Indicator of coffee resistance to leaf rust attack (Hemileia vastatrix) is needed to select superior coffee plants resistant to biotic stress. This study aims to find the relationship between the content of secondary metabolites and the intensity of leaf rust attack, so that it becomes a reference in the selection of future coffee plants. The experimental design used was a completely randomized design (CRD) with several coffee clones as a treatment. This test tested 5 Arabica coffee clones consisting of Komasti, Maragogik, Usda, Andong sari, and HDT clones. Each consists of 3 replications, and each replication consists of 2 sample plants. Observations were made by observing the intensity of the attack, and plant metabolites such as phenolic content, flavonoids and antioxidant activity were observed when the leaves had been attacked by Hemileia vastatrix. Correlation of leaf rust attack levels with phenolic content, flavonoids and antioxidant activity showed a relationship between each observation variable. Flavonoid content in certain conditions can be used as an indicator to get Arabica coffee plants that are resistant to the attack of leaf rust.
Biji tanaman Vanili (V.planifolia) merupakan produk tanaman perkebunan yang dapat dimanfaatkan sebagai campuran produk makanan dan industri. Dalam pengembangannya petani vanili melakukan perbanyakkan dengan cara stek. Proses stek tanaman vanili memiliki kendala dalam hal serangan patogen dan lamanya pertumbuhan, sehingga perbanyakan secara stek dinilai tidak dapat memenuhi permintaan bibit. Kultur jaringan merupakan teknologi yang dapat mengatasi permasalahan pada proses perbanyakan vanili. Penelitian berlangsung di bulan Januari – Juni 2022 di Universitas Jember Kampus Bondowoso dengan tujuan mengetahui respon terhadap penambahan hormon. Rancangan RAL digunakan dengan 2 faktor berupa BAP dan 2,4-D yang dikombinasikan. 3 taraf konsentrasi BAP yang diujikan yaitu 0 ppm (K1); 0,5 ppm (K2); dan 1 ppm (K3). Pengujian 2,4-D juga menggunakan 3 taraf mulai dari konsentrasi 0,5 ppm (D1), 1 ppm (D2) dan 1,5 ppm (D3). Hasil data kemudian dianalisa menggunakan anova dengan taraf 5% dan pengujian berdasarkan taraf 5% DMRT. Hasil olah data menunjukkan interaksi yang berbeda nyata terhadap perlakuan. Perlakuan tanpa hormon memiliki pembentukkan tunas lebih lama dan kombinasi 2,4-D dengan konsentrasi lebih tinggi menyebabkan penghambatan dalam pemanjangan tunas. Perlakuan K2D1 berdasarkan variabel pengamatan merupakan hormon yang memiliki respon terbaik.
Buncis menjadi salah satu jenis sayuran yang sering dikonsumsi masyarakat Indonesia. Umumnya buncis dikonsumsi dalam bentuk polong segar, biji kering, kecambah, maupun daun mudanya. Tahun 2016 terjadi penurunan dari 26.076 ton menjadi 25.084 ton dan pada tahun 2018 naik menjadi 25.965 ton. Penurunan produksi buncis disebabkan oleh buruknya kondisi lahan akibat penggunaan pupuk anorganik secara massif. Kombinasi pemberian pupuk anorganik dan pupuk hayati dinilai mampu mendukung tingkat produktivitas tanaman Buncis. Penelitian ini dilakukan secara faktorial dengan pola dasar RAK (Rancangan Acak Kelompok) dengan dua perlakuan dan tiga ulangan. Faktor utama yaitu konsentrasi pupuk hayati dan dosis pupuk ZA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Panjang akar buncis terbaik pada perlakuan B2Z1 (Bioboost 40ml/l dan ZA 7,5 g/tan) dan volume akar buncis terbaik pada perlakuan B1Z2 (Bioboost 20 ml/l dan ZA 15 g/tan), (2) Konsentrasi pupuk hayati Bioboost (B) menunjukkan hasil berbeda tidak nyata pada semua variabel pengamatan, kecuali pada variabel panjang akar dan volume akar tanaman dan (3) Dosis pupuk ZA (Z) menunjukkan hasil berbeda tidak nyata pada semua variabel pengamatan, kecuali pada variabel panjang akar dan volume akar tanaman.
Propagation of vanilla plants is generally using vegetative methods like cuttings. The use of external growth regulators can support the growth of nurseries. Phosphate solubilising bacteria and potassium solubilising bacteria as plant growth promoting rhizobacteria are producing microbial IAA. This study used auxin in synthetic IAA combined with IAA microbes from phosphate solubilising bacteria and potassium solubilising bacteria. This study aimed to determine the effectiveness of each microbe at each dose of synthetic IAA that was applied. The study was conducted from November 2021-April 2022 in the Biological Soil Laboratory and Greenhouse University of Jember. The research uses a randomised block design with three replications with the factorial arrangement. The first factor was organic matter which was enriched with bacterial isolate (B0 = control, B1 = BPF isolate, and B2 = BPK isolate). The second factor was concentration of IAA (A0 = 0 mg.l-1, A1 = 100 mg.l-1, and A2 = 200 mg.l-1). The data were analysed by ANOVA and further tested with Duncan Multiple Range Test (DMRT) with a 95% confidence level. The results showed that treatment of synthetic IAA affects the parameters of length and volume of adventitious roots, which are effective in helping to supply nutrients with the best treatment at a concentration of 200 ppm. Meanwhile, enrichment of media with isolates of phosphate solubilising bacteria and potassium solubilising bacteria gave a better effect than control on the observation of tendril length, number of leaves, number of adventitious roots and taproots, length of adventitious roots and taproots, the volume of adventitious roots and taproot, and fresh weight of vanilla seedlings.
Petani kopi Arabika umumnya menanam kopi menggunakan bibit cabutan sebagai bahan tanam. Teknik sambung stek merupakan teknik perbanyakan kopi yang daianggap lebih efisien oleh beberapa kebun komersial di Indonesia. Proses pembibitan hanya membutuhkan waktu 3-4 bulan sedangkan masa tunggu hingga panen pertama cukup menunggu 3 tahun masa TBM (tanaman belum menghasilkan). Pemanfaatan sumber auksin dalam hal proses stek tanaman umum dilakukan, namun untuk dibandingkan dengan beberapa sumber auksin alami masih belum banyak ditemui. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh beberapa sumber auksin alami maupun sintetis dalam proses pembibitan kopi dengan metode sambung stek. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap satu faktor yaitu perendaman bibit sambung stek pada larutan yang terdiri dari: Aquades (Kontrol/H1); ekstrak tauge (H2); IAA 100 ppm (H3); IAA 200 ppm (H4); Urin ternak segar (H5); Urin ternak terfermentasi (H6). Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan ANOVA dan di uji lanjut dengan menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Parameter yang diamati adalah waktu awal muncul tunas, jumlah tunas harian, jumlah daun serta persentase keberhasilan proses pembibitan dilihat dari perkembangan batang atasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perendaman bibit sambung stek dengan IAA 200 ppm dan urin ternak segar memiliki persentase kematian lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya. Sedangkan perlakuan yang paling baik adalah dengan cara perendaman dengan urin ternak terfermentasi dengan indikator pembentukan tunas lebih optimal.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.