammonia and nitrite with different eczene concentrations. So ekoenzim peberian in catfish breeding media showed good results for the cultivation process but still not good for the growth of catfish, because the results obtained growth of catfish tend not slow.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.