Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Salmonella typhi, yang menempati urutan pertama penyakit pada pasien rawat inap di Jawa Barat. Salah satu tata laksana penyakit ini adalah dengan pemberian antibiotik yang penggunaannya perlu dievaluasi untuk menjamin mutu dan efektivitas terapi demam tifoid, meliputi tepat indikasi, obat, dosis, dan lama penggunaan (4T), serta potensi interaksi obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid di Kabupaten Garut. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan pengumpulan data secara retrospektif dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian pada 705 kasus, didapatkan data 96,88% tepat indikasi, 58,27% tepat obat, 63,32% tepat dosis, 49,75% tepat lama pemberian, dan terdapat 2,78% potensi interaksi yang moderat (0,29% secara farmakokinetik dan 2,48% secara farmakodinamik). Antibiotik sefotaksim, seftriakson, dan tiamfenikol merupakan tiga antibiotik terbanyak yang digunakan sebagai pilihan terapi demam tifoid di Kabupaten Garut. Kata kunci: Antibiotik, demam tifoid, evaluasi penggunaan obat, Kabupaten Garut.
Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) is a major cause of nosocomial infections throughout the world and can be life-threatening as well. This study aimed to determine the antibacterial activity of Bandotan (Ageratum conyzoides L) leaves ethanolic extract against MRSA's growth. Ageratum conyzoides leaves were extracted by ethanol and screened for their phytochemical constituent. Ethanolic extracts of A. conyzoides leaves were evaluated for their potential antibacterial activity using disc diffusion assay. The minimum inhibitory concentration (MIC) value was determined using the agar dilution method. Phytochemical screening shows that the extracts contain alkaloids, flavonoids, saponins, tannins, and steroids or triterpenoids. Ageratum conyzoides leaves extract shows a 25.1 mm inhibitory zone at 12.5% extract concentration with MIC value equivalents to 4.46 x 10-6 g of gentamicin. This study concludes that A. conyzoides leaves ethanolic extracts have potential antibacterial activity against MRSA.
Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan ?-glikosidik. Pati terdiri dari butiran-butiran kecil yang disebut granula. Pati termodifikasi merupakan pati telah mengalami perubahan sifat menjadi lebih baik dari pati alaminya. Pemanfaatan pati lokal seperti umbi taka (Tacca leontopetaloides (L.) Kuntze) sebagai alternatif tepung komposit (umbi taka : tepung terigu) untuk mengurangi ketergantungan pada tepung terigu¹. Mengenai pengaruh modifikasi pati taka (Tacca leontopetaloides (L.) Kuntze) dengan menggunakan komponen minyak jahe. Salah satu pemanfaatan pati umbi taka tersebut dapat dibuat menjadi bahan pangan seperti biskuit. Hampir semua bahan pangan tercemar oleh berbagai mikroorganisme dari lingkungan sekitar seperti Esherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Kapang Khamir. Penelitian ini bertujuan untuk memastikan bahwa produk biskuit taka memenuhi persyaratan kualitas biskuit.Berdasarkan penelitian ini, karakteristik biskuit umbi taka menghasilkan kadar air sebesar 4.567%, kadar abu sebesar 1.396%, kadar protein sebesar 8.718%, karbohidrat sebesar 75.28%, dan kandungan kalori sebesar 417.99 dan jumlah bakteri Salmonella sp dan Escherichia coli 0 cfu. Hasil pengujian AKK dan ALT yang memenuhi persyaratan SNI biskuit 2011 adalah ALT dosis 7 kGy, AKK tanpa iradiasi dan iradiasi 7 kGy pada H-0 dan H-30 yaitu ? 104 dan yang tidak memenuhi persyaratan adalah ALT dosis 7 kGy H-60 dan tanpa iradiasi pada H-0, H-30, H-60 yaitu ? 104.
Daun cincau merupakan bagian tanaman yang umumnya digunakan secara tradisional yaitu dijadikan agar-agar, namun cara tradisional tersebut menyebabkan pembuatan dan kegunaan daun cincau menjadi sangat terbatas. Oleh karena itu, perlu adanya pemikiran suatu formulasi untuk mengolah bahan alam menjadi bentuk sediaan yang dapat digunakan secara praktis. Telah dilakukan penelitian tentang tablet hisap dari ekstrak etanol daun cincau hijau (Premna oblongata Miq) sebagai antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah membuat tablet hisap ekstrak etanol daun cincau hijau (Premna oblongata Miq) yang memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia dan memiliki aktivitas antioksidan. Tablet hisap dibuat dengan menggunakan metode granulasi basah dan dilakukan variasi pengisi manitol-sukrosa dari ketiga formula yaitu pada konsentrasi F1 (75%:25%), FII (50%:50%), dan FIII (25%:75%). Evaluasi tablet hisap meliputi uji organoleptik, keseragaman bobot, keseragaman ukuran, friabilitas, friksibilitas, dan kekerasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga formula tersebut pada formula 2 dan formula 3 yang telah memenuhi persyaratan Farmakope Indonesi Edisi IV. Hasil uji aktivitas antioksidan tablet hisap ekstrak etanol daun cincau hijau bersifat aktif sebagai antioksidan dengan nilai IC50 pada formula I, II, dan III berturut-turut yaitu 52,536 ppm, 59,911 ppm, dan 71,151 ppm, sedangkan IC50 Vitamin C yaitu 8,622 ppm.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.